o5

17 1 0
                                    

" Selalu begini gue benci " Kata itu lah yang sering di kata akan dira.

Ya, selama masih ada orang yang mengungkit masa lalu itu, maka dia akan mereka hina, dan kotor.

Dira duduk di bangku taman belakang sekolah, menengadah ke atas menarik nafas dalam dalam.

Kenapa sih penyakit ini, masih bersarang , kenapa gue harus terjebak pada masa lalu, gue gak boleh begini, gue gak mau liat ayah, bunda, apalagi abang sedih, gue harus berusaha, lupain semuanya lagi pula gue udah ke Psikiater untuk memulihkan semuanya, tinggal sedikit lagi, gue gak boleh nyerah, gu3 harus kuat "

Ucapnya dalam hatinya

" Semangat, semangat, semangat " Ucap dira menyemangati dirinya sendiri sambil tersenyum, setelah itu dia kembali ke kelas.

.
.
.

" Lo gak papa kan dir " tanya zoya

" Gak santai aja " Ucapnya

" Lo masih marah ? " tanya defvian

" Gak lah, udah ya tuh bu Dian udah masuk "

" Selamat pagi anak-anak "

" Pagi bu  "

" Baik lah mari kita mulai pelajaran kita, buka buku matematika halaman 75 , ibu akan jelaskan bla bla bla bla bla "

Kringgggg

" Oke sampai di sini pelajaran kita hari ini, kalian boleh istirahat dan untuk Adira ikut ibu ke ruangan guru " Setelah mengucapkan itu buk Dian keluar

" Cih, pembuat masalah " Ucap Arion setelah itu dia keluar beserta ke dua sahabatnya

" Yang sabar ya dir " Ucap zoya

"Mmmm "
Setelah itu dia langsung ke ruangan bu Dian
.
.
.

" Ada apa buk " Tanya Dira sesudah di perbolehkan duduk.

" Bagaimana nilai kamu, anjlok semua, sering absen di setiap mata pelajaran, kamu tau sekarang kamu udah kelas berapa "

" Trus "

" Entah apa jadinya masa depan kamu, kalau nilai dan absen kamu bertambah mungkin kamu tidak akan pernah lulus dan melanjut kan impian mu itu, walaupun kamu anak pemilik sekolah ini dari pusat aturannya tetap ada, apa kamu paham "

" Paham buk "

" Ibu akan menyuruh Arion m3njadi guru privat kamu "

Tok tok

" Masuk "

" Silahkan duduk nak rion "

" Ada apa ibu memanggil saya "

" Ibu ingin kamu jadi guru privat dira dan ibu tidak menerima penolakan jika kamu tidak bisa mengajari dia dan mengubah nilai- nilainya maka nilai kamu yang akan saya kurangi untuk  menutupi kekurangan nilai dira "

" Kan masih banyak siswa yang lain buk, kenapa harus saya "

" Karena saya percaya kamu pasti bisa mengajari dia, bukan tidak tersebar bahwa dia menyukaimu, jadi mungkin dengan kmu yang mengajari  dia pikiran nya bisa terbuka "

" Uh, menyusahkan, sampai kapan saya mengajari dia"

" Sampai masuk ujian bulan depan "

" Baik lah "

" Karena sudah sepakat kalian boleh keluar "

Setelah di luar ruangan  guru.

" Makanya jadi orang jangan bego " Sinis rion

" Gue gak bego "

" Iya tapi bodoh, apa bedanya ha!!  " Bentak rion.

Sedangkan dira yang di bentak, terdiam kaku lalu sedetik kemudian dia pergi dari hadapan rion dengan muka datar nya, yang belum pernah di tunjukkan pada siapapun.

Rion yang melihat jelas perubahan ekspresi dira, merasakan sedikit ke takutan di dalam hatinya namun segera dia tepis.
.
.
.
Setibanya di kantin dira langsung duduk di samping zoya.

" Buk Dian, bilang apa dir " Tanya zoya.

" Gue lapar, ini bakso pesanan gue kan? " Tanya dira tanpa memperdulikan pertanyaan zoya.

" Iya " Jawab defvian.

Dira pun memakan baksonya tanpa memperdulikan orang di sekitarnya yang menatapnya aneh.

" Eh, bodoh nanti jam tiga lo datang ke rumah gue, kita mulai pembelajarannya bawa buku matematika lo telat dikit gue gak mau ngajarin lo " Ucap lion di situ sampai di meja tempat dira dan teman-teman nya beserta sahabat nya.

" Mmmm " Dira menanggapi

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang