4

16 7 9
                                    


Haneul POV~

Perlahan kubuka mataku. Mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya. Kuedarkan pandanganku. Tempat ini nampak tak asing.

Ah kamarku.

Aku mengingat-ingat apa yang terjadi. Namun suara pintu menghentikan aktivitasku.

Ceklek~

"Haneul sayang, bagaimana keadaanmu? Apa masih ada yang sakit? Mau eomma panggilkan dokter?" Tanya eomma bertubi-tubi sorot matanya memancarkan penuh kekhawatiran

"Tidak usah eomma aku baik-baik saja" ucapku meyakinkan eomma

"Syukurlah"

"Ayo ceritakan pada eomma apa yang terjadi sampai kau bisa seperti ini?" Tuntutnya mengintimidasi namun tersirat kekhawatiran disana.

Aku merasa bersalah karena telah membuatnya khawatir. Maafkan anakmu ini eomma.

"Hanya kesalah pahaman eomma. Aku bisa menyelesaikannya. Eomma tak perlu khawatir"

"Eomma percaya padamu. Selesaikan cepat, jangan sampai berlarut-larut. Eomma tak ingin kejadian seperti ini terulang lagi"

"Nee eomma"

"Tapi kenapa aku bisa ada disini? Siapa yang membawaku kesini?" Tanyaku bingung

"Namja tampan. Dia bilang dia itu temanmu." Jawabnya. Tiba-tiba wajah eomma berubah jadi menyebalkan "Hei benar tidak lebih dari teman?" Godanya sambil menaik turunkan alisnya

"A-apa sih eomma. D-dia... dia cuma seniorku disekolah kok" sial kenapa aku jadi tergagap begini sih

"Ah~ hanya senior. Lalu kenapa menjawabnya gugup begitu eoh? Oh lihat.. Haneul-ah gwaenchana?"

Huh?

"Pipimu memerah" ucapnya lalu tergelak

"Eomma~"

Eomma terkekeh "Sudah sekarang kau istirahat. Kalau besok masih sakit mending- "

"Ani, nan gwaenchanayo." Sergahku cepat.

"Ohoho takut tak bertemu senior tampanmu ya~?"

"A-aniya~ b-besok aku ada ulangan eomma" sangkalku. Hei tapi besok memang aku ada ulangan kok sumpah. Kalau tidak percaya tanya saja pada Kim ssaem.

Eomma tersenyum jahil padaku "Iya iya eomma percaya kok. Sudah, sekarang kamu istirahat biar besok kamu kan ada ulangan. Dan supaya mukamu lebih fresh agar si kakak senior tampan itu terpesona padamu" ucapnya sambil mengecup puncak kepalaku. Lalu kabur keluar

"EOMMA~"

*

Pagi harinya aku bangun lebih awal karena aku ingin memasak sesuatu. Aku ingin memberikan ini pada Soobin oppa sebagai ucapan terima kasih. Hanya itu sungguh.

"Loh kok bekalnya ada dua sayang?" Tanya eomma heran

"Iya mah yang satunya mau aku kasih ke Soobin oppa sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolongku"

"Yakin hanya karena itu?" Tanya dengan nada yang menyebalkan.

"Eomma ini kenapa jadi menyebalkan sekali sih. Sudah ah aku mau berangkat saja" ucapku kesal lalu pergi tak lupa mencium pipi eomma

Kalian tanya appaku? Ah dia sedang ada kerjaan diluar kota.


Aku berjalan menuju kelasku. Namun saat aku hendak masuk ke kelasku. Suara dari orang yang kukenal memanggil namaku

DARE        |    Choi Yeonjun   |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang