8. Reminiscence

195 28 0
                                    

Selama beberapa saat yang menyakitkan bagi Ka Suo, dia berusaha melepaskan dirinya, dia berusaha menyalurkan energi dinginnya ke belenggunya agar retak, tapi tampaknya sia-sia. Dia menyesal terlalu meremehkan Shi. Dan selama beberapa saat dimana dia berusaha melepaskan dirinya itu, kemarahan mengguruh dalam dadanya, membuatnya sesak. Dia sampai menyesal telah melepaskan Shi dari penjara waktu itu. Adik tirinya itu memiliki wajah yang sangat manis menggemaskan dan terkesan belia, tapi semenjak dewasa wataknya cukup banyak berubah.

Ka Suo masih terbayang adik kecilnya itu saat masih kanak-kanak dulu, begitu polos, bebas, periang, dan lucu. Dia selalu melindunginya, dia sangat menyayanginya. Bagaimana mungkin Shi bisa tersesat sampai begini jauh? Ini semua salahnya.

Siang berganti malam. Dengan lelah Ka Suo berhenti berusaha melepaskan diri. Li Tian Jin belum kembali, mungkin sengaja meninggalkannya disini seharian sampai seseorang menemukannya dalam keadaan seperti ini. Emosi Ka Suo menggelegak lagi, harga dirinya tersinggung juga. Bagaimana pun juga dia adalah raja Ice Tribe sekarang. Yang dilakukan Shi ini sangat melecehkannya.

Dia terbaring dalam diam, dengan rantai sihir yang diciptakan adik tirinya masih membelenggunya. Selama beberapa detik dia berpikir untuk menyerah, membiarkan adiknya menang lagi. Tapi, dia sadar, dia tidak boleh begini. Shi tersesat sejauh ini karena dia terlalu memanjakannya.

Sambil merenung, Ka Suo teringat dia masih memiliki ayah yang mencemaskannya. Mendiang ibu dan saudara-saudara kandungnya juga pasti akan ikut menanggung malu jika dia membiarkan dirinya dilecehkan oleh Shi. Dan, bagaimana dengan istrinya? Li Luo juga akan ikut malu. Juga Xing Jiu, Huang Tuo, Yue Shen, rakyatnya yang telah mempercayainya. Mermaid Saint juga. 

Dia sadar dia tak boleh mengalah pada Shi sampai sejauh ini.

Dia tak boleh membiarkan Shi mempermainkannya begini. Dia tahu adiknya itu memang takkan menyentuhnya, tapi melakukan ini hanya untuk mengejeknya, untuk mempermainkannya saja, untuk menunjukkan kepadanya bagaimana bodoh dan tak berdaya-nya dirinya ini di tangan adiknya itu.

Kemarahan Ka Suo sudah sampai pada puncaknya. Dia memejamkan mata, sekali lagi berusaha menyalurkan energi kemarahannya yang seperti badai salju ke pergelangan tangan dan kakinya, memohon kepada leluhur Ice Tribe dalam hati. Entah bagaimana, tiba-tiba tenaganya terasa sangat meningkat, gelombang udara dingin yang berpusar dari dalam dadanya mengaliri darahnya, memberinya kekuatan lebih banyak. Dengan segera dia berkonsentrasi, mengarahkan energi itu ke belenggunya, dan akhirnya berhasil membekukan rantai sihir yang diciptakan adik tirinya.

Sampai pada titik beku yang maksimal, rantai itu pecah. Dengan cepat Ka Suo bangun dan mengambil pakaiannya, mengenakannya lagi dengan terburu-buru, dan kebetulan tepat saat itu dia mendengar suara langkah menginjak patahan ranting kering di tanah, di luar goa. Dia mengenali suara langkah adiknya dan tahu adiknya sudah kembali.

Ka Suo berpikir dengan cepat. Jika bertanding melawan adiknya, mereka pasti seimbang. Kemungkinan besar pemenangnya adalah yang memegang The Deicide, sedangkan pedang keramat itu mematuhi mereka berdua. Baik Ka Suo maupun Ying Kong Shi, hanya kakak-beradik itu yang bisa memegang The Deicide.

Ka Suo bersembunyi di pinggir, menunggu. Li Tian Jin masuk dan sepasang matanya langsung menatap ke tempat dimana sebelumnya Ka Suo dirantai. The Deicide dipegangnya di tangan kanan.

Li Tian Jin terkesiap melihat Ka Suo sudah tak ada. Dan detik itu, Ka Suo menggunakan kesempatan untuk merebut The Deicide dari tangan adiknya.

Sayang sekali, dalam sepersekian detik, sang adik menyadari gerakan mendekat meskipun kejadiannya sangat cepat. Dia berputar, menghindari tangan kakaknya yang terarah ke gagang pedang di tangannya sendiri. Ka Suo terus merangsek sehingga Li Tian Jin melompat mundur; bersalto ke belakang; untuk mengambil nafas sejenak karena serangan itu mengejutkannya.

"Rupanya kau bisa lepas dari sihirku." Ucapnya saat mendarat kembali dengan anggun di kedua kakinya, "Cukup mengagumkan."

Sesaat Ka Suo berhenti menyerang. Sekarang ada jarak di antara posisi mereka berdiri berhadapan.

"Ying Kong Shi!" Jawab Ka Suo, "Hari ini aku akan mengajarimu untuk bersopan santun kepada orang yang lebih tua darimu!"

"Namaku bukan Ying Kong Shi!" Balas sang adik sambil mengangkat pedangnya dan menyerang kakaknya.

Ka Suo berusaha menghindari tebasan-tebasan tajam pedang itu. Adiknya menyerang tanpa ampun, ibaratkan lidah api yang menari-nari. Pedangnya seperti berputar-putar dengan lincah di tangannya, berkelebat di udara, berdesing, campuran antara keindahan namun berbahaya.

Sampai akhirnya Ka Suo tersudut ke dinding goa. Sang adik mendorong pedangnya ke depan ke dada kakaknya, tetapi dengan nekad Ka Suo menangkap ujung pedang dengan kedua tangannya, menahannya.

Tubuhnya adalah sarung pedang. The Deicide tidak bisa mencelakainya.

Selama sepersekian detik Li Tian Jin terkejut, berusaha menarik mundur pedangnya, tapi kedua tangan Ka Suo menjepit dan menahan pedang. Sesaat mereka saling membetot pedang itu. Li Tian Jin menariknya mundur dengan memegang gagang pedang, sementara Ka Suo menjepit ujung pedang itu dengan kedua tangannya di depan dadanya agar tidak ditarik kembali oleh adiknya.

Sebenarnya, Spiritual Power Ying Kong Shi jauh di atas yang lain, karena dia adalah keturunan terakhir suku Kuno, tapi waktu itu; saat bunuh diri di tangan kakaknya; dia sudah menyalurkan Spiritual Powernya kepada sang kakak, sehingga tenaga Ka Suo sudah maju pesat dibanding dulu. Lagipula sekarang, bangkit kembali sebagai Li Tian Jin, karena memory-nya hilang, sebagian kekuatannya tersegel kembali jauh di dalam tubuhnya. Saat ini sihir Api-Es yang ada padanya hanya tersisa sedikit, dan saat bertarung ini dia hanya murni memakai sihir Api.

Ka Suo menyalurkan seluruh tenaganya ke sepasang telapak tangannya yang menjepit pedang sehingga pedang itu bergetar dan dipenuhi hawa dingin, membuat Li Tian Jin tersentak; tak mengira tenaga Ka Suo sebesar itu. Kelengahan Li Tian Jin membuat Ka Suo mengirim hawa dingin lebih banyak lewat pedang sehingga Li Tian Jin terpaksa melepaskan gagang pedangnya, lalu kembali melompat mundur.

Sekarang pedang berada di tangan Ka Suo.

"Jangan pikir aku tidak bisa mengalahkanmu tanpa pedang!" Seru Li Tian Jin, kembali menyerang Ka Suo dengan tangan kosong, namun telapak tangannya tampak membara dari sihir Api-nya.

Ka Suo memancing adiknya mendekat dengan membiarkannya mendapat gagang pedang lagi. Tetapi ketika sang adik hendak menarik kembali pedangnya, Ka Suo kembali menahan dengan menggunakan tangan kirinya untuk memegang badan pedang.

Li Tian Jin kembali tersentak.

Pada detik yang sama, Ka Suo menggunakan kedua jari tangan kanannya untuk mencapai dahi adiknya, menyalurkan spiritual powernya untuk membantu membuka memori sang adik. Ka Suo tahu, sihir semacam ini takkan berfungsi jika dari dalam diri orang yang ditolongnya sendiri tidak ada keinginan terpendam sekecil apa pun untuk bisa mengingat memori yang terlupakan, karena itu dia cukup terkejut menyadari bahwa ternyata masih ada dorongan di dalam lubuk hati Li Tian Jin yang terdalam untuk mengingat masa lalunya. Dan itu memberi akses bagi sihir Ka Suo untuk masuk ke dalam sanubarinya, ke dalam lapisan otaknya, membantu membuka sesuatu yang memblokirnya, dan perlahan membantu mengembalikan wujud Shi ke wujud yang sebenarnya.

Detik berikutnya, adiknya jatuh pingsan dalam pelukannya, tak sadarkan diri. Agaknya akibat reaksi karena hancurnya blokir yang mengurung memory terpendamnya secara mendadak.


...


Redemption 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang