5.Jalan Sama Aris

132 29 3
                                    


Semesta, jangan buat aku terjebak dengan manusia yang satu ini.
Tolong jangan merumitkan hidupku yg sudah pelik.

~Aluna.

Biasanya hari Minggu adalah hari yang biasa di gunakan kebanyakan anak muda seperti Aluna untuk pergi jalan-jalan, entah itu dengan kekasih ataupun keluarga.

Namun lain halnya dengan Aluna, hari Minggu adalah hari dimana ia di sibukkan dengan kegiatan bersih-bersih rumah, dari mulai menyapu, mengepel hingga mencuci baju.

Aluna tidak memiliki asisten rumah tangga di rumahnya, hingga Aluna harus melakukan kegiatan bersih-bersih rumahnya seorang diri.

"Huhh... akhirnya selesai juga" ucap Aluna seusai menjemur pakaian miliknya.
"Berasa jadi ibu rumah tangga tapi gaada suaminya nih gue hehe.." lanjutnya lagi di selingi kekehan.

Aluna berjalan menuju kamarnya, lalu merebahkan tubuhnya yang terasa pegal di atas kasur.

Aluna menghembuskan napasnya kasar kala mengingat ibunya yang masih bekerja di hari libur.
Aluna tau ibunya bekerja keras guna memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi Aluna juga tidak tega jika harus melihat ibunya kelelahan karena terlalu sibuk bekerja.

"Papa jahat!" Gumamnya ketika mengingat kejadian saat orang tuanya berpisah dulu.

Aluna bangkit duduk saat ia mendengar dering telponnya berbunyi.

08xxxxxxxxxxx

Terlihat nomor asing di layar benda pipih itu, tanpa berlama-lama Aluna langsung mengangkat panggilannya.

"Hallo? Ini siapa ya?" Tanya Aluna memulai percakapan terlebih dahulu.

"Assalamualaikum dulu" ucap sang penelpon, membuat Aluna malu karena lupa mengucapkan salam.
Dan itu adalah suara laki-laki.

"Ehh iya, Assalamualaikum" ucap Aluna.

"Wa'alaikumsalam" jawab lelaki itu.
Tunggu, Aluna sepertinya mengenal suara itu, Seperti tak asing lagi di telinganya.

"Ini siapa ya?" Tanya Aluna mengulang pertanyaannya di waktu awal.

"Cowok ganteng yang bakal jadi pacar lo" jawab si penelpon membuat Aluna mengerutkan keningnya.

Aris. Nama itulah yang muncul di pikiran Aluna saat mendengar ucapan penelpon itu.
Tapi jika benar itu Aris, dari mana lelaki itu mendapatkan nomor telepon Aluna? Sedangkan Aluna tidak pernah merasa sudah memberikan nomor teleponnya kepada lelaki itu.

"Kok diem?" Tanya lelaki itu dari sebrang sana.
"Lagi bayangin wajah gue yang ganteng ya" tebaknya penuh percaya diri.

"Apaan sih lo! pede banget. Siapa juga yang mikirin lo!" Sudah bisa Aluna pastikan bahwa si penelpon ini memang benar Aris, terbukti dari suara dan cara bicara lelaki itu.

"Gausa gengsi kali, tinggal jujur aja susah amat" ucap Aris lagi, membuat Aluna benar-benar jengkel pada lelaki ini.

"Gue putusin juga nih sambungannya!" Ancam Aluna.

"Ehh jangan dong" mohon Aris.
"Belom juga jadian udah mau di put...."

Tut.. tut.. tut..

"Eh si anjir, belom juga kelar gue ngomong. Udah di putusin aja sambungannya" gerutu Aris dari sebrang sana.

...

" Dasar anak setan!" Kesal Aluna setelah memutuskan sambungan teleponnya.

Tingnong...

Terdengar bunyi bell dari bawah sana, menandakan ada tamu yang datang ke rumahnya.

Alunapun bergegas turun menuruni tangga, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu dan membukanya.

Kira-kira siapa yang bertamu kerumahnya?

Betapa terkejutnya Aluna saat mendapati Aris tengah berdiri di depan pintu rumahnya sambil memasang wajah cemberut seperti seorang anak kecil yang sedang merajuk.

"Kok lo ada di sini sih?" Tanya Aluna yang sedikit terkejut melihat kedatangan Aris.

Tanpa ada niat menjawab pertanyaan yang Aluna lontarkan, Arispun melangkahkan kakinya memasuki rumah Aluna dan duduk di sofa tanpa permisi.

"Kalo ada tamu yang dateng kerumah itu di suruh duduk dulu, baru di tanya" ucap Aris tanpa merubah ekspresinya.

Aluna memutar bola matanya malas, lalu melangkahkan kakinya menuju sofa.

"Mana ada tamu yang gak tau sopan santun pas dateng kerumah orang" ujar Aluna sambil mendudukkan dirinya di sofa yang tak jauh dari Aris.

"Abisnya lo ngeselin sih, masa iya telpon gue malah di putusin sepihak gitu aja. Padahal kan tadi gue mau ngasih tau kalo gue itu ada di depan rumah lo" tutur Aris menyalahkan Aluna.

"Abisnya omongan lo kelewat alay sih. Jadi enek gue kelamaan dengernya" balas Aluna tak santai.

"Ya maap. Lagian Lo pasti senengkan dapet telpon dari gue" tebak Aris yang kini kembali memasang wajah tengilnya.

"Pede banget lo onta!" cetus Aluna mulai geram.
"To the point aja deh, sebenernya Lo kesini tuh mau ngapain sih?" Tanya Aluna pada Aris.

"Minum" ucap Aris membuat Aluna mengerutkan keningnya.
"Maksud gue sekarang gue aus, pengen minum. Peka dikit nape jadi tuan rumah tuh" lanjutnya saat melihat Aluna memasang ekspresi bingung.

Aluna memutar bola matanya malas.

Kok ada ya tamu yang gatau malu kek Aris gini. Batinnya.

Tanpa ingin banyak bicara Alunapun melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil air minum untuk Aris.

"Dasar tamu gatau malu!" gerutunya sambil menuangkan air ke dalam gelas.

"Dasar tuan rumah gak pekaan!"

Sontak suara itu membuat Aluna terlonjak kaget dari tempatnya.

"Lo tuh bisa gak sih gausa ngagetin gue mulu? Bisa kena serangan jantung gue lama-lama" kesal Aluna.

"Kalo kena serangan jantung, tinggal serang balik goblok. Gitu aja ribet" ucap Aris yang langsung mendapat pelototan dari Aluna, karena cowok itu berbicara tanpa di sensor sedikitpun.

Emang dasar cowok sialan. Batin Aluna.

"Gue denger" ucap Aris dengan wajah datar.

"De - denger apa?" Tanya Aluna gugup.

"Denger kalo barusan Lo ngatain gue cowok sialan"

Deg

"Sok tau lo!" ketus Aluna lalu memberikan segelas air minum pada Aris.
"Jadi sebenernya Lo tuh ke sini mau ngapain sih?" Tanya Aluna, lagi.

Aris meminum air putih yang di berikan Aluna lalu berkata
"Gue mau ngajak lo keluar buat jalan-jalan"

...

#Jangan lupa vote ya guys karena vote dari kalian itu penyemangat buat aku. Huhuu😁
#Maaf kalau banyak kata yang salah.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang