Senja yang sangat sibuk untuk para anggota distrik 17 karena mereka tengah duduk bersila dangan dihadapkan dengan empat karung besar uang koin yang dikirim dari distrik pusat dan mereka baru menyelesaikan satu karung dan masih tiga karung lagi.
Soonyoung baru saja pulang dari distrik pusat karena baru saja memberi laporan bulanan dan langsung dengan anggotanya yang tengah sibuk berkutat dengan uang koin dan isolasi soonyoung hanya menatap mingyu sedangkan mingyu hanya tersenyum kikuk dengan pemandangan yang ia lihat.
"Astaga pak tua itu menambah pekerjaan kita saja" gerutu soonyoung
"Pak tua itu atasan mu kapten Kwon" sahut mingyuKarena tak tahan melihat para anggotanya kesusahan soonyoung dan mingyu ikut duduk diantara para anggota soonyoung duduk dekat jihoon sedangkan mingyu duduk dekat wonwoo.
Mereka terus berkutat satu sama lain sampai soonyoung memilih untuk mengotak-atik ponselnya sebentar sebelum kembali ikut kembali berkutat pada uang koin itu lagi.
Lima belas menit menunggu sebuah kendaraan pemesanan makanan datang dan dengan soonyoung langsung berdiri dari tempatnya duduk untuk mengambil pesanannya dan kembali duduk diantara para anggotanya.
"Istirahat dulu lupakan koin menyebalkan itu dulu sekarang makan" ujar soonyoung
"MAKAN"sorak semua anggotaSemua mengambil satu persatu Jajangmyeon yang di pesan dan mengaduknya agar merata lalu melahapnya, soonyoung melihat semua anggotanya kelaparan begini jadi kasihan.
Jihoon makan dengan lahap tanpa memperdulikan jika di sampingnya soonyoung tengah memandangi jihoon yang sedang makan.
"Kau kelaparan atau memang suka makan" tanya soonyoung menatap jihoon
"Dua duanya kapten Kwon kalau ada nasi malah aku mau tambah itu...kapten pikir duduk dan berkutat dengan pekerjaan konyol seperti ini tidak menguras tenaga dan membuat lapar" sahut jihoon
"Aku tahu tapi kau makan seperti babi berantakan ini sausnya kemana-mana"
"Kalau aku babi kau apa hah! Pasti kau tidak punya kekasih"
"Kenapa harus masuk ke pertanyaan seperti itu?"
"Tentu saja jika orang yang punya kekasih tak mungkin mengatai seorang perempuan dengan kata seperti babi itu tidak sopan"
"Aku berkata kenyataan bodoh"Sementara soonyoung dan jihoon adu mulut mingyu dan wonwoo hanya menatap dengan heran kenapa dua orang itu tak pernah akur sama sekali
"Kapan mereka akur?" Gerutu wonwoo
"Besok kalau sudah jadi kekasih baru mereka aku" sahut mingyu
"Aku tak yakin itu"
"Yakin saja"
"Kisah apa yang sebetulnya ingin mereka buat?"
"Dari pada mengurusi kisah mereka lebih baik fokus saja pada kisah kita berdua"Mendengar mingyu berkata seperti itu membuat wonwoo tersipu malu dan menyebabkan kedua pipi wonwoo merah sendiri.
Anggota yang lain mana peduli memperhatikan kisah yang ada di hadapan mereka yang mereka pikirkan hanyalah mengisi perut mereka sebelum kembali berkutat dengan uang koin.
Malam semakin larut beberapa anggota sudah ada yang tidur dilobi kantor mereka terlalu malas untuk pindah ke asrama bahkan seungkwan sudah tidur di paha Hansol begitu juga dengan wonwoo dan jisoo berbeda dengan jihoon yang tidur menyender pada bahu soonyoung dan yang tersisa hanya soonyoung sendiri yang mengerjakan tugas konyol itu.
Pagi tiba sekarang mungkin sudah pukul enam untuk kali ini soonyoung memperbolehkan anggotanya untuk tidak olahraga pasalnya dia sendiri tidak olahraga dan sekarang mengantuk berat semoga saja hari ini aman tidak ada kasus kebakaran.
"Heh Lee pendek jihoon kau mau tidur di lengan ku sampai kapan?" Ujar soonyoung membangunkan jihoon
"Eunghh...sudah pagi" parau jihoon
"Tentu saja kau pikir masih malam cepat menyingkir dari lenganku tangan ku sudah kebas"
"Isss...menyebalkan sekali, terimakasih sudah meminjamkan lengan mu untuk ku tidur"
"Aku tidak meminjamkannya kau saja yang seenaknya mennyenderkan diri"
"Iya maaf...dan terimakasih"
"Kau bangunkan yang lain aku mau tidur, tugas konyol itu sudah selesai kalian tinggal menghitungnya saja"
"Siap kapten"
.
.
.
Pagi yang sangat sejuk menghampiri rumah minimalis jihoon setelah tiga Minggu berada di markas distrik 17 karena menggantikan jadwal wanwoo dan seungkwan akhirnya jihoon bisa libur juga.Kegiatannya pagi ini adalah pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja karena dekat dengan rumahnya terlebih lagi saat ini jihoon di rumah sendiri adiknya masih dalam pendidikan.
Jihoon itu tiga bersaudara, ia memiliki seorang kakak tiri bernama min yoongi yang sangat perhatian dengannya walaupun dengan caranya sendiri dan satu adik laki-laki yang sangat menyayangi jihoon dan yoongi.
Yoongi sudah menikah jadi secara otomatis yoongi tinggal bersama suaminya yang merupakan seorang CEO setidaknya jihoon senang jika kehidupan yoongi bahagia tidak serba kekurangan, setelah meninggalnya kedua orang tua mereka yoongi yang membanting tulang untuk sekolah dan kehidupan jihoon dan adik laki-lakinya maka dari itu jihoon dan adik laki-lakinya memilih sekolah dengan jalur biasiswa agar tak merepotkan yoongi.
Berkeliling pasar dengan tubuh mungil seperti jihoon akan dipastikan hilang jika sedang bersama orang lain dan membuat orang lain panik namun jika pergi sendiri jihoon bisa melalang buana seisi pasar dengan santai.
Langkah jihoon berhenti di tempat pemotongan daging yang di salah satu sudutnya tengah ramai bergerombol karena penasaran jihoon memilih untuk melihatnya dulu dan betapa terkejutnya jihoon ketika mendapati seorang wanita cantik tengan menahan darah pada lengan milik salah satu pedagang.
"Ada yang bisa menolongku" pintanya lirih
"Mari ku bantu...apa ada kotak p3k di sini" teriak jihoon
"Ini nona" ujar salah satu pedang wanita.
"Terima kasih...sekarang biar kulihat lukanya dulu" sahut jihoon melihat luka sang pedang
"Kau seorang dokter?" Tanyanya
"Aku dokter di salah satu markas pemadam kebakaran...nona tenga saja aku memiliki lisensi rumah sakit kok" sahut jihoon masih sibuk mengobati
"Syukurlah" ujarnya
"Ajussi lukanya tidak dalam namun setelah ini ajussi harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya dengan benar karena aku hanya memberi pertolongan pertama saja"jelas jihoon
"Terima kasih nona" ujar pedang ituJihoon bergegas mengembalikan kotak p3k itu dan kembali menemui nona yang menyelamatkan pedagang tadi yang tengah berdiri dengan rok penuh dengan bercak darah.
"Nona kau masih ingin berbelanja atau pulang?" Tanya jihoon sopan
"Ku rasa pulang lebih tepat, baju ku sudah penuh dengan darah" sahutnya dengan senyuman yang sungguh cantik
"Kau pulang naik apa nona?"
"Kurasa aku harus menelfon suamiku dulu dan menunggu disini"
"Kalau boa tidak keberatan nona bisa menunggu dirumah ku, rumahku tak jauh dari sini dari pada nona menunggu disini...namaku Lee jihoon"
"Aku Kwon jeonghan"Jihoon mengajak jeonghan untuk mampir kerumah jihoon, jeonghan melihat-lihat isi rumah jihoon yang tertata dengan rapi mengingatkan jeonghan pada kehidupannya dulu
Jihoon menghampiri jeonghan dengan baju rok berwarna pink pastel dan di berikan untuk jeonghan.
"Nona?" Panggil jihoon
"Panggil eonni saja" sahut jeonghan lembut
"Eonni bisa Menganti pakaian eonni dengan baju ini, ini baju milik kakak ku jadi eonni bisa memakainya"
"Memangnya dia tak mencari?"
"Tidak memang setiap bulan baju eonni ku selalu berpindah tangan kepada ku namun jika aku yang memakai harus aku kecilkan dulu agar muat"
"Baiklah...terimakasih"Jeonghan bergegas menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya sedangkan jihoon berkutat di dapur untuk mengemas sesuatu untuk di bawa jeonghan pulang karena semalam ia baru saja membuat kue coklat kering sepulang dari kantor hingga pagi.
Jeonghan keluar dengan pakaian yang sangat pas dengan tubuh jeonghan disana jeonghan langsung menghampiri jihoon yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Wahh...kau cantik eonni, aku sudah membuatkan teh untuk mu dan maaf aku belum sempat memasak aku hanya menyiapkan kue kering saja" ujar jihoon
"Tak apa itu saja sudah cukup, terimakasih" sahut jeonghanJihoon dan jeonghan saling bercerita masing-masing entah mengapa kepribadian jeonghan membuat jihoon merasa nyaman sapai suara kelakson mobil terdengar dari luar rumah dan jihoon yakin itu adalah mobil suami jeonghan.
Jenghan berpamitan dengan jihoon tak lupa jihoon memberikan tiga toples kue kering coklat itu pada jeonghan.
Di perjalanan pulang jeonghan hanya asik ngemil kue coklat dalam toples kecil yang ia ambil di meja jihoon tadi dan sesekali menyuapi suaminya yang tengah menyetir.
"Tuan Kwon seungcheol bagaimana rasa kue nya enak kan?" Tanya jeonghan semangat
"Enak seperti buatan eomma" sahut seungcheol
"Gadis yang membuat ini sungguh cantik dan juga baik aku ingin menjodohkan adik bungsu mu itu dengannya"
"Kalau dia mau, kau tahu sendiri kan anak itu bagaimana"
"Iya aku sangat tahu, dingin dan cuek dengan keadaan"Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah mereka dengan senyuman yang mengembang.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Distrik 17
Fanfiction"KAPTEN!" "APA!" "KAU MENYEBALKAN DASAR SIPIT" "KAU JUGA SIPIT PENDEK"