7

1.3K 169 11
                                    

Jaehyun melepaskan pelukannya ketika tersadar ponselnya berbunyi. Dilihatnya rupanya sudah banyak notifikasi panggilan tak terjawab dari Taeyong. Raut wajahnya berubah menjadi tidak suka. Dia mengabaikan panggilan itu. Lalu kembali mengalihkan atensinya pada Doyoung yang sudah menatapnya dengan heran.

"Kenapa? Kenapa kau tidak mengangkat telponnya?" Tanya Doyoung.

"Tidak penting" Jaehyun melahap sarapan yang sejak tadi sudah menganggur di tangannya.

"Kau tidak menemui kesayanganmu lagi?" Pertanyaan Doyoung tuntas membuat gerakan Jaehyun terhenti dan berpaling pada Doyoung.

Jaehyun meraih wajah Doyoung dan mengelus pipinya lembut, tapi sedetik setelah itu Doyoung menepisnya dengan kasar.

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!" Jaehyun mendengus, wajar Doyoung bersikap seperti itu padanya.

"Aku tidak akan menemuinya lagi" lirih Jaehyun. Nada bicaranya sudah benar benar berubah dari biasanya.

"Kenapa? Kau bosan dengannya? Apa kau punya simpanan lain!?" Santai sekali Doyoung menyindir Jaehyun.

"Jung Doyoung cukup!" Intonasi Jaehyun kembali meninggi. Doyoung tersentak. Rupanya Jaehyun masih tetap sama. Jadi menyesal dia menyuruh Johnny untuk pulang terlebih dulu.

Doyoung tertunduk. Jaehyun yang melihat perubahan sikap Doyoung kembali melunak.

"Maaf" sambung Jaehyun.

"Jangan kembali memojokanku seperti tadi" nada bicara Jaehyun kembali melembut.

"Aku tidak sepenuhnya salah" bela Jaehyun.

"Kau sendiri bersama pria asing ketika aku tidak ada"

"Johnny temanku Jaehyun, sedangkan orang yang sering menghubungimu itu jelas jelas kekasihmu" Doyoung tidak mau kalah, dia juga perlu pembelaan.

"Jangan samakan aku dengan bajingan murahan seperti kekasihmu itu" lanjutnya kesal.

"Kau benar, dia memang bajingan murahan yang berani beraninya menjebakku"

"Sahamku anjlok, istriku terabaikan." Jaehyub kembali menatap lekat manik Doyoung

"Apa maksudmu?"

"Lupakan bajingan itu. Mulai saat ini prioritasku adalah kamu" Jaehyun menakup wajah Doyoung dan menatapnya semakin lekat. Degup jantung Doyoung mulai berdetak tidak karuan. Doyoung memalingkan pandangannya, tidak sanggup menatap lamat wajah paras suaminya.

"H-hentikan Jaehyun, a-aku harus mebereskan sesuatu di dapur" Doyoung berusaha bangkit dari kecanggungan ini. Tapi lagi lagi Jaehyun menariknya hingga dia terlempar dalam pelukannya.

"Aku akan berubah. Sungguh" Jaehyun mengelus punggung Doyoung dalam dekapannya.

"Aku berjanji akan memperlakukanmu lebih baik"

"Kau boleh menceraikanku jika kau sudah tidak sanggup dengan sikapku" Doyoung mendongkak, menatap sayu wajah Jaehyun yang hanya berjarak beberapa centi darinya. Doyoung menggeleng mendengar kata kata cerai dari mulut Jaehyun. Matanya mulai sendu.

"Tidak, aku tidak akan mengatakan kata cerai lagi. kau satu satunya suamiku seumur hidupku" Jaehyun tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya. Doyoung dan Jaehyun tenggelam dalam suasana haru. Apakah perjalanan mereka baru saja di mulai?

🎃

Hari sudah menjelang malam. Jaehyun maupun Doyoung keduanya menghabiskan seharian ini hanya di rumah. Tidak ada perdebatan lagi diantara keduanya. Benar benar terkihat seperti keluarga harmonis yang normal.

vermissen. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang