Mata sewarna carnelian milik Li Tian Jin terbeliak, tak menduga sama sekali raja Es muda akan melakukan hal seperti ini. Awalnya dia merasakan tangan yang dingin di lehernya, tapi dia juga sadar tangan itu tidak bermaksud mencekiknya sampai terluka, melainkan hanya mengejutkannya saja. Di saat bersamaan, tangan itu mendorongnya ke bawah juga, menyudutkan posisinya di dipan, lalu tiba-tiba wajah seputih pualam milik Ka Suo sudah berada dekat di depan wajahnya. Dia bisa merasakan nafas yang dingin milik si raja Es. Ekspresi Ka Suo tampak lembut dan bimbang tapi semua itu tetap terjadi, bibir mereka bertemu.
Li Tian Jin merasa darahnya berdesir dan jantungnya seolah berhenti berdetak. Bibir yang terasa dingin menekan bibirnya, mencari celah untuk menyatu lebih dalam lagi. Jari-jemari lentik yang tadinya di lehernya mencengkeram jakunnya dengan lembut, membuat sensasi rasa menggelitik aneh di dadanya yang tanpa sadar membuat bibirnya terbuka sedikit untuk menerima ciuman kakak tirinya. Jari-jemari yang lentik itu kini sudah bergerak naik ke dagunya.
Awalnya Li Tian Jin merasa kaget dan shock. Jantungnya seakan berhenti berdetak dan selama sedetik dia mengira dirinya akan meledak dalam kemarahan yang berkobar di dadanya. Tapi, anehnya, ternyata tidak. Dia mendapati tubuhnya seakan bergetar menerima ciuman Ka Suo, bara api yang selama ini terasa membakar darahnya seperti disiram air dingin yang memadamkannya. Dengan terkejut dia merasakan tenaganya seakan menolak digunakan untuk memberontak.
Yang bisa dilakukannya selama beberapa detik hanyalah menerima ciuman kakak tirinya, membiarkan jari-jemari halus milik sang kakak memegang dagunya. Sesaat Li Tian Jin bagaikan terlena dalam sebuah mimpi yang dipenuhi keindahan, seakan jiwanya terseret arus air yang tenang yang mengalir menuju ke sungai menyejukkan.
Tetapi tiba-tiba sesuatu terasa seperti menusuk ulu hatinya. Dia mengernyit, memejamkan mata. Kepalanya terasa sakit dan seakan berdenyut-denyut, seolah berputar, seolah terbalik.
Bunuh dia! Seru suara dalam kepalanya, suara yang menggema, yang bertalu-talu di dalam gendang telinganya.
Bunuh dia!
Bunuh dia!
Li Tian Jin mengernyit, memejamkan matanya. Kepalanya seakan terpukul, segala sesuatunya seperti berputar, membuatnya pusing. Ulu hatinya terasa seperti di cabik, sangat menyakitkan.
Dia menggunakan semua tenaganya yang tersisa untuk mendorong tubuh Ka Suo dan menarik mundur kepalanya agar ciuman kakak tirinya terlepas.
Ka Suo tersentak dan menarik dirinya sendiri mundur, melepaskan adiknya. Rasa kaget memenuhi hatinya. Bukan hanya kaget karena penolakan sang adik, tapi juga kaget atas apa yang telah dilakukannya sendiri. Mata birunya terbeliak, rasa jijik akan dirinya sendiri memenuhi rongga batinnya. Selama sedetik dia terpana sendiri, rasa muak merayap naik di dadanya, muak pada dirinya sendiri.
Kenapa dia bisa melakukan hal seperti ini pada adik yang sangat disayanginya itu?
Dia menutup mulutnya dengan tangannya sendiri, masih bisa merasakan aroma dan rasa kelopak bunga Cherry Blossom yang tadi bersatu di mulutnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam dadanya, tapi tak satu pun yang terasa baik. Tanpa berkata apa-apa Ka Suo bangkit dan keluar dari tempat itu, meninggalkan Li Tian Jin sendirian.
Sang adik merasa tubuhnya tak bertenaga. Gelombang rasa sakit yang tadi menghantam kepala dan dadanya mulai menepi. Dia memijat dahinya sendiri dengan satu tangannya, sementara tangannya yang lain menjejak ke lehernya sendiri dimana tadi jari-jemari Ka Suo menyentuhnya. Bahkan dalam kegalauan yang tak menentu pun dia masih bisa merasakan bahwa Ka Suo tidak bermaksud melukainya sama sekali, dan ciuman itu terjadi karena tekanan batin Ka Suo yang begitu dalam.
Dalam ciuman itu, mau tak mau Li Tian Jin bisa merasakan perasaan cinta Ka Suo kepada adiknya, dan anehnya dia juga merasakan sesuatu melonjak di dalam hati kecilnya dengan gembira, merespon panggilan batin Ka Suo yang tertuang lewat ciumannya tadi.
Apakah Ying Kong Shi yang masih hidup dalam hati kecilnya terbangun karena ciuman Ka Suo? Dia bertanya-tanya sendiri, tangannya turun ke dadanya sendiri, tapi perasaan itu sudah hilang. Yang tertinggal hanyalah detak jantung yang berirama lebih cepat daripada biasanya.
Mungkinkah Ka Suo tadi hanya mempermainkannya saja?
Li Tian Jin menggertak gigi, mengepalkan tangannya dan mengeraskan hatinya lagi. Bisa jadi raja Es muda hanya mempermainkannya tadi. Dan Ka Suo harus membayar untuk ini.
Rasa jijik menguasainya, membuatnya bersumpah untuk membunuh Ka Suo dan kemudian membunuh dirinya sendiri karena penghinaan yang diterimanya barusan. Tangannya masih mengepal, tapi dia berusaha menenangkan pikirannya, bersandar ke dinding dan memejamkan matanya.
Agak lama kemudian, pintu terbuka lagi dan Xing Jiu kembali masuk. Li Tian Jin membuka matanya.
"Apa raja-mu yang pengecut dan menjijikkan itu yang menyuruhmu datang?" Tanyanya, "Apa kau disini untuk mengejekku? Lebih baik kau bunuh aku sekarang sebelum aku mendapatkan Spiritual Power-ku kembali dan membunuh semua orang di suku Es."
"Raja menyuruhku melepaskanmu." Jawab Xing Jiu, "Kau boleh pergi."
Li Tian Jin langsung terdiam karena tidak menyangka hal itu.
"Raja-ku bilang kau bebas, boleh pergi kemana pun yang kau mau, entah itu suku Es atau Api." Lanjut Xing Jiu.
"Apa raja-mu tidak takut aku akan membunuh ayahnya untuk membalas dendam?" Balas Li Tian Jin.
Xing Jiu tersenyum, "Karena itulah Raja belum memberimu penawar untuk mengembalikan Spiritual Power-mu selama kau berada di wilayah ini. Tapi jika kau memutuskan untuk meninggalkan tempat ini, kami akan mengirimkan penawarnya."
Li Tian Jin diam sejenak.
"Raja bilang kau akan perlu waktu untuk memutuskan." Xing Jiu meneruskan, "Karena itu aku akan meninggalkanmu disini dengan pintu tak terkunci. Pangeran, kau bisa memutuskan sendiri kemana kau mau pergi." Setelah berkata begitu, Xing Jiu membungkuk samar dan keluar, menutup pintu tanpa menguncinya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption 2
FanfictionBagaimana jika saat Ka Suo pergi mencari Veiled Lotus, ayahnya berhasil menjebak Li Tian Jin dan menangkapnya dengan bantuan Xing Jiu, Mermaid Saint, dan lainnya?! Tapi mereka gagal menyelamatkan Li Luo dan Lan Shang yang langsung dibawa pergi oleh...