•D U A [TAAPATI]

42 11 2
                                    

🌟Jadilah pembaca yang bijak🌟

∆∆

-Perasaan apa ini? Suka? Tapi kan baru kenal. Kamu tau gak? Di manis banget. Tapi sayang datar, kayak papan jalan.-

Rasa gugup dan bahagia menjadi satu sekarang. "Kira-kira aku kebagian di kelas mana ya? Teman sebangku aku siapa? Terus nanti wali kelasnya galak gak ya? Ah berdoa aja deh semo-- Awws!"

Tanpa melihat ataupun menoleh, Tania langsung saja menyambar, "Heh! Kalo jalan tuh pake mata! Liat ga sih? Ada orang Segede ini juga, masih mau ditabrak aja! Emangnya ga sakit apa? Jatoh di lantai?"

Laki-laki yang tidak sengaja menabrak Tania itu hanya diam memandangi perempuan di depannya, "Udah belum ngomelnya?"

Suara itu. Persis dengan suara–"Revano! Loh, kok kamu disini?" tanya Tania. Sungguh, Tania sangat terkejut melihat Revano disini. Tapi, memungkinkan juga kan. Secara ini kan tempat umum. Atau jangan-jangan?

"Aku sekolah disini. Kamu, juga?"

Tania membuka mulut sedikit terkejut, "Iya! Aku juga!"

Keduanya masih diam. Tania dengan ekspresi melongonya, Revano dengan wajah bingung melihat Tania. Hey! Kalian kenapa?!

Teeett..Teeett..Teeett

Tersadar, Revano akhirnya membuka suara, "Hey! Ayok udah bel."

Tania terkejut saat tangan Glen melambai-lambai di depannya, "Hah, iya ayok!"

Mereka berjalan beriringan sampai keduanya berpisah di pertigaan tengah lapangan.

Tania menggerutuki dirinya sendiri, "Ah, Tania blo'on! Kenapa jadi cengo mulu si!"

***

Revano Dirga Aldebaran

"Saya, Bu!"

"Baik, selesai. Mari, kita mulai pelajaran yang pertama." Bu Sista—Salah satu guru SMA Sandiwara yang sekarang menjadi wali murid dari kelas X IPA 2.

"Tugas pertama kalian adalah membuat Rangkuman dari materi yang Ibu berikan. Setelah itu kalian kumpulkan setelah satu jam. Jangan banyak bicara! Silahkan kerjakan!" tegas Bu sista. Sepertinya, ia akan disandingkan sebagai guru killer nantinya.

***

Suasana riuh dan ramai di kantin membuat Tania malas makan. Begitulah dia, lebih suka tenang, tapi bukan sepi! Beda, ya!

"Eh, kok diem aja! Ga ke kantin emang?" Revano yang sedang berjalan-jalan santai melihat Tania dari kejauhan sedang duduk. Matanya menatap lurus ke depan.

"Eh, aduh jangan ngagetin dong! Enggak, emang kenapa? Kamu ga ke kantin juga?" tanya Tania sambil menggeser duduknya mempersilahkan Revano duduk di sampingnya.

Revano menipiskan bibirnya, “Engga. Mana mungkin aku diam aja ngeliat ada bidadari lagi bengong?" ucap Revano tanpa melirik Tania sedikitpun.

Tania terkesiap kemudian tertawa kecil, "Kamu tuh ada-ada aja!" ucap Tania memukul pelan lengan kiri Revano.

"Ya abisnya kenapa emang? Ga boleh ya, duduk disini?" Meskipun perkataan Revano kelihatan manis, tapi kalian tidak tahu seberapa datarnya muka dia! Laki, gitu!

"Eh, gapapa. Kan cuman nanya emang ga boleh juga?" Tania menyengir.

"Kalau mau nanya jangan yang lain dong, jangan itu!" Revano mulai duduk di samping Tania.

TAAPATI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang