Ka Suo tersenyum melihat ekspresi adiknya yang terlihat kesal seakan sangat terganggu dengan kehadirannya ketika Ka Suo datang membawakan makanan dan minumannya keesokan paginya. Agaknya tadi Li Tian Jin sempat tertidur sejenak di atas dipan dengan posisi duduk bersandar pada dinding. Saat pintu terbuka sang adik sempat tersentak bangun dan memicingkan mata menatap sosok yang masuk sambil menggosok matanya sekilas dengan punggung tangannya.
"Selamat pagi, Shi. Apa kau lapar sekarang?" Tanyanya dengan keceriaan yang sengaja ditunjukkannya, "Xing Jiu bilang kau ingin aku sendiri yang datang."
Meskipun selama sepersekian detik Li Tian Jin masih setengah mengantuk, dia masih bisa membalas kakaknya dengan sarkasme yang biasa ditunjukkannya, "Apakah Xing Jiu tidak sekalian bilang dengan jelas padamu bahwa aku ingin kau mati dan mayatmu yang datang?"
Mendengar itu keceriaan Ka Suo lenyap, tapi dia memaksakan diri tersenyum sambil meletakkan nampan di atas meja. "Lucu sekali, Shi." Jawabnya dengan nada seorang kakak yang menanggapi gurauan adiknya, "Mayat tidak bisa berjalan, kurasa."
Li Tian Jin tidak tertawa. Dia tahu Ka Suo mencoba tetap bersikap seperti saudara padanya. "Kau sangat menyedihkan." Gumamnya sebagai balasan, masih merendahkan kakaknya.
Ka Suo mengambil sebuah apel dan duduk di tepi dipan lalu mengulurkan apel itu kepada adiknya.
Li Tian Jin menatapnya tanpa bergeming dan tidak mengambil apel itu.
"Kau ingin kupotongkan untukmu?" Tanya sang kakak.
Tawarannya malah membuat sang adik menatapnya itu dengan kemarahan yang tak disembunyikan. "Kau mahluk menyedihkan." Gerutunya, "Berhentilah bersikap sok baik padaku."
Sebagai jawabannya, Ka Suo menyihir pisau es di udara dan memotongkan apel itu serta mengupaskan kulitnya, lalu mengulurkan sepotong yang sudah bersih kepada adiknya. "Makanlah." Ucap sang kakak, "Kau pasti lapar. Bawahanku bilang kau tidak mau makan apa-apa sejak ada disini."
Semua itu membuat Li Tian Jin semakin marah dan tiba-tiba menepis tangan Ka Suo yang terjulur padanya sehingga sepotong apel yang tadi di tangan Ka Suo jadi terlempar jatuh.
"Kubilang, berhentilah pura-pura baik padaku!" Bentak Li Tian Jin, "Kalau kau benar-benar baik, kau takkan membunuh diriku waktu itu!"
Ka Suo tak bisa menjawab.
Adiknya meneruskan, "Kalau kau memang baik padaku, kenapa kau membunuh orang tuaku? Kenapa kau merebut tahtaku?"
"Jadi kau ingin tahta?" Balas Ka Suo dengan rasa sakit hati, "Hanya itukah yang masih ada di kepalamu hingga saat ini? Aku bisa memberikannya padamu, Shi!"
"Baik, berikan padaku! Kau takkan sanggup, kan?" Jawab sang adik, "Kau hanya asal bicara saja! Lebih baik kita bertarung sampai salah satu dari kita ada yang mati!"
"Sudah kukatakan, kau boleh membunuh aku setelah kau mengembalikan Li Luo dan Lan Shang!" Balas kakaknya dengan lelah, "Nyawaku ditukar dengan mereka berdua. Bukankah itu cukup adil di matamu?"
Li Tian Jin diam sejenak, tapi tidak melunak. Meskipun begitu, kemarahan yang sebelumnya tercermin seperti berkobar di mata ambernya kini menjadi teduh kembali. "Adil?!" Ulangnya, "Kurasa yang kuinginkan hanyalah bertarung denganmu sampai mati untuk bisa membuktikan siapa yang lebih kuat di antara kita."
"Baiklah, kau bisa mendapatkan keinginanmu itu." Jawab kakaknya, "Setelah kau mengembalikan Li Luo dan Lan Shang padaku."
"Kau pikir aku bodoh?" Sahut adiknya dengan sikap keras kepala, "Aku berada dalam tanganmu. Kau bisa membunuhku atau mempermainkanku. Lagipula kenapa kau tidak pergi mencari kedua wanita itu sendiri jika kau memang mencintai mereka?"
"Aku bisa saja mencari mereka." Balas sang kakak, "Aku tahu mereka berada di tangan Huo Yi. Dan Puteri Yan Da akan dengan senang hati menukar kebebasan mereka dengan kebebasanmu."
Ucapan itu membuat Li Tian Jin kesal lagi. "Dasar pengecut!" Makinya, "Kau hanya berani memanfaatkan Yan Da! Apakah hanya itu yang ada dalam pikiranmu? Mempermainkan wanita.. Li Luo, Lan Shang--"
"Cukup, Shi!" Putus Ka Suo agak tegas, "Kesabaranku ada batasnya! Kau boleh mengejekku semaumu, tapi jangan bawa-bawa Li Luo dan Lan Shang ke dalam masalah kita."
Tapi ketegasan Ka Suo tidak ada artinya bagi adik tirinya itu. Malah sang adik semakin berani mendebatnya. "Rupanya benar dugaanku selama ini. Ka Suo, kau hanya pintar menjaga citra baik dirimu di depan orang-orang dengan berpura-pura tulus, tapi sebenarnya hatimu bercabang. Lihat saja, kau bahkan masih tak bisa melepaskan keinginan batinmu untuk memiliki Puteri Lan Shang meskipun kau sudah beristri--"
"Ying Kong Shi!" Putus Ka Suo marah sambil berdiri. Sisa apel dan pisau es yang tadi sedang di pangkuannya menggelinding jatuh.
Sang adik membalas tatapan marah kakaknya dengan berani, bahkan terkesan menantang. "Jadi disitulah kelemahanmu." Gumamnya dengan berani, "Kau tidak bisa menahan diri dari pesona puteri mermaid. Haruskah kuberitahu pada Mermaid Saint?"
"Kau pikir Mermaid Saint akan mempercayai omong kosongmu?" Balas kakaknya, tapi suaranya mulai bergetar.
"Meskipun awalnya dia tidak akan percaya padaku, akhirnya dia pasti akan sadar bahwa aku benar." Sahut sang adik, "Karena itu semua tersirat dari matamu, dari ekspresi wajahmu yang menjijikkan, bagaimana kau menatap Puteri Lan Shang dengan gaira----" Ucapannya terhenti karena tangan sang kakak sudah di lehernya.
Posisinya kini tersudut oleh Ka Suo di atas dipan. Tubuh Ka Suo membungkuk di atasnya dengan tangan kanannya yang sedingin es itu berada di lehernya. Sepasang mata biru yang biasanya ramah dan teduh itu kini tampak mengeras.
Ka Suo tidak pernah bermaksud melukai adiknya. Dia juga sebenarnya tidak semarah itu, tapi entah kenapa dia melakukan ini, seperti sebuah dorongan dari dasar batinnya untuk mengendalikan adiknya. Pikirannya kacau. Kerinduan dan berbagai emosi yang menggelegak kini menyatu di dadanya; rasa lelah, kecewa dengan keadaan Li Luo dan Shi, rasa kegagalannya dalam upayanya menukar permintaannya kepada Veiled Lotus, dan kini bahkan bercampur perasaan seolah merasa gemas dengan sifat adik tirinya itu, sehingga tanpa bermaksud menyakitinya sama sekali Ka Suo terdorong untuk mendekatkan wajahnya dan menekan bibir adiknya dengan bibirnya sendiri, menciumnya....
...
![](https://img.wattpad.com/cover/238940901-288-k556542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption 2
FanfictionBagaimana jika saat Ka Suo pergi mencari Veiled Lotus, ayahnya berhasil menjebak Li Tian Jin dan menangkapnya dengan bantuan Xing Jiu, Mermaid Saint, dan lainnya?! Tapi mereka gagal menyelamatkan Li Luo dan Lan Shang yang langsung dibawa pergi oleh...