"Eh lama benget kita gak ngumpul kayak gini?" kata Haechan.
Ya, mereka berkumpul di sebuah gedung yang jauh dari pusat kota tapi jika dilihat dari luar gedung itu terlihat terbengkalai. Nyatanya di dalam gedung itu sangat terawat dan mirip dengan perkantoran.
"Siapa sih yang buat acara kayak gini? Buang-buang waktu aja" kata Renjun dengan ketus.
"Yaelah pak pengacara sok sibuk" Sindir Haechan.
"Gw pulang aja. Kirain penting" Renjun hendak meninggalkan 6 anggota gengnya.
"Perhatian untuk kalian, jika ada yang meninggalkan ruangan ini. Akan dipastikan kalian tidak akan bisa keluar dari gedung ini dalam keadaan hidup" suara seorang gadis yang menggeman melalui speaker kecil yang berada di ruangan.
"Gila, lo siapa sih? Berani ngancem kita?"
Tidak ada jawaban dari speaker itu.
Clekk.
Suara pintu terbuka, menampakan seorang gadis cantik yang memiliki rambut pendek. Dia tersenyum untuk menyapa mereka.
"Hai, silahkan duduk semua!" kata gadis itu.
Dia duduk di belakang kamera yang entah kapan sudah ada disana.
Dan mereka bertujuh menurut untuk duduk di depan kamera.
"Lo siapa?" tanya Jisung to the point.
"Kenalin gw Shin Ryujin"
"FBI? CIA? BIN? Atau mata-mata bayaran?" tanya Mark.
Ryujin hanya terkekeh kecil tidak menjawab pertanyaan Mark.
"Jawab woi!" sentak Renjun.
"Gak penting gw siapa? Yang penting itu kalian siapa? Udah dari lama kita ngincer keberadaan kalian" kata Ryujin
"Untuk apa lo ngincer kita?" tanya Chenle.
"Kalian tau alasannya" kata Ryujin.
Jeno memasang wajah komuk, sedangkan Renjun seperti menahan emosi.
"Santuy elah, mungkin cuma interview biasa" kata Haechan.
"Interview dari mana dodol deh otak lo chan. Jelas-jelas tadi ada yang ngancem kita" kata Renjun.
Ryujin asik melihat mereka, dia masih belum memulai sesi pertanyaan.
"Na, buru selidiki suara orang yang tadi" perintah Mark ke Jaemin.
"Halah percuma kalian pake alat elektronik disini. Semua alat elektronik yang masuk gedung ini otomatis kita retas"
"Ohh shit" ucap Jaemin yang tadi mengecek handphonenya yang tiba-tiba mati padahal baterainya full.
"Cek handphone kalian" perintah Jaemin.
Benar saja semua handphone mereka mati.
"Apa mau kalian?"
Ryujin hanya tersenyum manis ke 7 laki-laki dihadapannya.
"Semua pernyataan kalian akan terekam oleh kamera ini dan CCTV itu" Ryujin menunjuk kamera dan CCTV.
Let's begin!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE END
FanfictionMengumpulkan 7 manusia tanpa rasa kemanusiaan. Dengan 1 moderator. Baca aja! Biar gak penasaran