Tidak terasa waktu begitu cepat berakhir, tiga minggu lalu-- yang artinya ketika Kayina menghubungi Semarang-- Kayina masih sibuk belajar untuk menghadapi UAS nya di semester tiga ini. Sekarang saatnya menunggu hasil yang ia peroleh nantinya.
Menutup novel yang sedang ia baca lalu tangannya meraih selembar kertas origami lalu mulai menulis isi hatinya seperti biasa. Ya, walaupun ia kini sudah memiliki kontak Semarang tapi mana mungkin gadis itu mencurahkan segala kegelisahannya seperti dulu. Hey, ini sudah di masa yang berbeda, pikirannya mencaci.
Semarang,
kamu pasti tahu kan, sekarang aku akan merasa gelisah menunggu hasil UAS. itu sudah kebiasaanku:( dan kebiasaan kamu pasti menghibur ku dengan segala tingkah aneh mu itu. sekarang aku sedang di fase itu, kamu kenapa tidak kembali dengan kebiasaan lamamu?ah, iya aku lupa. kamu sekarang berubah dan itu karena aku di masa lalu. sungguh aku menyesal, setiap malam aku berandai jika dulu itu semua tidak terjadi. tapi itu cuma pengandaian kan? waktu tidak bisa berbalik arah hanya karena perintah orang yang pernah melalukan kesalahan.
Semarang, semoga hasil yang kamu terima memuaskan ya! aduh, aku lupa kamu memang selalu memuaskan. seharusnya itu do'a untuk ku. kamu pasti ketawa kalo tahu aku ngomong itu. sekian dulu ya Semar hehe kangen banget manggil kamu pake sebutan itu.
Sampai jumpa di Malang♡.
Yogyakarta, 2019.
Malam itu Kayina tertidur lebih cepat dari biasanya karena sebelumnya gadis itu menangis dibawah bantalnya agar tak terdengar keluar kamar kost. Kalian juga pasti sering kan? saking lamanya menangis hingga lanjut ketiduran. Itu nikmat sekali, seperti beban entah menguap kemana.
Tapi, ketika bangun mata sembab dan akhirnya sulit melihat. Kadang ada yang sampe hidungnya mampet. Tenggorokan kering dan pastinya beban kembali hinggap di bahu juga ribut di kepala.
🌻
Seminggu kedepan adalah waktu yang bisa digunakan untuk berleha-leha, overthinking pada nilai seperti Kay, menyelesaikan urusan organisasi seperti Utara, atau malah mengikuti kelas susulan seperti Surya.
Bicara tentang Utara, entah sejak kapan lelaki itu sudah semakin dekat dengan Kayina. Kayina sendiri nyaman berteman dengan Utara, bukan karena tampangnya yang good looking tapi karena ternyata dia asyik juga orangnya. Seperti seseorang di masa lalu namun tetap dengan ciri khas nya masing masing.
Langit dan laut saling membantu
mencipta awan hujan pun turun
ketika dunia saling membantu
lihat cinta mana yang tak jadi satuKau memang manusia sedikit kata
bolehkah aku yang berbicara
kau memang manusia tak kasat rasa
Biar aku yang mengemban cintaSepenggal lirik lagu terdengar di telinga Kay, gadis itu sedang menikmati waktu senggangnya di taman kampus. Sembari mendengarkan lagu dari playlist di Spotify nya. Lagu milik Nadin Amizah itu benar-benar seperti menggambarkan kisahnya.
Namun bersorai pernah bertemu
Kalimat itu terus menggema di kepala Kayina, bahkan ketika lagu sudah berganti. Liriknya seperti menyadarkan Kayina-- orang yang masih mengharapkan semuanya kembali seperti semula -- agar ia bisa menerima. Setidaknya mereka pernah bertemu kan? walau akhirnya tak bersatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara dari Yogyakarta
Teen Fiction"Yang kayina inginkan adalah situasi yang kembali seperti sedia kala, ketika dia dan lelaki itu selalu bersama. Bukan malah jarak yang semakin membentang diantara keduanya." a story by @hrjhunn cover by @asdfghjkai1 started Aug 29 2020