🌟Jadilah pembaca yang bijak🌟
∆∆
∆-Satu satu, saling sebut nama. Dua dua, minta nomor telpon. Tiga tiga, sering ketemuan. Satu dua tiga, akhirnya jadian-
“Bangun pagi! Nonton Jimin! Cuci muka! Nonton lagi! Hihihi.” Tania tertawa geli mendengar suaranya sendiri.
Runtinitasnya setiap pagi sebenarnya bukan itu. Tania hanya mengarang. Tania kan anak yang Sholeh?
Drt..drt..
“Eh?” Mendengar suara notifikasi dari handphone miliknya, Tania segera berhambur untuk mengecek siapa yang kira-kira sudah nge-line sepagi ini.
Alis Tania berkerut, pandangannya mengarah ke atas seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.
“Ah! Iya! Aku lupa! Aduh, pikun banget sih kamu Tania!” umpat Tania berlari mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Suara gemercik air ditambah suasana seperti keributan gayung terdengar sangat jelas dari dalam.
Rveano_Grda
Hari ini jadi kan? [05:30]
Udah siap-siap belum? [05:31]
Tan? [05:35]
P [05:40]Tania mempercepat langkahnya untuk bersiap-siap. Bagaimana dia bisa lupa? Ah, kebiasaan memang!
Ia memakai Hoodie berwarna pink dengan celana training putih. Tidak lupa sepatu berwarna senada kesayangannya yang bermotif anak kucing.
Setelah dirasa sudah cukup, Tania mengambil handphone miliknya yang tergeletak dia atas kasur. Tania membuka line dari Revano dan mulai mengetik balasan.
TaniaTianti_
Eh, iya jadi. [05:50]
Maaf ya kelamaan, hehe. [05:50]Tak sampai lima menit, ada line masuk dari Revano.
Rveano_Grda
Iya, gapapa ngerti. [05:52]
Dandan yang cantik, ya. [05:52]Tania tersenyum malu melihat balasan line dari Revano. Eh? Apa ini? Kok jadi kesemsem gini?
***
“Aku, boleh beli minum dulu gak?” Tiga putaran sudah Tania lewati. Taman ini cukup besar lingkarannya, ya, lumayan menguras tenaga juga.
“Boleh dong. Mau aku beliin? Sini,” ujar Revano menjulurkan tangannya ke arah Tania.
“Eh, enggak. Ga usah. Aku beli sendiri aja,” seru Tania sambil tersenyum.
Revano mengangguk. Toh, Revano juga gak mau ambil pusing.
Tania berjalan menyebrang melewati taman. Dilihatnya Revano dari jauh sedang menunduk bermain dengan handphone-nya. Tania tersenyum.
Penjual minuman sudah ada di depan matanya. Tinggal beberapa langkah lagi ia akan mendapatkan kesegaran dari Aqua.
Brukkk..
Ada seseorang yang berjalan terlalu terburu-buru dan menabrak Tania. Tania yang terjatuh pun sempat mengomelinya.
“Iihhhh kalo jalan tuh pake mata apa! Jangan main seradak-seruduk aja!” omel Tania masih dalam keadaan duduk di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAAPATI [ON GOING]
Teen FictionBagi Respati, melepaskan untuk mengikhlaskan adalah suatu keputusan yang baik. Namun Tania? Baginya mengikhlaskan tidak harus melepaskan. Sampai keduanya membisu lalu diam dalam rindu. "Tapi gua ga mau sama dia! Masa lalu, ya masa lalu. Ga perlu dii...