Chapter 11

128 19 4
                                    

Enjoy, sorry typo.

***

Sanha side:

Annyeong, Sanha ibnida...

Masih ingat denganku, bukan? Iya, aku Yoon Sanha yang menghilang tidak tahu diri. Haha.

Sebenarnya banyak yang tidak kalian ketahui tentangku. Bukan berarti aku tidak ingin memberi tahu teman-temanku. Hanya saja, semuanya akan lebih baik kalau aku tidak memberitahu siapa-siapa.

Ngomong-ngomong, aku mengalami depresi. Sudah lama sih, saat aku sekolah menengah pertama tingkat akhir. Aku tidak terlalu ingat apa penyebabnya.

Awalnya tidak terlalu parah. Sampai saat aku masuk SHS, aku mulai menyakiti diri sendiri. Sebenarnya, tujuannya itu...

Aku hanya ingin mati.

Aku senang melihat darah itu mengalir di tanganku. Anggap saja aku gila, tapi serius itu menyenangkan bagiku.

Tapi waktu itu Bomin dan Hwall datang. Padahal aku bilang supaya mereka duluan saja ke kantin dengan Sunwoo.

Aku baru sedikit menyayat kulit lengan yang putih ini. Tapi Bomin menggambil pisau itu dan memberikannya ke Lee ssaem. Aku dipanggil ke ruang konseling, dan ditanyai beberapa hal.

Saat itu Sunwoo tidak tahu, dia bahkan tahu setelah 1 minggu dari kejadian itu.

Iya, aku berhenti melakukan kegiatan itu tepat di kelas 2 SHS. Tapi mereka tidak tahu saja aku masih sering melakukan hal itu ketika dirumah.

Sebenarnya, banyak yang tidak kalian ketahui di kehidupanku. Aku ulangi kalimat itu.

Aku pernah menjadi calon korban pembunuhan oleh appa. Calon atau bukan sih? Intinya aku pernah hampir dibunuh, eh setengah dibunuh.

Saat itu, aku sampai tidak masuk 1 minggu karena harus menutupi luka samar itu.

Aku juga pernah berniat bunuh diri. Saat itu aku di rooftop, lalu hoobae-ku menghampiriku, katanya percuma mencoba bunuh diri. Aku menurutinya. Tidak jadi bunuh diri, maksudku.

Sehari setelah kejadian di rooftop, aku bertanya pada Bomin, Sunwoo dan Hwall.  Aku bertanya, apa mereka kenal dengan dia? Aku bahkan menyebutkan ciri-cirinya.

Tapi kata Sunwoo, hoobae itu bunuh diri seminggu yang lalu. Disekolah, lebih tepatnya di gudang. Mungkin masalah percintaannya.

Aku tidak tahu apa-apa serius, dengar saja baru saat Sunwoo bilang begitu.

Yang aku bingungkan, 'Percuma saja bunuh diri' itu maksudnya apa?

Tapi terima kasih juga, sudah menyelamatkan nyawaku.

Aku bertemu dengan hyung-ku. Bukan yang kandung. Itu sunbaenim-ku di SHS. Aku juga bingung kenapa bisa dekat dengan mereka. Tiba-tiba mereka menghampiriku saat aku sedang makan di kantin. Jangan lupakan kalau Moonbin hyung mengambil susu pisangku tanpa izin.

Ah, kejadian setelah aku menjadi CEO?

Uhmmm...

Aku sebenarnya sudah tahu maksud mereka terlebih dahulu sebelum appa menjadikanku sebagai CEO.

Aku tau karena aku punya telinga.

Intinya saat itu aku sedang mengambil air minum, karena aku lupa menaruh persediaan di nakas. Saat aku melewati pintu kerja appa, dia menyebutku beberapa kali.

Aku sih tidak masalah kalau dibicarakan baik-baik, tapi ini yang buruk. Aku bahkan hanya diam di balik pintu menajamkan indra pendengaranku.

Aku awalnya biasa saja. Menurutku, apa yang perlu dikhawatirkan? Lagi pula, senang tidak senang, mau tidak mau juga aku tetap melakukan hal itu.

[END] Exanimationes IncidamusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang