8

3 1 0
                                    

Sudah bertahun-tahun berlalu, alena yang kini sudah menginjak bangku smp telah berubah menjadi seorang gadis yang dingin dan tak perduli sekitar, baginya alena yang ceria dan penyayang itu sudah mati.

Alena masih sering memikirkan sahabat kecilnya Leo. Alena yang selalu ditinggal bunda nya bekerja, alena yang merasa dirinya adalah manusia paling menyedihkan di muka bumi itu.

Alena sudah mengerti masalah yang menimpa keluarganya, masalah yang membuat alena harus tumbuh menjadi anak yang kekurangan kasih sayang.

Dari saat itu alena bertekat untuk membangun cafe agar bundanya kelak bisa bangga dengan alena. Alena mengumpulkan uang jajan yang sudah dikirim bundanya, alena selalu berhemat dan akhirnya dia mulai merintis usahanya.

Saat alena memasuki bangku SMA alena sudah memiliki cafe dan cafe yang alena buat juga menjadi cafe terhits di kota nya.
Alena pun mulai membuka diri terhadap sekitar dan dia akhirnya memiliki 3 teman tapi itu sudah lebih dari cukup menurut alena.

Cafe yang alena bangun bernama monokrom cafe Cafe dengan tema hitam putih membuat banyak pengunjung merasa tenang disana, banyak muda mudi yang berdatangan tak jarang pula ada sepasang suami istri yang datang. Tapi tak ada satu orang pun yang mengetahui kalau cafe itu milik alena.

flashback off

***

Alena tak sadar bahwa dirinya tertidur saat dia sedang mengingat masa lalu nya itu.

Jam sudah menunjukan pukul 19.00 alena baru terbangun dari tidurnya. Alena bangun dan mandi. lalu menuruni tangga untuk makan malam dan yah lagi-lagi alena makan sendirian di meja seluas ini.

Pagi tiba sang mentari telah menunjukan keindahan nya. Alena yang sudah siap langsung berangkat menuju sekolah nya.

Sampai diparkiran alena langsung memarkirkan mobil nya dan langsung turun.

"pagi al" sapa seorang laki-laki.

"hmm" jawab alena dengan berdeham.

"bareng gua ya ke kelas nya, kelas kita kan deketan" kata fadlan ya laki-laki itu adalah fadlan, most wanted yang sedang berusaha mengambil hati alena sang wanita berhati dingin.

Alena tak menjawab perkataan fadlan, dia terus berjalan cuek tanpa menghiraukan fadlan yang berada di samping nya.

Saat sudah di depan kelas alena, alena ingin masuk kedalam kelasnya. Tapi fadlan maah menarik tangan alena. 

"Belajar yang rajin ya"kata fadlan tersenyum dan mengelus puncak kepala alena.

Alena tetap memandang datar wajar faldan. Fadlan pun berlalu menuju kelasnya.

"tunggu" kata alena.
"kenapa len, gamau ya gua tinggal" kata fadlan dengan pd.

"nih sapu tangan lo, thanks" kata alena langsung masuk kedalam kelas meninggalkan fadlan yang masih memandang cengo ke arah alena.

Beberapa menit kemudian fadlan sudah tersadar dari keterkejutan nya, dia pun tersenyum sambil memandang ke arah sapu tangannya.

***

Jam pelajaran dimulai, di depan papan tulis sudah berdiri seorang guru.
Alena yang sedang bengong di teriaki oleh gurunya itu.

"Alena" teriak guru itu dari depan

Alena sama sekali tidak bergeming dia masih diam dengan hal-hal yang sedang di fikirkannya.

"Alena" ucap guru itu dengan lebih keras sambil menggebrak meja dengan penghapus papan.

"eh iya bu" jawab alena gugup karena kepergok bengong.

"Kamu ini fokus dong, jangan bengong begitu" kata guru itu dengan nada tegasnya.

"iya bu maaf" ucap alena menundukan kepalanya, alena tidak takut dia hanya tidak ingin mencari masalah. 

***

Di sisi lain fadlan dan 3 temannya sedang berada di Rooftop sekolah. Mereka membolos di jam pelajaran untuk kesekian kalinya, kelas itu membosankan kalo kata eko.

"lan lo yakin mau deketin alena" tanya rio dengan mata menatap fadlan.
"yakin lah" ucap fadlan dengan perasaan mantap.

"lo bukan cuma mau mainin perasaan alena kan lan" tanya dias.
"engga lah, kali ini gua beneran tertarik sama itu cewek" kata fadlan.

"di liat-liat cakep juga si alena" kata eko sambil tersenyum menatap fadlan.
"awas aja lo sampe nikung gua ko" ucap fadlan menatap eko garang.

Tak terasa sekarang sudah waktunya istirahat.

"kantin lah, laper gua" kata dias sambil berjalan membuka pintu Rooftop.

Mereka turun menuju kantin sekolah itu.

***

"Len kantin ga" tanya sesil pada alena yang masih mengerjakan tugasnya.
"duluan aja, tugas gua masih banyak" ujar alena tanpa memandang teman-temannya.

"elah len itu mah bisa di kerjain nanti kali" kata letha memandang alena.
"dah duluan aja sana, lagian gua masih kenyang" ujar alena yang masih serius mengerjakan tugasnya.

"nitip ga" tanya emi ke alena.

"kaga mi" jawab alena. Alena tadi ketiduran di jam pelajaran kedua, alhasil dia harus mengerjakannya tugas nya sendirian karena teman-temannya sudah selesai.

Letha, emi dan sesil berjalan menuju kantin beriringan. Mereka bertiga sudah sampai di kantin dan sudah duduk di bangku yang kosong. Letha memesan makanan untuk mereka.

"Mi alena mana" tanya fadlan ke emi. Fadlan memang sudah akrab dengan emi, karena rumah mereka tetanggaan.

"kelas"Jawab emi singkat.
"masih aja cuek mi" ujar fadlan ke emi.

"dia ga istirahat" tanya fadlan lagi.
"Alena lagi ngerjain tugas" saut sesil menjawab pertanyaan fadlan.

Fadlan pun kembali ke meja dia dan teman-temannya.

"gua ke kelas alena dulu ya" kata fadlan ke teman-temannya.

"gercep parah" kata eko memandang fadlan sambil nyengir kuda.

"kalo ga gercep keburu diambil orang" jawab fadlan.

Sebelum ke kelas alena fadlan pergi ke salah satu stand makanan, dia ingin membelikan makanan ke alena karena dia yakin pasti alena belum makan.
Selesai mengantri fadlan langsung menuju XII IPA 2 kelas alena.

Vote and comment yaa :)

Pathetic Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang