"Kau terlambat 2 jam nona Jung" Doyoung mendengus ketika Johnny menyambutnya seperti itu, lalu mendudukan diri di hadapannya.
"Maaf Johnn, aku ketiduran" Johnny mendelik mencari celah kebenaran pada raut wajah Doyoung. Sepertinya Johnny menyadari sesuatu.
"Ada masalah dengan suamimu?" Pertanyaan Johnny tuntas membuat Doyoung menghela nafas, ingin memendam semuanya tapi jika Johnny sudah seperti ini, dia tidak bisa lagi menutupinya.
"Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa lagi Johnn, dia tetap mengabaikanku" keluh Doyoung yang hanya mendapatkan tatapan datar dari Johnny.
"Apa dia tau kondisimu?" Doyoung menggeleng.
"Sekalipun aku memberi tahunya dia pasti tidak akan peduli, Johnn" kini Johnny yang mendengus.
"Lalu kenapa kau masih bertahan?" Doyoung termenung sesaat ketika mendengar pertanyaan itu. Bagaimanapun juga, dia sendiri yang bersikeras ingin mempertahankan rumah tangganya yang terbilang tidak sehat ini.
"Setidaknya sebelum aku pergi, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku Johnn, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup, dengan keluarga yang benar benar harmonis" Johnny terdiam mendengar penuturan itu, lalu menatap sendu sahabat sejak kecilnya itu.
"Jika itu maumu, aku sudah tidak bisa berkata kata lagi" Johnny mengacak gemas rambut Doyoung.
"Baiklah sekarang, ikuti aku nona Jung" Johnny bangkit tapi Doyoung malah cemberut.
"Berhenti memanggilku dengan nama itu John" kesalnya, Johnny menatap bingung Doyoung di sampingnya.
"Bahkan suamiku belum mengakuiku menjadi bagian dari marganya" celotehnya dengan wajah yang cemberut. Johnny hanya terkekeh gemas melihatnya, jujur saja Doyoung saat ini benar benar sangat menggemaskan.
"Setidaknya aku mengakuimu nona Jung" Johnny mencubit gemas pipi Doyoung, jika saja Doyoung bukan milik Jaehyun, Johnny sudah mencium gemas bibir cemberutnya itu.
"Sudahlah, ayo aku harus memeriksa pasien lain" Doyoung menjadi penurut dan mengikuti arah langka Johnny yang membawanya ke ruangan lain.
🎃
Jaehyun menatap frustasi dokumen dokumen di hadapannya. Tampaknya saham perusahaanya sedang anjlok. Banyak hal yang dia lewatkan selama dua hari ini karena dia mengabaikan urusan kantor demi seseorang yang selalu ingin di manja olehnya. Jaehyun mengurut pelipisnya pelan, rasanya tidak seperti biasanya dia kewalahan seperti ini.
Ketukan pintu membuat atensi Jaehyun teralihkan.
"Masuk!" Perintahnya tegas, tapi tatapannya tetap fokus pada dokumen dokumen di hadapannya.
"Sayang!!" Seseorang langsung menghambur dan mendudukan diri pada pangkuan Jaehyun. Rupanya Taeyong. Bukannya merespon, Jaehyun malah merasa risih dengan adanya Taeyong saat ini.
"Ayo kita makan siang" Ajak Taeyong yang sejak kedatangannya dia langsung membelai manja paras Jaehyun. Jaehyun mendengus, untuk kali ini saja dia benar benar tidak ingin di ganggu.
"Sayang, kau marah, hmm?" Entah kenapa Jaehyun tidak pernah bisa marah jika di hadapkan dengan Taeyong.
"Tidak sayang, kau ingin makan di mana, hmm?" Jaehyun mengecup singkat bibir manis Taeyong. Dalam hitungan detik dia sudah bisa mengubah moodnya seolah dia tidak punya masalah sama sekali.
"Emm, aku ingin makan hot pot" Taeyong masih bergelantung manja, sementara itu Jaehyun sedang berpikir di mana tempat yang akan mereka tuju.