15 | Try

2K 272 129
                                    

***

Uler 🐍

Pagi ayah, baru bangun ya pasti? Baby udah bangun dari tadi nih
Ayah jangan lupa sarapan karena Mommy mau makan dulu buat baby
Semangat kerjanya, ayah!

Mark mendengus membaca pesan tersebut. Terhitung 7 hari tanpa Yeri di apartementnya. Dan sudah seminggu pula Mark tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Jika ada yang menyangka semua itu karena Yeri, tentu Mark akan menjawab tidak karena tentu saja jawabannya tidak! Ditambah, akhir-akhir ini ia mulai dipusingkan dengan tugas-tugasnya untuk lulus di spesialis bedah. Belum lagi para koas yang bukannya meringankan pekerjaan Mark, malah justru membuat Mark khawatir terjadi sesuatu. Faktor lainnya adalah, desakan media yang tiba-tiba meminta ia untuk segera menikahi kekasihnya.

Rasanya kepala Mark hampir meledak memikirkan segala macam hal dikehidupannya kini. Namun entah mengapa, pesan-pesan dari Yeri membawa kesan positif tersendiri bagi Mark. Wanita itu akan melapor tentang apa yang tengah ia lakukan untuk dirinya dan kandungannya, bahkan terkadang bi Uni mengiriminya video karena kewalahan mengurus ibu hamil macam Yeri yang tidak bisa diam di sana.

Di masa ngidamnya, Yeri tak pernah meminta langsung pada Mark. Wanita itu agaknya cukup tau diri. Namun tetap saja Mark rasa ada yang kurang. Bisa saja Mark menyampaikan hal itu pada Yeri. Tapi ingatlah jika seorang Semesta mempunyai tingkat gengsi yang akut.

Terakhir kali seingat Mark, Yeri ingin membuat video menari Gangnam Style di pusat kota Gangnam saat lampu merah. Beruntungnya ramen dengan cup Pororo menghentikan aksi Yeri saat itu.

"Emang uler aneh!" dengus Mark sembari memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku kemeja.

"Pagi pak dokter, siap untuk tugas?"

Nah salah satunya manusia ini yang tiba-tiba dipindahkan untuk membantunya di umum. Siapa lagi kalau bukan Haechan, adik Yeri yang jelas mengetahui segalanya. Bahkan ia berprofesi ganda sebagai mata-mata juga.

"Kalau pasiennya anak-anak, tolong kamu catat semua keluhan dan cara dia menahan rasa sakitnya, ya!"

"Kenapa dokter tiba-tiba tertarik soal anak-anak? Apa karena mau punya anak?"

Pertanyaan Haechan dengan suara yang sedikit lantang mengundang pandang dari beberapa perawat di dekatnya. Mark sedikit gugup, namun masih berusaha menguasai dirinya untuk tak mengusir Haechan dari rumah sakit ini.

"Saya perlu untuk thesis," jawabnya singkat dan segera masuk kedalam ruang periksanya.

***

Mark sudah berjanji untuk tak lagi menyentuh atau mengecap alkohol sedikit pun setelah malam kejadian bersama Yeri kala itu. Bisa dikatakan ia sedikit trauma, bisa juga hal karena hal itu membuat Mark justru mengingat kembali kesalahan yang tak pernah diharapkannya. Apalagi sampai begitu detail.

Namun, ajakan palsu dari Lucas kini justru membuat Mark terdampar di club. Dengan Hendery dan juga Xiaojun yang tanpa di duga datang padahal ia bilang sibuk.

"You need time to rest, Mark!" kata Xiaojun, menyodorkan segelas bir pada Mark.

Pria itu menggeleng pelan, menjauhkan sedikit gelas bir di dekatnya. Entahlah. Tiba-tiba ia merasakan mual di perutnya hanya karena mencium bau bir dalam jarak dekat.

"Tobat lu?" tanya Lucas dengan sedikit kekehan.

Mark mendengus. "Mau langsung pulang ke rumah Bunda abis ini."

Alis Xiaojun sedikit terangkat penasaran karena kontras Mark menghindari sesuatu darinya. Ayolah, mereka berteman tak setahun-dua tahun. Bahkan sebelum Mark menjadi seorang residen dan mereka bekerja di klinik yang sama pun Xiaojun sudah hafal betul kebiasaan Mark yang hanya pulang sebulan sekali ke rumahnya bahkan pernah tak pulang-pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rough LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang