44(END)

923 52 7
                                    

Sehun menyipitkan matanya saat ia berusaha terbangun dari pingsannya, terasa silau lampu ruangan rumah sakit. Terlilit ditangan sehun infusan, dengan heran sehun menggaruk kepala nya pelan dan berusaha mengubah posisi menjadi duduk.

"Sudah bangun nak?" Tanya tn. Kim

"A-ah nde abeoji, kenapa aku di infus?" Tanya sehun lemas

"Tidurmu tak cukup, makanmu kurang. Wajahmu pucat dan terlihat kacau, dan tadi dokter memeriksa. Kamu gejala tipes" Jawab tn. Kim

"A-ah, pantas saja" Jawab sehun pelan

"Jaga dirimu baik-baik nak, naera pasti sedih jika terjadi sesuatu pada dirimu" Tn. Kim memberi nasehat

"Nde abeoji, maafkan saya"

"Kau istirahat saja dulu, aku akan menunggu disampingmu" Ujar tn. Kim sembari mengelus rambut sehun perlahan

Entah mengapa airmata sehun keluar begitu saja, ia menangis saat tn. Kim memperlakukannya dengan baik. Ia begitu menyesal telah membuat naera menderita selama ini, ia takut kehilangan naera.

"Menangislah nak, tak apa jika kau lelah.. Kau bisa luapkan, aku tak akan bilang pada siapapun" Ujar tn. Kim sembari memeluk sehun

Sehun menangis sejadinya, airmatanya tak bisa ia kendalikan lagi. Sudah tak ada lagi kata sungkan, ia menangis hingga sesegukan.

"Abeoji.. Aku tak mau kehilangan naera lagi"

"Abeoji, aku sudah berusaha bangkit setiap aku bangun. Membenahi semua rasa sakit yang ada di hatiku, saat aku tau naera jauh dariku. Saat ia menghilang beberapa tahun, aku sungguh merindukannya abeoji. Aku.. Aku... Aku berpikir ingin mati saat itu, aku tak bisa... Hidup tanpanya. Kumohon semoga ia baik-baik saja" Ucap sehun sembari sesegukan

Tn. Kim hanya mengelus pundak sehun pelan agar menenangkan.

"Aku tak mau terpisah lagi dengannya... Aku tak mauuuuu" Lirih sehun lalu pelan-pelan sesegukannya menghilang, berganti menjadi dengkuran pelan.

Kedua orang tua sehunpun menangis saat melihat sehun meluapkan isi hatinya pada ayah mertuanya, begitu takjub. Karna selama ini sehun begitu kuat menutupi perasaannya yang amat rapuh.

"Sehun?" Panggil tn. Kim

Saat tn. Kim melepas pelukannya, sehun ternyata tertidur dalam keadaan menangis. Tn. Kim menghela nafas pelan, lalu tersenyum.

"Tidur yang nyenyak nak" Ujar tn. Kim sembari memakaikan selimut

Bisa-bisanya dia tertidur lagi sesudah pingsan .batin tn. Kim

-

Sehun dimana? .batin naera

Kedua orang tua naera dan sehun sangat lega saat melihat putrinya baik-baik saja setelah melewati masa operasi. Naera masih tak bisa sepatah katapun, matanya masih ditutup tapi naera mencari sumber suara sehun. Namun tak kunjung ia dengar

"A-apa aku tidur terlalu lama?" Tanya naera

"Tidak begitu lama" Jawab sang ibu

"Se-sehun dimana eomma?" Tanya naera

Tn. Oh mengelus pundak tangan naera dengan lembut sembari menjawab "dia selalu berada disampingmu, hingga sekarangpun begitu"

"Tahu tidak naera? Sehun berlari dari perempatan ujung jalan sampai kerumah sakit. Sekarang ia kelelahan, ia begitu gembira mendengar kamu lancar menjalani operasi" Ujar sang ibu dari sehun

"Aku ingin memeluknya" Lirih naera

"Jadi naera tak mau peluk appa?" Tanya tn. Kim

"Ommo, appa-mu cemburu" Ledek

SCHOOL MARRIAGE •OHSEHUN• [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang