"Gw panggil lo siapa nih? Lee Jeno atau Sohn Eric.?" nada Ryujin dengan penekanan.
"Lo itu yang siapa? Kok bisa tau semua?" tanya Jeno balik.
Ryujin lagi-lagi cuma senyum tipis.
"Dari tadi senyum aja. Gak capek?" tanya Jeno.
"Enggak"
"Sohn Eric dimana?" tanya Ryujin.
"Dia kerja dengan normal di perusahaan kali" kata Jeno.
"Lo siapanya Eric?" tanya Ryujin lagi.
"Sodara kembarnya"
"Lee Jeno, dinyatakan meninggal saat berumur 18 tahun. Semua database di kepolisian dan Intelejen Negara juga tiba-tiba dihapus. Tapi lo masih hidup sampe sekarang. Sebagai pembunuh bayaran dan penculik. Sungguh plot twist yang keren" Ryujin menjabarkan semuanya.
"Dan satu lagi, lo bebas keluar masuk berbagai negara dengan identitas sodara kembar lo, Sohn Eric. Wah gila rinci banget sih" Ryujin seperti tak percaya. Ia pikir ini hanya ada di film.
"Jangan bawa-bawa sodara gw ya! Dia gak tau apa-apa!" kata Jeno.
"Gak tau kalo lo masih hidup dan hidup sebagai dia? Rasanya gak mungkin. Kalian dari keluarga yang bisa mengacak-acak database kepolisian jadi mana mungkin dia tidak tau" kata Ryujin.
Jeno mengepalkan tangannya dan memukul permukaan meja.
Brak..
"Jangan ganggu dia! Atau lo bakal mati disini" ancam Jeno.
"Gw gak takut karna tujuan terakhir manusia adalah kematian"
"Jen, stop! Jangan emosi!" kata Mark.
Keadaan semakin memanas dan akhirnya. Ryujin keluar ruangan itu sebentar.
