Terakhir

10 1 0
                                    

"Make up gue rapih gak nih? Alis gue gak miring sebelah kan? Lipstick gue udah cocok belom nih? Eh jawab dong lo gimana sih." Uwi yang sedaritadi bicara tanpa henti.

"Iya Uwi udah rapih semua." Jawab Ana.

"Eh bumil. Ana yang jadi manten kenapa jadi lo yang repot sih." balas Mba Rindi.

"Eh bundanya Wira. Ntar kan gue juga diliatin orang, ya harus perfect lah." Uwi tidak mau kalah.

"Eh udah jangan berantem. Ini ntar baju gue keinjek, bisa nyungsep gue." Ana menjadi penengah.

Hari ini adalah hari pernikahan Ana. Uwi dan Mba Rindi sedang mengantar Ana dari ruang make up menuju pintu masuk gedung serba guna yang menjadi tempat resepsi pernikahan Ana dan Mas Andra. Baru lah dari pintu hingga kepelaminan Ana akan digandeng dengan Mas Andra. Ana dan Mas Andra akhirnya sah menyusul Mba Rindi dan Uwi.

Uwi dan Damar sebentar lagi akan kedatangan bayi kecil. Sementara Mba Rindi dan Mas Bara sudah punya Mahawira, jagoan kecil mereka.

Pertunangan Ana dan Mas Andra diadakan di cafe baru Mas Andra, sebelum grand opening cafe itu perdana dipakai sebagai tempat pertunangan pemiliknya. Ana sempat cerita ke Uwi dan Mba Rindi bahwa ia bertemu dengan Dhika, bahwa disana Ana harus mendengarkan rencana konyol Dhika. Mereka berdua jengkel bukan main. Ana diomeli habis-habisan sebab Ana mau saja bertemu dengan Dhika. Kemudian Ana menjelaskan bahwa ia pergi dengan Mas Andra dan atas saran Mas Andra juga.

"Haduh kenapa lama banget sih nyampenya." Keluhan mamah kepada mereka bertiga. "Itu mah Uwi sama Mba Rindi pake acara ribut segala. Jadi lama." Jawab Ana. "Yaudah sana berdiri disamping Andra. Jalannya nanti gandengan, yang lain nanti ngikutin dari belakang." Perintah mamah.

Ana berdiri disamping Mas Andra. Mereka memakai pakaian adat Jawa. Mas Andra terlihat tampan. Memang biasanya juga tampan sih, tapi tampan yang versi ini berbeda. Mereka berjalan memasuki gedung.

"Cantik banget sih An

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cantik banget sih An. Istrinya siapa sih nih." Mas Andra sedikit berbisik dalam perjalanan. "Istrinya Giandra Hadinata lah." Ana membalas. "Gak mau muji balik nih An?" Tanya Mas Andra.

"Ganteng banget sih mas." Giliran Ana yang memuji

"Wih jelas. Tampan dari lahir ini An." Setelah menjawab, Mas Andra langsung mendapat cubitan kecil dari Ana. Pedenya itu loh. Tingkat dewa.

Lumayan banyak tamu yang datang malam itu. Dari mulai keluarga, kerabat, sampai teman-teman Ana dan Mas Andra. Tidak terkecuali mantan Mas Andra dan selingkuhannya, yang sekarang sudah menjadi suami. Juga Dhika, mantan Ana yang datang bersama istri dan anaknya.

Ana tidak menyangka akan begini akhirnya. Tidak menyangka bahwa teori-teori Mba Rindi menjadi kenyataan. Teori yang mengatakan bahwa Ana dan Mas Andra akan disatukan karna mereka senasib dan dipertemukan melalui proyek cafe itu.

Nasib Ana yang harus ditinggal Dhika menikah duluan dan nasib Mas Andra yang harus ditinggal pacarnya demi laki-laki lain. Benar-benar memiliki nasib yang sama. Sama-sama ditinggal.

Ana yakin sometimes it's better to let someone go. Seperti Ana merelakan Dhika yang akhirnya dipertemukan dengan suaminya sekarang, Mas Andra.

.
.
.
-ELECT -

Dadah gaes. Semoga aja aku punya ide lagi dan balik lagi dengan new story.

Luv u gaes...

ELECT.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang