🌟Jadilah pembaca yang bijak🌟
∆∆
∆-Seseorang yang baru saja kau temui kemarin, bisa jadi merupakan salah satu mereka yang peduli denganmu-
“Eh, pada lihat Tania gak?” Kallyn berlari dengan tergesa-gesa kesana kemari. Perasaan baru ditinggal ke kantin aja Tania cepat banget hilang, batinnya.Kallyn berhenti untuk mengambil napas, “Hoah.. huh.. huh.. Tatannnn! Lu dimana sih? Gua kan takut lu ilang doang,” raungnya.
“Udah mau masuk lagi.” Kallyn mengecek jam tangan bergambar boyband Korea, hasil meminjam dari tantenya. Dua menit lagi bel masuk berbunyi.
Kallyn pasrah saja, mungkin Tania sudah duluan ke kelas?
Terdengar gelak tawa dari kelas X IPS 1. Jelas, suara si Bodon dan Asep lah yang paling mendominasi. Meski begitu, manusia seperti mereka juga berguna, nantinya.
“Eh, BODON! LU LIAT TANIA?” teriak Kallyn di depan pintu.
Seisi kelas menoleh, namun kembali kepada kesibukan masing-masing setelahnya. Terkecuali yang merasa terpanggil tadi.
“ENGGAK! ASEP KALI TAHU!” balas Brondon tak kalah nyaringnya.
Kallyn beralih ke tempat duduk paling pojok belakang. Matanya menemukan Asep sedang bermain kartu remi dengan Satria. Ah, dia lagi!
Kallyn mengambil napas pendek. Bersiap-siap untuk berteriak lagi, “ASEP! LU LIAT TANIA GAK?” teriaknya.
Bukannya Asep yang menengok, kini malah Satria yang menatapnya. Sialan! Gua deg-degan.
“WOY! ASEP CONGE!” pekik Kallyn mulai kesal. Asep menutup kuping tiba-tiba dan berlagak seperti orang kesurupan. Membuat seisi kelas mengeluarkan tawanya sekilas.
“Bener-bener lu Asep sialan!” gumamnya mengumpat Asep.
Kallyn maju menuju meja yang Asep dan Satria duduki. Dengan wajah merah padam dan mata yang tajam. Berani-beraninya dia memalukan seorang Kallyn di depan teman-teman kelasnya.
Sementara Asep, bukannya takut dia malah kegirangan melihat Kallyn yang semakin mendekat ke arahnya. “Heh, Sep! Lu gak takut apa?” bisik Satria di telinga Asep.
Asep tertawa, “Eh, pa ketuls kok ciut gitu ,sih?” goda Asep. Mata Satria memicing. “Pokoknya gua gak ikut-ikutan!” tegas Satria masih menatap Kallyn yang mau menuju ke arahnya dan Asep. “Santai beb.”
“Heh! Conge! Bisa agak sih, gak usah buat orang kesal!” bentak Kallyn yang sekaramg sudah berada di depan Asep.
Satria meneguk ludah. Asep masih saja cengengesan. “Apa sayang?” Kallyn membulatkan mata, “DASAR ASEP!” murkanya. Tangannya kanannya kini sudah berpindah di telinga Asep.
“Ssst.. aw.. aduh.. udah Kall udah! Sst, aw aduhhh! Oke, maapin!” rintih Asep sambil memohon.
“GAK! SEENAKNYA LU YA! INI BALASAN BELUM SETIMPAL ASAL LU TAU! RASAIN!” gertak Kallyn. Sungguh, dia sangat gemas dan geram sekali dengan makhluk dihadapannya.
“Weh! Sat! Tolong napa!” keluh Asep. Satria gelagapan.
“Apa lu? Berani maju, bacok!” tegas Kallyn kepada Satria. Nyali satria menciut. Lebih baik dia nonton saja pertandingan ini.
“Ga, ah Sep. Nanti tangan gua kotor.” Asep menoleh cepat. Dasar ketua ga berguna!
Tett.. tett.. tett..
KAMU SEDANG MEMBACA
TAAPATI [ON GOING]
Novela JuvenilBagi Respati, melepaskan untuk mengikhlaskan adalah suatu keputusan yang baik. Namun Tania? Baginya mengikhlaskan tidak harus melepaskan. Sampai keduanya membisu lalu diam dalam rindu. "Tapi gua ga mau sama dia! Masa lalu, ya masa lalu. Ga perlu dii...