Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
credit: the owner.
Teruntuk ayah..
Prajurit hebat kebanggaan negara.
Kutitipkan surat ini untuk ayah, karena.. ayah tidak pernah ada sejak pertama kali aku menatap dunia. Dan aku percaya bahwa ia pula.. tak akan ada ketika aku meninggalkan dunia.
Karena bagi ayah, kesejahteraan masyarakat umum adalah yang paling utama. Beliau menggenggam bulat prinsip itu, hingga ia tak lagi punya siapa-siapa.
Ayah, aku menyayangimu.
Tapi saat di surga nanti.. tolong jangan lagi temui aku.
☘☘☘
Afganistan, 1996.
Desing peluru bersahutan merajai udara. Bunyi ledakan dimana-mana, jerit pilu kesakitan, perintah dan komando-komando yang menggema di keringnya udara malam. Suasana terasa amat mencekam di sudut kota kecil di perbatasan Afganistan yang kelabu.
"MOVE BACK!"
Komando itu menggiring banyak pasukan untuk mundur, namun desing terjangan peluru tetap tak berhenti. Baku tembak terjadi di setiap penjuru kota sejak matahari terbenam dua hari lalu hingga kini.
☘☘☘
"CAPT!"
Jaehyun berdiri dari duduknya, membungkuk memberi hormat pada sosok yang baru saja memasuki barak. Beberapa barang diatur sedemikian rupa agar ruangan sederhana itu terasa lebih luas untuk menjadi tempat diskusi. Di atas meja, terpampang sebuah peta negara yang di dalamnya sudah diberi dot-dot hitam sebagai penanda.
"Sergeant Jung." Sapa pria di depannya.
Sebuah senyum tipis terukir di wajah tegas termakan pengalaman itu. Sementara di hadapannya, para pasukan sekali lagi membungkuk memberi hormat.
"Aku pikir kau tidak akan kembali secepat ini, Capt."
Kekehan ringan terdengar.
"Bagaimana mungkin? Aku mendengar kabar bahwa pasukan perbatasan timur berhasil membuat pemberontak bertekuk lutut. Ini berita yang terlalu bagus untuk dilewatkan."
"Bagaimana dengan perbatasan utara, Capt?"
"Clear." Pria itu berjalan mengitari meja, menatap peta dengan senyum bangga. "Sudah melapor ke komando pusat?"
"Sudah, Capt."
"Lalu ini.. peta evakuasi?"
Jaehyun mengangguk sekali.
"Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk menyelesaikan evakuasi?"