Mentari mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Hawa dingin tersapu perlahan oleh kehangatannya. Pagi yang indah akan segera menggantikan malam yang kelam. Tidur? Mau tak mau harus diakhiri karena semua harus memulai hari mencari karunia Ilahi yang diselipkan di sela-sela usaha.
Begitupun dengan seorang gadis muda berwajah rupawan yang tengah duduk di depan rumahnya lengkap dengan seragam putih abu dan hijab yang tersemat rapi di kepalanya, kini ia sedang mengikat tali sepatu sembari menunggu seseorang.
"Kak,kenapa belum berangkat?"
Suara seorang wanita mengintrogasi.Itu Puan Fatima, ibunya Aisyah."Ini mau pigi, ma. Lagi nunggu Elsa jemput"
"Ooo,,". Wanita tersebut manggut manggut tanda mengerti.
"Kalo lama,kakak aja yang jemput dia,jangan sampe telat loh ya", ucap wanita tersebut memperingatkan.
"Iya ma ini mau ber..."
"Tiiiin....tiiin...."
Ucapan gadis itu terpotong oleh suara klakson sepeda motor yang nyaring. Disana,seorang gadis membuka kaca helm dari atas sepeda motor lalu tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya. Manis.
"Ayo princess,maap agak telat tadi ada kesalahan teknis.. Hehe". Aisyah hanya tertawa kecil,ia menyambar tas lalu menyalami mamanya.
"Kakak berangkat dulu ya ma. Jangan lupa doain kakak", ucapnya seraya tersenyum lalu berlari ke arah Elsa.
"Ayok El berangkat"
"Kita berangkat dulu ya tante.., pamit Elsa sopan.
"Iya,hati hati di jalan ya,jangan ngebut. "
"Siap ibu negara, jawab mereka kompak lalu tertawa.
..
.
Pamflet besar bertuliskan "SMA KUSUMA BANGSA" mulai terlihat. Terpasang gagah diatas gerbang tingginya. Tapi tunggu, gerbangnya sedikit lagi ditutup, Elsa dan Aisyah yang melihat dari kejauhan mulai panik.
"El,kebut El,itu gerbangnya mau ditutup", teriak Aisyah nyaring.
"Ini uda ngebut,kamu tenang bisa ga sih,kita oleng ni kalo kamu gerak gerak terus", balas Elsa tak kalah panik. Elsa menambah kelajuan motornya tepat di detik terakhir mereka berhasil masuk.
"Wuuuuo....berhasil", sorak keduanya sambil tertawa lepas menuju tempat parkir. Mereka tidak peduli siswa siswi memandang mereka di kiri dan kanan dengan tatapan heran.
"Bahagiain diri dulu,baru pikirin orang", prinsip enteng mereka.
°❇️____❇️°
Aisyah dan Elsa memasuki kelas terburu buru, di kelas sudah lumayan ramai tapi syukurlah guru belum masuk. Mereka berdua menghela nafas lega, tentunya trauma dengan keterlambatan mereka yang cukup sering terjadi dan hukuman yang selalu berganti ganti.
Entah menyapu halaman,membersihkan toilet,atau dijemur di lapangan satu jam pelajaran. Mengerikan. Tapi mereka tetap saja terlambat dan mereka sendiri tidak tau alasannya.
Aisyah melenggang menuju tempat duduknya di sudut kelas.
"Pagi queen, sapa salah satu teman lelaki di kelasnya yang lumayan tampan.
"Pagi Arsen.Cerah banget kamu hari ini jadi silau, canda Aisyah yang disambut gelak tawa seisi kelas. Arsen hanya merengut kesal tapi senang.
Aisyah duduk di kursinya,teman sebangkunya adalah sahabatnya juga, Raisa,gadis tinggi yang jelita.Saat ini, Raisa tengah sibuk dengan handphone nya, dia adalah selebgram yang lumayan populer jadi, ya, maklumlah harus stand by dengan sosmed.
Ya,mereka bertiga adalah primadona di SMA nya.Ketiganya cantik dan berprestasi, tapi memilih untuk tidak terlalu menonjolkan diri. Hanya bersekolah sebagaimana mestinya,melakukan hal gila bersama dan bercerita tentang masa depan yang dikarang-karang. Konyol memang.