Selama Mas Andra di Aceh Ana semakin intens berkomunikasi dengan Mas Andra. Whatsapp, telponan, videocall. Begitu seterusnya.
Ana dan Mba Rindi sudah menyelesaikan floor plan untuk cafe Mas Andra, mereka bertiga sempat meeting via online karna kalau kata Mba Rindi terlalu lama ditunda minggu depan. Lebih cepat lebih baik. Jadwal minggu depan sudah bisa belanja furnitur dan artwork. Baru setelah itu kita tinggal mengawasi penataan interiornya.
Sekarang Ana dan Mas Andra sedang dalam perjalanan menuju rumah Ana setelah tadi Ana menjemput Mas Andra di bandara. Mas Andra sudah pulang dari Aceh. Tadi Mas Andra cerita ia sempat bimbang memilih produsen yang mana, karna dua kandidat ini sama-sama memiliki kualitas kopi yang baik walaupun Ana tidak paham seperti apa standar kopi yang bagus. Akhirnya Mas Andra memilih salah satu kandidat yang menawarkan harga yang lebih murah. Mas Andra bilang kalau dihitung-hitung perbedaan harganya lumayan bisa untuk menutupi ongkos kirim nantinya.
"An katanya kamu ditinggal pacar tanpa kabar ya?" Mas Andra membuka obrolan. "Mas Andra pasti tau dari Mba Rindi kan?" Ana balik bertanya. "Iya An." Mas Andra mengiyakan. Ana sudah duga, mulut ember Mba Rindi memang tidak bisa dipercaya.
"Kata Mba Rindi kamu diselingkuhin, bener ya mas?" Giliran Ana yang bertanya. "Rindi mulutnya parah nih. Iya bener An."
'aku kamu' ini sudah berlangsung sejak Ana mengantarkan Mas Andra ke bandara. Ana merasa lebih nyaman. Walupun belum ada hubungan apa-apa dengan Mas Andra
"Masih ditungguin An pacarnya?" Mas Andra kepo. "Engga mas aku udah nyerah. Mas Andra sendiri gimana? Maksudnya Mas Andra masih sama pacarnya atau gimana?" Ana juga kepo.
"Cie ngepoin aku. Aku udah ngelepas dia An. Aku sempet tanya kenapa ngelakuin itu, dia bilang udah gak nyaman sama aku. Ya aku gak bisa maksa dia jadi aku lepas aja. Ngapain juga ditahan-tahan." Penjelasan Mas Andra.
"Mas kenal sama selingkuhan pacar mas?" Ana kembali bertanya. "Mantan An bukan pacar." Mas Andra meluruskan. "Kenal, dia temen SMA aku. Kayanya sih mereka ketemu pas acara reuni." Jawab Mas Andra.
"Reuni tuh gak usah bawa pasangan mas. Ditikung kan akhirnya." Ana menyahut. "Ya suka-suka aku. Pacar aku ini. Mantan sih sekarang." Mas Andra membalas.
Iya juga sih. Itukan ceweknya dia kenapa jadi gue yang repot.
"Masih nyari pacar gak An?" Tanya Mas Andra.
"Setelah liat Mba Rindi yang udah mau nikah terus Uwi sepupu aku udah tunangan rasanya pengen nyari yang serius aja mas. Udah bosen pake gaya pacaran putus nyambung putus nyambung. Lagian aku juga udah tua bukan anak ABG lagi." Jawab Ana.
Setelah hubungannya dengan Dhika selesai Ana memang kurang tertarik untuk pacaran lagi, pacaran ala ala anak ABG. Ana dan Dhika saja yang sudah 2 tahun lamanya kandas, lalu nanti Ana harus berpacaran lagi lalu putus lagi, begitu saja terus sampai Ana tua. Belum lagi kejadian waktu itu, teman lama papah yang menunjukkan foto cucunya. Kalau waktu itu papah lebih memilih menjawab "Ijeh suwi" lain lagi dengan Ana. Kalau Ana ditanya kapan nikah biasanya Ana akan menjawab "kalo gak sabtu ya minggu". Selesai. Tidak ada perlawanan.
Ana ingin menjalin hubungan dengan seseorang yang serius. Seseorang yang tidak tiba-tiba menghilang. Jadi nanti mereka bisa sama-sama berkomitmen, sampai pelaminan.
"Jadi udah gak mau pacaran An?"
"Engga mas, mau nyari yang bisa berkomitmen sama-sama."
"Jadi aku langsung aja An?"
"Langsung ngapain mas?"
"Langsung nyalonin diri jadi mantunya mamah."
.
.
.
-ELECT-Bentar lagi bikin ana ketemuan sama dika enak kali ya wkwkwk
See u next gaes, jangan bosen-bosen yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELECT.
RomanceBerisi cerita dua manusia yang memiliki kesamaan nasib cintanya. Sama-sama ditinggal. Kana Nismara. Perempuan yang ditinggal oleh kekasihnya tanpa pamit juga tanpa alasan yang jelas, hingga ia pun bingung sebenarnya apa statusnya sekarang. Masih pa...