"Mel, gimana? Lo udah punya informasi tentang si cewek lusuh itu?" tanya Chelsea nampak kesal mengingat apa yang menjadi pembahasannya kali ini adalah seseorang yang tidak disukainya.
"Udah dong. Melsa!" jawabnya dengan senyum licik, menyombongkan keahliannya dalam hal semacam ini.
"Nih, gue kasih liat," lanjut Melsa menunjukkan beberapa lembar kertas yang ada di tangannya.
"Bagus, bagus. Lo dapet ini dari mana?" Chelsea tersenyum puas dengan hasil kerja sahabatnya ini.
"Lo lupa ya, kalo kita punya orang dalam?" Melsa tersenyum licik.
"Maksud lo Piko?" terka Chelsea sedikit terkejut.
"Siapa lagi. FYI, dia juga nggak suka sama tuh anak," balasnya.
"Bagus, bakal lebih gampang bikin tuh cewek nyesel main-main sama gue," ujar Chelsea seraya menatap kertas-kertas berisi informasi tentang Deive dengan senyum liciknya.
Mulai dari biodata cewek yang dibenci Chelsea yang ternyata bernama lengkap Adeivea Anastasya, hingga alamat, fasilitas, serta sejak kapan Deive menyukai Aldi. Lengkap sekali, Piko memang dapat diandalkan.
Chelsea mendapat ide, ia tersenyum licik. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk bagian kertas yang berisi data kendaraan yang biasa ditumpangi Deive. Mobil berplat nomor B 4NC1 Y4 itu akan menjadi sarana penyingkiran Deive dari kehidupan Aldi, sehingga Chelsea akan dengan mudah mendapatkan Aldi kembali.
"Liat aja lo. Deive si cewek lusuh!" lanjutnya nampak mengancam.
🌵🌵🌵
Bugh!
Satu pukulan kembali mendarat pada bagian perut Alvin. Membuat cowok itu mengernyit kesakitan untuk kesekian kalinya.
Alvin bukannya tak mampu melawan, hanya saja ia tak cukup tenaga untuk melakukan pemberontakan kepada tiga orang sekaligus yang menghajarnya.
Wajah Alvin sudah babak belur sejak tadi. Memar di sana-sini. Satu sudut bibirnya mengeluarkan darah. Lebam sangat terlihat di bagian pelipisnya hingga tak sungkan darah segar sesekali muncul meskipun hanya setetes.
"Bangun lo!" seru Aldi seraya menendang betis Alvin tanpa belas kasihan.
Alvin bangkit. Ia mengelap sudut bibirnya menggunakan ibu jarinya, tampak dengan jelas darah membekas di jemarinya. Alvin tak boleh dikira lemah, ia harus melawan Aldi yang seenaknya sendiri.
Dengan memegangi perutnya yang entah sudah berapa kali terkena pukulan, Alvin melangkah maju beberapa langkah.
"Berani juga lo," Aldi tersenyum miring, merendahkan Alvin.
"Gue nggak takut sama lo yang mainnya keroyokan," decih Alvin ikut merendahkan Aldi.
"Bacot!" Dika menonjok wajah Alvin dengan kuat, ia tersulut emosi dengan perkataan Alvin barusan.
Tubuh Alvin terdorong ke belakang akibat tonjokan Dika yang cukup keras. Ia meringis memegangi pipi sebelah kanannya yang terasa sakit.
"Lemah," ujar Aldi dengan angkuh kemudian ia memberikan aba-aba pada dua temannya untuk meninggalkan gudang sekolah ini, dibalas dengan anggukan Dika dan Elno secara bersamaan.
Tak mau kalah tanpa perlawanan, akhirnya Alvin memutuskan untuk menyerang Aldi dengan menendang bagian punggungnya ketika cowok itu berbalik. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan atas kelengahan lawannya itu.
Tendangan Alvin begitu kuat, membuat tubuh Aldi tersungkur ke depan dan jatuh ke lantai gudang yang penuh debu. Sontak kedua temannya berbalik badan, menatap marah pada si pembuat ulah barusan.
![](https://img.wattpad.com/cover/221558108-288-k792889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoyed [On Going]
Fiksi RemajaSiap tertawa di bagian awal dan menangis di bagian akhir? Mari, mulai kisah ini. *** #14 in Pelampiasan [1 Sept 2020] *** Semua ini adalah tentang Deive dan Aldi, namun terpaksa keluarganya bercampur tangan dalam cerita mereka. Tidak cukup sampai di...