part 6

6.1K 320 40
                                    

     "Terkadang, rasa sayang  yang benar-benar  tulus selalu di sia-siakan"
~Nabilah ayu laksani~

"Mengapa setiap penyesalan selalu datang di akhir, setelah kejadian yang menyakitkan telah hadir"
~shani Indra Laksani~

-

-----------------------------------------------------------

Hampir setengah jam aku mengendarai mobilku dengan kecepatan di atas rata-rata, kini akhirnya aku telah sampai juga di rumah sakit keluargaku.

Aku langsung menggendong tubuh Nabilah dan membawanya keruang UGD., seluruh dokter dan suster yang melihatku langsung mengikuti aku dari arah belakang.

Sampai di ruang UGD aku langsung membaringkan Nabilah di bangsal yang ada di dalam dan langsung memeriksa tubuhnya.

"Sayang bertahanlah...." Ucapku sambil menggenggam tangannya.

"Tuhan aku mohon tolong selamatkan anakku" batinku

Ketika aku memerika dia dengan stetoskop, aku sangat terkejut dan panik pasalnya detak jantung dia sangat lemah dan hampir tak ada.

" Cepat ambilkan Defibrillator! " ucapku ke salah satu suster.

"Sayang mamah mohon bertahan jangan tinggalin mamah" ucapku sambil membersihkan darah yang ada di kepalanya.

Semua orang yang ada di ruangan itu menjadi haru melihat Shani yang menangis sambil mengobati anaknya.
.
Author POV

Di tempat lain

"Mas dedek mas. dedek, kecelakaan, tadi Shani menelpon aku" ucap melody sambil menangis.

"Sabar Bun ayo kita  kerumah sakit" ucap dyo.

Lidyo dan melody memang mendapat telpon dari  Shani yang mengabarkan bahwa Nabilah kecelakaan. Mereka yang masih jam kantor pun memutuskan untuk pulang dan pergi kerumah sakit bersama.

Sampailah mereka di rumah sakit. Mereka langsung menuju ruang UGD yang ternyata Nabilah masih di tangani oleh tenaga medis.

3 jam berlalu. akhirnya para dokter dan susterpun keluar dari ruangan.

Shani keluar dari ruangan dengan wajah lesu, baju yang berlumuran darah karena tadi menggendong Nabilah, dan peluh yang membahasi wajahnya.

"Shan gimana dengan keadaan Nabilah?" Tanya melody ketika melihat Shani keluar dari ruangan tersebut.

"Dia di nyatakan koma Bun,,, maafin aku. aku yang salah Bun" lirih Shani sambil menunduk membuat Melody ikut menunduk lesu. Tapi sedetik kemudian langsung mengangkat kepalanya kembali sambil memegang pundak Shani.

"Sebenernya Apa yang terjadi? mengapa adik kamu bisa kecelakaan?. Jawab shan" Tanya berentetan melody sambil menggoyangkan pelan pundak Shani.

"Ini salah aku Bun, aku yang tadi ga bisa ngendaliin emosi aku,, aku  terlalu khawatir dan tanpa sengaja ngecaci maki dia. Aku yang salah Bun udah  bilang kalau dia anak aku, aku bilang kalau aku nyesel lahirin dia dan buat dia marah dan tertabrak mobil,,,,, aku yang salah Bun hikss,,hiksss" melody yang mendengar itu semua tampak kaget  dan langsung menampar pipi Shani.

Plakkk

"Kamu!!!!!!,,,, Kenapa kamu lakuin itu Shani!!!! Kenapa kamu selalu kalah oleh egomu sendiri!. kamu sudah dewasa dan kamu sudah menjadi seorang ibu, tapi kenapa kamu malah tega ngecaci maki anak kamu sendiri, hah!!. Sekarang lihat apa yang kamu lakuin membuat anak kamu hampir kehilangan nyawanya!,,, Mulai sekarang bunda gaakan kasih izin kamu buat dekat sama Nabilah untuk keselamatannya" Bentak melody. Dyo yang berada di Sanah hanya mengelus punggung melody untuk sekedar menenangkan sang istri.

Semua orang yang berlalu lalang entah itu suster, dokter, atau pasien semua menatap heran kepada keributan antara melody dan shani.

"Tenang Bun, jangan kasar ke Shani dan jangan buat keributan disini. ini rumah sakit" ucap dyo mengingatkan karena risih jadi pusat perhatian orang-orang yang ada di rumah sakit.

"Nggak yah., aku berhak dapat tamparan bunda, aku yang salah dan aku harus bertanggung jawab,,, Bunda boleh hukum aku, bunda boleh tampar aku tapi jangan pisahkan aku sama Nabilah Bun~, aku janji aku akan berubah, aku benar-benar menyesal Bun" ucap Shani yang menangis sambil berlutut di depan melody dan menggenggam tangan melody.

Melihat Shani yang menyesal dan menangis di hadapannya, membuat melody menjadi tidak tega untuk menjauhkan Nabilah dari Shani.

"Bangun Shan... jangan kaya gini, bunda nggak akan jauhkan kamu sama Nabilah, karena bunda ga akan tega menjauhkan seorang ibu dari anaknya sendiri., tapi bunda mohon jangan ulangi kesalahmu lagi, setelah anakmu sadar dari koma nya  kamu harus bersikap baik, dan berikan dia kasih sayang layaknya seorang ibu yang menyayangi anaknya" ucap melody sambil membantu Shani berdiri, lalu membawa tubuh Shani kepelukkannya.

"Makasih bunda udah ngasih aku kesempatan, aku janji akan memperbaiki hubungan antara aku dengan Nabilah, aku juga janji tidak akan mengulangi kesalahan aku untuk kedua kalinya" ucap Shani yang menangis di pelukkan melody.

"Kamu harus Terima dan siap menerima konsekuensi nya jika nanti anak kamu sadar lalu membenci kamu., karena bagaimanapun tidak ada seorang anak yang tidak sakit hati kalau nyatanya orang yang dulu membenci dia dan selalu kasar kepada dia ternyata ibu kandungnya sendiri" ucap melody sambil mengelus punggung Shani.

"Iya Bun, aku siap menerima perilaku Nabilah nanti terhadapku karena ini salah aku"

"Yasudah yuk kita ke ruangan Nabilah"

"Sebentar Bun tunggu susternya memindahkan Nabilah ke ruang rawat baru Nabilah boleh di jenguk" ucap Shani

Dan Tak lama keluarlah seorang suster yang mendorong bangsal nabilah untuk memindahkannya keruang rawat inap VVIP khusus pemilik rumah sakit.

********

"Sayang maafin mamah, mamah udah jahat sama dedek, tapi sebenernya mamah sayang sama dedek cuman mamah ga bisa nunjukkin itu semua dan malah membentak dedek" ucap Shani sambil menggenggam tangan Nabilah yang terbebas dari selang infus dan sesekali mengecup tangan putri kecilnya.

"Kamu harus sembuh, mamah yakin anak mamah pasti kuat. kamu boleh benci mamah, kamu boleh marah sama mamah tapi jangan hukum mamah dengan cara kamu koma kaya gini" lanjutnya. Tak terhitung Sudah berapa kali Shani menangis, yang pasti kini hati Shani sangat hancur  ketika melihat Nabilah yang tubuhnya di penuhi alat-alat medis.

Shani menciumi pipi Nabilah dengan lembut, dan tangannya pun masih terus menggenggam tangan mungil anaknya.

"Mama sayang kamu,, kamu harus sembuh, mama janji bakal bersikap baik dan menebus semua kesalahan mama" ucap Shani.

Melody yang duduk di sofa mendekati Shani., Dia tidak tega jika harus melihat anaknya menangis terus menerus.

"Sabar sayang, bunda yakin anak kamu adalah anak yang kuat" ucap melody sambil mengelus punggung Shani.

Melody tau kalau Shani pasti sangat sedih melihat Nabilah yang belum sadar dari koma nya. Dia bisa merasakan apa yang Shani rasakan.

"Ya Tuhan aku sungguh tidak pantas untuk kau hadiahi malaikat kecil ini...maafin mamah sayang" batin Shani seraya mengecup kening Nabilah.

Shani tak bisa menahan air matanya ketika mengecup kening Nabilah cukup lama. Air mata Shani menetes membasahi wajah Nabilah.

"Mamah sayang kamu"

-----------------------------------------------------------
29 Agustus 2020

Maaf  kalau jelek dan pendek part nya hehhe...


Jangan Benci Aku KakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang