9

1 1 0
                                    

Sekarang fadlan sudah berada di dalam kelas alena. Dia melihat alena yang sedang menelungkup kan kepala nya kedalam lekukan tangan di atas meja, alena sudah selesai mengerjakan tugasnya tadi.

"nih makan" kata fadlan sambil menyodorkan makanan kehadapan alena.
Alena mengangkat kepalanya dari atas lekukan tangan.

"apa" tanya alena dengan mata menahan kantuk. Ya alena sedang tidur di kelasnya, dia berada di kelas sendirian.

"gue tau lo belum makan" kata fadlan.
"makanya gue bawain lo makanan" sambung fadlan sambil mendudukan dirinya di bangku sebelah alena.

"gue ga laper" tolak alena.
"gue ga terima penolakan" kata fadlan sambil membuka sterofoam yang membungkus makanan. Fadlan membelikan batagor di kantin tadi.

"oke thanks" kata alena berterimakasih ke fadlan.

"makan yang kenyang ya" kata fadlan sambil mengusap puncak kepala alena. "nih minum nya" kata fadlan. Fadlan berlalu meninggalkan alena yang sedang makan.

Alena menatap heran kepergian fadlan, dia heran mengapa akhir-akhir ini fadlan selalu perduli padanya. Membuang jauh semua yang ada dipikirannya alena pun memakan makanan dari fadlan tadi.

Bel masuk telah berbunyi, sekarang waktunya untuk belajar pelajaran selanjutnya.

Teman-teman kelas alena pun datang tak lupa dengan ketiga sahabatnya pula.

"Len tadi fadlan nanyain lu" ucap letha sambil mendudukan dirinya dibangku depan alena. Alena dikelas duduk bersama emi, sedangkan letha duduk bersama sesil.

"iya nih ngasih makanan" Balas alena.

"Kayanya fadlan suka deh sama lu len" ucap sesil dengan wajah serius.

"Aneh lu ya kaga lah, kenal aja baru belakangan ini" kata alena tanpa minat.

"siang anak-anak" tiba-tiba guru memasuki kelas.

Alena dan teman sekelasnya pun langsung duduk rapih di bangku nya masing-masing. Guru yang sedang berdiri di depan kelas merupakan guru killer yang mengajar fisika, kebanyakan anak-anak di sekolah itu takut dengan guru itu.

Waktu belajar sudah habis, sekarang alena dkk berjalan menuju parkiran. Alena dkk berniat untuk main dulu sebelum pulang.

Mereka sekarang sudah berada di salah satu cafe hits di daerah jakarta. Mereka berada di Monokrom Cafe, ya cafe milik alena. Namun teman-teman sekolah alena tak ada yang tau kalau cafe tersebut merupakan cafe milik alena.

Alena tak mau ada yang tau kalau dia yang memiliki cafe itu, belum waktunya mereka tau begitu kalau kata alena.

"mbak" panggil emi ke salah satu waiters. Waiters itu menghampiri meja alena dkk.

"iya mau pesan apa" kata waiters itu dengan tersenyum ramah.

"saya pesan Greentea ya, kalian apa" ucap sesil sambil memandang teman-temannya.

"samain aja sil" ucap emi dan mendapat anggukan dari ketiga temannya.

"oke, mba greentea nya 4 ya" kata sesil memandang waiters itu.

"ada tambahan?" tanya waiters itu.

"engga mba" ucap alena.
"silahkan ditunggu ya" kata waiters itu sambil meninggalkan meja alena dkk.

"cafe nya enak ya bikin tenang" kata letha memandang kagum sekitar cafe.

"iya, nanti kalo nongkrong disini aja ya" balas sesil. alena hanya tersenyum tipis mendengar kata-kata dari letha dan sesil.

"silahkan dinikmati" pesanan mereka sudah sampai.

"wow enak juga minumannya" kata sesil memuji minuman di cafe itu.

Mereka mengobrol lama sampai tidak sadar kalau hari sudah beranjak sore.

"balik yuk" kata alena sambil memandang jam di tangan kirinya.

Alena dkk pun membayar pesanan mereka dan langsung pulang. Alena mengantar satu persatu temannya untuk pulang kerumah.

vote and comment yaa :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pathetic Girls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang