"JINJJA?" pekik seorang gadis bersurai coklat.
Sedangkan si laki-laki hanya menutup telinganya. Sepertinya suara gadis ini cukup memekakkan telinganya.
Haneul, gadis itu menatap namja yang merupakan sunbaenya dengan tatapan mengintimidasi.
Memandang dari berbagai sisi. Membuat si empu yang ditatap menghela nafas jengah.
"Mwohaneungeoya?" Tanyanya kesal.
"Ani, aku hanya memastikan kau itu berbicara jujur atau bohong- "
"Aish memang siapa lagi laki-laki tampan bernama Choi Yeonjun anak dari keluarga Choi. Keluarga terkaya se Asia." Dengus Yeonjun kesal
"Cih sepertinya kenarsisanmu semakin menjadi seiring bertambahnya usia." Cibir Haneul
Yeonjun hanya merolling matanya malas.
"Kau banyak berubah- "
"Memang aku harus pendek saja sepertimu eoh?"
"Yak aku tidak kecil! Kau saja yang terlalu tinggi. Lihat kakimu sudah seperti tiang."
"Aish sudah-sudah. Bagaimana kalau kita membolos saja hari ini. Yah itung-itung untuk merayakan pertemuan kita." Usul pria bersurai biru itu sambil merangkul pundak kecil Haneul.
"Shireo." Tolaknya sambil menghempas kasar tangan Yeonjun yang berada dipundaknya. Lalu berjalan meninggalkan Yeonjun
"Hei aku tahu kau itu tidak pernah membolos. Jadi hanya sesekali tak apalah." Bujuknya sembari mengejar Haneul.
"Orang tuaku bekerja mengeluarkan uang untuk menyekolahkanku untuk belajar. Bukan untuk membolos." Tegas Haneul
Yeonjun kicep
"Dan tak seharusnya juga mahasiswa yang masuk menggunakan beasiswa sepertimu terus-terusan membolos- "
"Aku tidak- "
"Kau pikir aku tidak tahu huh? Kau dan teman-teman genk mu itu sering membolos. Aku juga tahu markas kalian."
"Kau stalker?"
"Tak perlu menjadi stalker juga aku sudah dapat banyak info tentangmu. Yeoja-yeoja itu terus saja membicarakanmu. Kupingku saja rasanya hampir meledak mendengar mereka tak bosan-bosannya membahasmu. Aish jinjja"
"Yeonjun, kau itu- "
"Yak panggil aku oppa-"
"Diam! Kau itu kenapa bisa berubah menjadi nakal seperti ini sih. Yeonjun yang kukenal dulu itu bukan Yeonjun yang seperti sekarang. Bahkan aku tak mengenalimu sama sekali."
Yeonjun hanya bisa diam kalau mulut Haneul sudah mengucap serentetan kalimat berjenis omelan itu.
"Kau boleh memiliki genk. Kau boleh bermain dengan mereka. Tapi kau juga harus tau batasannya. Peranmu bukan hanya untuk menjadi seorang teman. Tapi kau juga berperan sebagai murid juga sebagai anak. Dan kau tak boleh melupakan itu."
"Jujur saja aku cukup kecewa padamu." Lirih Haneul.
Yeonjun menatap Haneul yang menampilkan raut kecewanya.
Sebegitu kecewa kah gadis itu padanya?
"Aku sudah tau tentang taruhanmu."
Mata Yeonjun membulat seketika.
"Jangan kaget begitu. Aku sudah lama mengetahuinya. Mungkin sejak kau mulai mendekatiku."
"Kok bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE | Choi Yeonjun |
RomanceDalam hidup, menjalani tantangan itu adalah hal yang umum. Begitu juga dengan kehidupan para main cast di ff ini. Mau tau apa tantangannya? Mampir kuy Vote aja jgn malu. Gk ada yg tau juga. Yg tau cuma aku, kamu dan tuhan aja. Ahay ㅋㅋㅋ Gaje memang...