8 | One Night

2.4K 263 35
                                    

"Lo udah bangun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo udah bangun?"

Mark terkejut dengan sapaan Yeri di pagi hari ini. Wanita itu tersenyum manis, seperti biasa sudah menyibukkan diri berkutat di depan kompor. Membuat sarapan untuknya seorang.

"Hm," jawabnya datar, mengambil air mineral yang tersedia di meja counter.

"Gue mau ke Tangerang." Yeri kembali membuka suara. Anehnya, wanita itu membawa dua piring nasi goreng ke atas meja. "Mungkin bakalan lama."

"Terus?"

Yeri tersenyum lebar, menunjukkan cengirannya. "Lo cuci muka terus sarapan dulu aja!"

Alis Mark menukik. Menatap nasi goreng buatan Yeri yang tampak menggugah selera. Ia jadi ingat dulu, wanita itu tak bisa masak sama sekali. Tapi sekarang, ia bahkan berhasil membuat telur mata sapi tanpa gagal.

"Lo nyogok gue pake ini?"

Yeri mendengus mendengar nada suara meremehkan dari Mark. "Gue udah berbaik hati masakin ini buat lo, ya!"

Mark hanya angkat bahu tak peduli. Tanpa sadar pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan kembali ke meja makan guna mengisi perut yang sudah keroncongan sejak semalam. Iya, gara-gara aksi tiba-tiba semalam mencium-ehm-Yeri ia sampai lupa mau makan.

Baru saja Mark mendudukkan diri di kursi, Yeri kembali menghampiri dan duduk di sebelahnya dengan segelas kopi panas. Dari tingkahnya, Mark yakin Yeri tengah merencanakan sesuatu.

"Mau lo apa?" tanyanya to the point. Mengalihkan atensi seluruhnya pada Yeri yang tersenyum lebar padanya.

"Lo mau pinjemin gue duit? Nanti pulang dari rumah nenek gue ganti!"

Seperti yang Mark duga, perempuan ini punya niat terselubung dengan menyogoknya pakai hal ini. Dan, berhubung Mark ini orang yang baik hati juga punya kesempatan tanpa Yeri di unitnya, ia mulai fokus menyuap makanannya.

Yeri cemberut, kecewa karena Mark tak menanggapi. Tadinya ia hampir protes sebelum Mark berkata, "Lo butuh berapa?"

Netra Yeri berbinar otomatis. "Lima ratus ribu!"

Tanpa banyak bicara, Mark melangkah masuk ke kamar. Mengambil salah satu kartu kreditnya dan memberikan itu pada Yeri.

"Gue gak punya cash. Lo bisa pake ini dulu asalkan, gak boleh lebih dari lima ratus ribu!"

Yeri masih mempertahankan senyum manis di bibir merahnya. Tapi, please! hal itu justru mengingatkan Mark akan kejadian semalam dan jika ia tak kehilangan akal sehatnya, mungkin bibir menggoda itu sudah ia lumat habis.

Duh, sadar diri Mark! Dia itu Yeri!

"Lo tenang aja, gue janji cuma pinjem segitu, kok! Anyway, makasih, ya!"

Rough LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang