Semarang, kamu tahu apa isi setiap lembar buku harian aku? iya, masih tentang kamu. tentang bagaimana kita pertama kali bertemu hingga yang terakhir aku melihatmu dengan tangan yang membawa sekantung obat alergi untukku. aku pikir kamu tak lagi peduli pada manusia yang tak tahu diri ini, tapi ternyata aku salah. Semarang ku masih sepeduli itu walau akhirnya opini ku dikalahkan oleh fakta bahwa kamu sudah memiliki seseorang yang lain untuk dicintai.
tapi kamu harus tahu, semua yang ada di pikiranku masih tentang kamu. I still love you♡Yogyakarta, 2019.
Sebenarnya masih terlalu pagi untuk menangisi kepergian seseorang, tapi Kay juga tidak menginginkan air mata bodohnya itu jatuh. Gadis itu hanya entahlah merasa kehilangan mungkin. Rindunya seperti sedang sangat membuncah di hari itu.
Setelah mengakhiri surat yang ia tulis, dimasukkannya lipatan kertas itu ke dalam toples kaca yang masih terlihat kosong. Kayina memeluk toples itu lalu menghela nafas. Memikirkan apa yang terjadi pada hidupnya 2 tahun belakangan ini membuat dirinya terkulai lemas.
Benar benar definisi gadis malang.
Suara pintu diketuk membuyarkan lamunan Kay, sosok Jani masuk tanpa meminta izin lalu berbaring di kasur Kayina. Menutup wajahnya dengan bantal dan mulai mendengkur halus.
Kay yang sedang galau malah terdiktrasi oleh ulah Jani dan makin bingung ketika mendengar suara lirihan Jani. Gadis itu mendekat kearah temannya dan mengelus puncak kepala Jani.
"Kenapa? mau cerita gak?" Tanya Kay yang sebenernya dia juga butuh teman cerita.
"Hiks..Kay.. hiks.." Tangisan Jani semakin terdengar pilu di telinga Kay. Gadis itu tetap mengelus temannya tanpa niatan bertanya lagi. Membiarkan Rinjani menangis hingga merasa sedikit tenang adalah pilihan Kay.
"Kayy... indomie gue abis." Raung Rinjani dengan memukul mukul bantal di atas wajahnya. Itu adalah alasan seorang Rinjani menangis di pagi hari. Kay yang kepalang kesal memukul bantal itu juga lalu menarik Jani keluar kamar.
"Jangan pernah masuk kamar gue lagi, sialan!" Teriak Kay sebelum akhirnya ia menutup pintu kamar. Diluar sana Jani terus memohon ampun sembari mengetuk pintu kamar Kay. Kay menutup matanya lalu menarik nafas sedalam dalamnya.
"Nih, tapi nanti jangan lupa diganti." Ucap Kayina menyerahkan satu bungkus mie instan. Jani tersenyum jail, lalu mengedip ngedipkan matanya sambil bilang "gak usah diganti yaa..ya ya ya, kan sama temen" dengan ekspresi seperti anak anjing.
Kay melenggang ke arah kamar mandi setelah sebelumnya mengucapkan 'gak' dengan tegas ke arah Jani.
🌻
Perdebatan antara Jani dan Kayina tentang ganti mengganti mie instan akhirnya selesai diakhiri dengan Kay yang mengalah. Sekarang memang sudah tanggal tua, anak kost harus lebih menghemat lagi. Masih untung bisa makan indomie di saat saat begini, bayangkan bila cuman mampu beli obat maag.
Dari pagi sampai sore manusia manusia itu tetap pada posisi magernya, katanya ini disebabkan oleh hari weekend dan cuaca yang mendukung, alias hujan. Benar benar mendukung untuk tetap berada di bawah selimut sebab hujan yang datang dari pukul 8 pagi sampai sekarang pukul 3 sore belum berhenti.
Tidak besar dan bukan jenis hujan yang membawa petir memang, tapi hujan yang seperti ini malah semakin membahayakan untuk jiwa jiwa rebahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara dari Yogyakarta
Teen Fiction"Yang kayina inginkan adalah situasi yang kembali seperti sedia kala, ketika dia dan lelaki itu selalu bersama. Bukan malah jarak yang semakin membentang diantara keduanya." a story by @hrjhunn cover by @asdfghjkai1 started Aug 29 2020