Semua orang tau jika Permaisuri Kaisar itu pesakitan. Tubuhnya lemah dan halus. Mudah sekali lelah. Bahkan hanya terkena hembusan angin, dia sudah akan jatuh sakit. Permaisuri nya adalah laki-laki, lemah dan pesakitan. Tetapi Kaisar sangat mencintainya. Dia bahkan tak mengambil seorang pun selir untuk melanjutkan garis keturunannya.
Awalnya, seluruh kerajaan berpikir jika Kaisar akan meninggalkan Permaisurinya. Siapa yang mau bersama-sama pria pesakitan? Terlebih keduanya menikah hanya karena Kaisar terdahulu berhutang nyawa pada Ibu Permaisuri.
Ada ada yang menebak jika Kaisar malah jatuh cinta pada Permaisurinya yang sakit-sakitan itu dan siap melakukan apa saja untuknya. Mereka telah menikah selama 10 tahun, tak ada tanda-tanda Kaisar ingin meninggalkan Permaisurinya. Bahkan setelah didesak untuk mengambil selir wanita agar dia memiliki keturunan, Kaisar menolak dengan tegas dan mengancam siapapun yang menyinggung soal mengambil selir lagi untuk dihukum dengan berat. Dia tak ingin menyakiti hati Permaisurinya.
Selain itu, jika dia menikahi wanita, membawanya masuk ke dalam istana dan wanita itu melahirkan anak untuknya, dia pasti bersikap sombong dan menginjak-injak Permaisurinya yang lemah. Kaisar tak menginginkan hal itu. Lagi pula, dia jatuh hati pada Permaisurinya, tak peduli apakah dia pria pesakitan atau bukan.
“A-Yao, bagaimana keadaanmu?” Lan XiChen bertanya, dia menggenggam tangan kurus Permaisurinya dengan lembut. Seolah itu adalah porselen yang sangat mudah pecah jika dia memperlakukannya kasar.
Meng Yao tersenyum, manik madu nya memandang sendu pada pria yang dicintainya, “Aku baik-baik saja.”
Lan XiChen mengangguk, walau dia tak yakin Permaisurinya baik-baik saja. Dari hari ke hari, tubuh Meng Yao semakin menipis, dia lebih mudah sakit dari sebelumnya dan itu berlangsung lebih lama dari biasanya. Dokter kerajaan berkata jika Permaisuri mungkin tak dapat bertahan lebih lama lagi. Tetapi Lan XiChen menolak untuk percaya. Saat mereka baru saja menikah, dokter mengatakan Meng Yao hanya bisa hidup 2 tahun paling lama. Tetapi mereka telah melewati sepuluh tahun bersama.
Lan XiChen yakin Meng Yao akan baik-baik saja. Dia yakin Meng Yao akan menua bersamanya, mereka akan memerintah kerajaan bersama. Walau dia tahu jauh di dalam hatinya jika hal itu tak mungkin.
“A-Huan, aku ingin mendengarmu bermain suling.” Meng Yao berkata, meremas lemah tangan sang Kaisar. Lan XiChen mengulas senyuan padanya, dia mengambil suling giok dari laci meja di samping ranjang. Membawa suling itu ke mulutnya dan mulai memainkannya. Meng Yao menutup mata, tersenyum dan menikmati permainan Lan XiChen.
Tanpa sadar dia meneteskan air mata, membuat Lan XiChen menghentikan permainannya dengan sedikit panik.
“Apakah ada yang sakit? Aku akan memanggil dokter sekarang.” Lan XiChen bergerak untuk beranjak dari tempatnya, tetapi Meng Yao menahan lengannya, “Tidak apa-apa. Aku ingin kau tetap disini.”
Lan XiChen duduk dengan ragu. Dia kembali menyentuh tangan Meng Yao dan meremasnya pelan, “Lalu kenapa kau menangis?”
Meng Yao menggeleng, dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga nya dan berkata, “Aku hanya berpikir.. akan sangat menyenangkan jika aku memiliki tubuh yang sehat. Kita bisa pergi berburu bersama atau berkuda bersama. Berlatih pedang atau hanya berjalan-jalan di luar istana. Bukan membuatmu terkurung bersamaku di ruangan seperti ini.”
Lan XiChen, “A-Yao.. kita sudah pernah membahas hal ini. Aku mencintaimu sebagaimana dirimu. Kuat atau tidak, kau tetap dirimu. Tolong, jangan membebani pikiranmu dengan hal-hal ini, kau akan seakin sakit.”
Meng Yao menganggukkan kepalanya. Lan XiChen tersenyum lembut, dia bergerak untuk memeluk sang Permaisuri dengan lembut. Mengusap punggung pria lemah itu untuk meyakinkannya jika dia tak akan meninggalkan Meng Yao. Meng Yao balas memeluk selagi dia menikmati usapan Lan XiChen di punggungnya. Pria itu menutup matanya dan berkata, “A-Huan.. bukan kah besok adalah festival lampion mengapung.. aku sangat ingin melihatnya..”
“Tapi..”
Meng Yao melepaskan pelukan mereka, dia tersenyum lembut pada Lan XiChen, “Aku belum pernah mengikuti Festival apapun selama menjadi Permaisuri mu.. dan sudah hampir 6 tahun aku tak keluar dari istana.. kumohon.. sangat membosankan hanya duduk di tempat tidur sepanjang hari.”
Lan XiChen mendesah, “Baiklah.”
..
Karena Meng Yao tak ingin menimbulkan keributan, dia hanya pergi bersama Lan XiChen dan seorang penjaga Kaisar. Ketiganya memakai pakaian biasa dan berbaur dengan orang-orang. Lan XiChen menyuruh penjaga tersebut untuk membeli 2 lampion bagi mereka. Selagi menunggu, keduanya menonton beberapa pertunjukkan kecil sambil menikmati beberapa jajanan pasar.
Pengawal tersebut kembali dengan dua lampion. Dia memberikannya pada Lan XiChen dan Meng Yao. Kedua orang itu mulai menulis harapan mereka dan memasukkannya ke dalam lampion. Meng Yao terlihat sangat bahagia saat dia melepaskan lampionnya ke sungai bersama dengan milik Lan XiChen.
Meng Yao terlihat seperti dia hanyalah seorang pemuda desa biasa yang datang menikmati festival. Tak ada beban terlihat di wajahnya. Dia menyentuh tangan Lan XiChen lalu berujar, “A-Huan, terima kasih. Aku sangat bahagia.”
Mereka masih tinggal untuk menonton pertunjukkan kembang api.
..
Musim semi telah tiba, salju mulai mencair dengan tunas-tunas harapan mulai tubuh dan berkembang. Tetapi di hati Lan XiChen, musim semi itu mungkin tak akan pernah muncul lagi. Dia kehilangan Permaisuri nya.
28 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Xiyao Drabbles
Romancekumpulan drabbles xiyao bagi para fans xiyao yang kurang asupan kek saya