10. Konsekuensi

3.3K 627 81
                                    

.
.
.
.
.

Hari yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan untuk setiap pasangan, yaitu hari pernikahan, menjadi mimpi buruk untuk Dinda.

Gadis itu sendiri yang menciptakan mimpi buruknya. Ia tidak bisa marah, apalagi menyalahkan orang lain atas pernikahannya.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Dinda bahwa ia akan menikah dengan Taeyong, lelaki yang sama sekali tidak Dinda cintai. Jangankan cinta, suka saja tidak. Hanya karena keangkuhan dan keegoisannya Dinda berani mengambil keputusan sebesar ini tanpa berpikir lebih panjang lagi.

Tidak lebih dihadiri oleh lima belas orang tamu, pernikahan Dinda dan Taeyong dilakukan secara sederhana di kediaman Diana. Dengan Doyoung sebagai wali nikah untuk Dinda karena Ayahnya yang sudah lebih dulu pulang ke pangkuan Sang Ilahi.

"Saya terima nikah dan kawinnya Dinda Salsabila binti Alm. Rudi Kusubagio dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai," Ucap Taeyong dengan satu tarikan napas. Meski ia hanya mampu memberikan mas kawin berupa seperangkat alat sholat untuk Dinda, namun hal itu tidak melunturkan niat Taeyong untuk menikahinya.

"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu.

"Sah!"

Kini dua manusia yang sebelumnya hanya berteman, telah sah menjadi sepasang suami istri.

Doa dan ucapan selamat mengalir dari para tamu dan keluarga untuk pernikahan Dinda dan Taeyong. Harapan mereka tidak jauh berbeda, semoga pernikahan keduanya selalu di berkahi dan awet sampai maut yang memisahkan mereka.

Dengan senyum yang merekah, Taeyong mengaminkan semua doa-doa itu. Sedang Dinda, ia hanya tersenyum dengan penuh kepalsuan tanpa berniat mengaminkannya sama sekali.

"Selamat ya Yong, Din," Ucap Yuta yang datang karena di undang oleh Taeyong.

"Makasih Yut. Btw lo kenal sama Dinda?" Tanya Taeyong seraya melirik Dinda yang berdiri di sebelahnya.

Yuta tersenyum, "Dinda itu salah satu murid les gue dulu. Selamat ya Din?"

"Makasih Mas," Balas Dinda dengan senyum yang lagi-lagi dipaksakan. Ia sama sekali tak berminat dengan acara pernikahannya sendiri. Hari ini tujuannya hanya satu, yaitu cepat-cepat menyelesaikan acara ini dan pergi tidur.

Pikiran dan tenaga gadis itu lelah sekali karena mendapat banyak hujatan dari teman-teman kuliahnya. Tentu saja masih karena alasan yang sama, Jeno.

Mereka masih berpikir jika di sinilah Dinda yang jahat pada Jeno karena meninggalkan laki-laki itu demi laki-laki lainnya. Oke, Dinda mengakui jika ia memang jahat. Tapi bukan pada Jeno, melainkan Taeyong, Diana, dan Doyoung.

"Din?" Panggil Yuta, "Lo lagi mikirin sesuatu?" Tanyanya. Ia tahu jika Dinda sedang banyak pikiran hanya melihat dari wajahnya saja.

Taeyong ikut memperhatikan wajah istrinya. Memang, Dinda terlihat berbeda dari biasanya, "Kamu sakit?"

Dinda menggeleng, "Nggak apa-apa Mas. A-aku mau ke toilet dulu ya," Izin gadis itu sebelum akhirnya pergi.

"Yong, gue mau ke tante Diana juga ya," Pamit Yuta.

Yuta sebenarnya tidak pergi menghampiri Diana, ia justru pergi ke arah yang sama dengan Dinda diam-diam. Dan menunggu gadis itu keluar dari toilet.

Success ; Taeyong [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang