"Chan, gue hamil anak Mark!"
Uhuk!
Haechan tersedak kuah soto yang baru masuk ke dalam mulutnya setelah mendengar ucapan Yeri. Matanya melotot, menatap horror sang kakak angkat. Jadi ini alasan Yeri tiba-tiba datang ke kosan dengan sekresek soto lamongan hangat?
Hanya untuk memberitahukan hal yang seharusnya tak perlu ia kagetkan. Karena yah, dari awal wanita ini sudah mengincar benih Mark jadi sudah jelas bukan?
"Gue mau ngatain sinting tapi lo udah lebih sinting dari itu dan Mark jauh lebih dari sinting karena berani-beraninya ngehamilin lo!"
Yeri justru terkekeh, meminum teh hangat gratisan yang baru saja ia pindahkan ke gelas. "Tapi anak gue nanti jangan ikutan sinting juga!"
"Lo ... mau besarin dia?"
"YAIYALAH GILA!"
Haechan menutup telinga dan mulut Yeri, menghindari dengung dari teriakan Yeri dan was-was jika Jeno atau Jaemin yang ada di lantai atas terbangun. Maklum, mereka baru pulang shif setelah subuh dan hari ini Haechan harus jaga pagi.
"Lo tuh kenapa sih, kak?!"
"Apanya?" Yeri kembali bersikap biasa, menyesap tehnya dengan tenang.
"Lo datang tiba-tiba dan minta anak sama Mark, sekarang lo udah punya anaknya dan masih tinggal sama Mark. Mau lo apa sebenernya?"
"Chan ..." Yeri masih enggan menatap Haechan. Pandangannya justru terfokus pada kepulan asap tipis yang keluar dari gelas plastik. "Ini di luar rencana gue ..."
Untuk sesaat, Haechan mengabaikan makanannya. Menatap sang kakak yang agaknya sedang dalam mode serius.
"Jujur ya, tadinya gue mau minta dia ke bank sperma dan donorin spermanya buat gue! Gak ada proses langsung kayak hubungan badan gitu! Kan bisa tuh, isemingnasi."
"Inseminasi," ralat Haechan cepat, menatap datar kakaknya itu. "Tapi kalau seandainya rencana yang awalnya lo buat itu berhasil, gimana?"
"Ya pulang ke Jogja, lah! Kan Mark udah lepas tanggung jawab, gue minta benihnya doang, udah!"
"Lo ngomong kayak gitu seolah gampang buat cowok ngasih benih gitu aja. Lo pikir benih kita tuh benih bayem? Bisa di tabur dimana aja ntar juga tumbuh?! Sialan, harga diri gue sebagai laki-laki jadi anjlok!"
"Emang lo punya harga diri?"
Benar-benar ya Yeri, masih pagi sudah membuat Haechan ingin banting meja.
"Kak beneran ya, kalau lo gak hamil udah gue tendang!"
Yeri terkekeh, refleks mengelus lembut perutnya yang masih rata. "Tapi sayangnya rencana gue gagal, Chan. Gara-gara Mark mabok gue jadi hamil sekarang."
Bagian ini, Haechan sedikit merasakan hal yang cukup janggal. Karena setahunya, Mark itu jarang minum alkohol sampai breakout. Bahkan katanya, dari semua dokter di rumah sakit Mark lah yang paling kuat minum. Berhubung spesialis nanti ia akan mengambil Psikiatri, menurut diagnosis dadakannya Mark ini pasti sedikit mengalami tekanan atau stress. Jika dibiarkan, Depresi episode keduanya bisa saja terjadi. Tapi, karena apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rough Love
FanfictionKedatangan Yeri dalam kehidupan Mark setelah lima tahun berlalu adalah sebuah kesialan. Tak puas menghancurkan hidupnya, wanita itu kembali dengan penderitaan dan tawaran gila. Demi Tuhan Yeriana! Dia ini dokter umum, pergilah ke dokter jiwa! © myem...