Chenle menoleh ke Jisung, saat ia sadar kini gilirannya.
"Gw kasih lo cek tanpa nominal dan tanpa limit kalo lo berhenti sampe disini" tawar Chenle.
Ryujin sedang akting seperti berpikir.
"Uang? Gw udah kaya kalo lo belum tau" jawab Ryujin.
"Gw beliin lo pulau pribadi deh" tawar Chenle. Seperti uang itu bukan masalah untuknya.
"Ohh, ngomong-ngomong soal pulau" Ryujin menampilkan gambar pulau pribadi "Ini milik lo kan ya? Buat melancarkan usaha jual beli organ dalam manusia"
Glek.
Chenle hanya meneguk air liurnya.
"WOW" ulah Jaemin lagi.
"Duh, masak seorang pianis terkenal adalah penyedia tempat kayak gini" kata Ryujin.
"Bukan gw doang yang memiliki kedok seperti itu" jawab Chenle
"Dan ini adalah pulau untuk prostitusi yang lo kelola dengan Renjun" kata Ryujin beralih ke Pulau pribadi dengan pemandangan sangat indah, cocok untuk liburan.
"Padahal gw pengen liburan kesana" cetus Ryujin.
"Gw bisa kabulkan itu asal lo berhenti sampe sini dan biarkan kita hidup" tawar Chenle.
"Itu mau lo, gw mah kagak mau" balas Ryujin.
"Mau lo apa sih?" tanya Haechan.
Ryujin hanya tersenyum.
"Dih, gila lo" kata Renjun.
"Chenle, lo kan udah kaya banget dan lo juga udah masuk kelompok elit dunia ngapain masih kerja kayak gini?" tanya Ryujin.
"Dunia sudah membosankan saat semua yang lo mau bisa lo dapatkan dengan hanya membalikkan tangan. Hidup itu perlu tantangan" jawab Chenle sambil memainkan kacamatanya.
"LO ITU PADA GILA ATAU GIMANA SIH? INI TUH SANGKUT PAUTNYA SAMA NYAWA MANUSIA BUKAN HEWAN" emosi Ryujin yang akhirnya meledak.
Ryujin membuka sebotol air minum yang ia bawa tadi dan meminumnya, dia butuh untuk meredahkan emosinya.
Let's Begin!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.