Kecewa

405 45 1
                                    

Jimin duduk di kursi taman di dekat sekolahnya. Mata sipitnya memandang sekitar. Lalu matanya menatap langit.

Jimin melihat jam tangannya dan menghela nafas.

Sedikit menyesal dengan tingkah bodohnya tadi di sekolah. Mengajak Min Yoongi, si kapten tim basket sekolahnya untuk bertemu selesai latihan basket di taman ini. Mengingat juga bagaimana dia memohon pada Yoongi untuk datang karena ingin menyampaikan sesuatu. Dia yakin sekali kalau Yoongi tahu dia ingin menyampaikan perasaannya pada yoongi.

Jimin melihat jam tangannya sekali lagi. Entah sudah berapa kali dia melihat jam tangannya. Padahal jadwal latihan tim basket sudah selesai beberapa tapi Min Yoongi juga belum menunjukkan batang hidungnya. Jimin bisa melihat Taehyung, sahabatnya lewat di depan sana dan menghampirinya

"Yah! Kenapa belum pulang? Nanti mama Park cariin." Kata Taehyung. Jimin nyengir mendengarnya. Taehyung duduk di samping Jimin.

"Aku sudah dengar" kata Taehyung. Jimin menoleh.

"Kau mengajak Yoongi hyung bertenu disini kan?" Kata Taehyung. Jimin terdiam dan mengangguk.

"Kajja pulang" kata Taehyung sambil berdiri. Jimin memperhatikan Taehyung dan menggeleng. Taehyung berdecak.

"Ayo pulang!" Jimin menggeleng.

"Ayolah Jim, jangan munafik. Dia tidak akan datang!" Kata Taehyung kesal

Hampa kesal dan ingin marah rasanya dalam hati Jimin. Benar kata Taehyung dia munafik. Dia tahu kalau Min Yoongi tidak akan datang tapi dia tetap ingin berada disini dan menunggu.

"Ah sudahlah" taehyung kesal dan meninggalkan Jimin. Jimin menunduk menatap sepatunya. Jimin menunggu, menunggu. Sampai setengah jam dan Yoongi tidak datang juga. Jimin ingin marah rasanya. Marah pada dirinya sendiri, marah pada Yoongi dan marah pada Taehyung. Tapi ya Jimin cuman sendirian disini. Bahkan hari sudah makin gelap dan sudah tidak ada orang disini.

Jimin kembali melihat jam tangannya. Baru satu jam lebih dia menunggu Yoongi dan rasanya seperti seharian. Jimin menghela nafasnya. Jimin menunduk dan pelan-pelan air mata jatuh dari mata cantiknya.

Jimin sungguh kecewa.

.

.

Jimin tertidur di taman. Satu setengah jam dan dia bangun ketika ada kakak perempuannya di hadapannya. Park Seulgi.

"Park Jimin" kata Seulgi. Jimin menangis dan Seulgi segera memeluknya.

"Sssttt gwaenchana gwaenchana noona tau kalau kamu kecewa. Gwaenchana" kata Seulgi sambil mengusap kepala adiknya itu.

Tadi setelah Seulgi pulang latihan cheerleaders, dia bertemu Taehyung di depan rumahnya. Memang Seulgi pulang agak malam karena ada rapat juga. Dan ketika melihat tampang lesu Taehyung, Seulgi yakin terjadi sesuatu kepada adik kesayangannya itu.

"Jimin menunggu Yoongi hyung di taman dekat sekolah. Dia mengajak Yoongi hyung bertemu di taman setelah pulang latihan basket. Aku sudah mengajak Jimin pulang tapi dia tidak mau"

Dan detik itu juga Seulgi lari sekuat tenaga menuju taman di dekat sekolahnya sambil menelepon Chanyeol , kakak tertua dari tiga bersaudara itu.

.

.

"Gwaenchana gwaenchana. Gwaenchana ne Jiminie." Kata seulgi. Tak lama Chanyeol datang.

"Wae wae wae?"tentu Chanyeol panik ketika Seulgi meneleponnya sambil menangis menyebut nama Jimin, Yoongi dan taman di dekat sekolah. Seulgi memberi tahu Chanyeol tanpa mengeluarkan suaranya.

"Astaga" kata Chanyeol. Chanyeol memeluk kedua adiknya itu

"Gwaenchana Jiminie gwaenchana.  Kajja kita pulang ne. Hari ini biar kita makan daging panggang kesukaan Jiminie dan es krim vanilla kesukaan Jiminie"kata Chanyeol. Isakan Jimin mulai memelan dan dia menatap kedua kakaknya.

"Mau susi pisang juga" kata Jimin. Seulgi dan Chanyeol tertawa lalu mengangguk.

"Kajja" kata Seulgi. Jimin berdiri dengan di gandeng Seulgi dan Chanyeol menuju mobil Chanyeol. Lalu mereka masuk dan pergi meninggalkan taman tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatap mereka.

Lebih tepatnya menatap Jimin yang....

Kecewa...

.

.

End

.

.

.

YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang