Religion : True Love lucas × yuqi (LUQI) end ✔

END

chapter ini disarankan sambil dengar lagu yang di cover kak aldhi rahman diatas yya, siapa tau bisa nge fell

Renjun's POV

2035.

tahun ke 10 setelah pernikahan yang menyiksa untuk yuqi.

yuqi, sekarang bukanlah yuqi yang saya kenal dulu..

yuqi semasa SMA yang ceria, manis dan periang

kini, berubah menjadi yuqi yang sering melamun dan berhalusinasi

entah apa yang perempuan itu katakan setahun setelah pernikahan kita,

perempuan itu, perempuan iblis yang berhasil menghasut pikiran istriku

jika kalian ingat, dia yang hampir mencelakai saya waktu SMA, yaa doyeon.

istri saya sudah cukup terpukul dengan gugurnya kandungan pertamanya.

lalu, ditambah lagi

perempuan itu mengubah yuqi-ku

saya tau, yuqi memang tak bisa melupakan lucas kornelius bahkan setelah 10 tahun lamanya.

terbukti, imajinasinya selama ini tetaplah lucas

lucas orang yang beruntung semasa hidupnya.

istriku, memang dia bahagia..

tapi, bahagianya yang sepenuhnya sudah direnggut maut.

bahagianya selama ini hanya karena wasiat sang kekasih.

aku tau, dia tersiksa. tapi dia tetaplah yuqi-

yang terlalu mencintai kekasihnya

sampai, mau tak mau dia harus bahagia bersama lelaki ini, tanpa kehadiran lucas.

terkadang, yuqi memanggil saya dengan sebutan kekasihnya

itu yang membuat sebagian orang berfikir istriku gila.

hei, istriku tidak gila

dia bahkan masih menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik.

hanya saja, ada sedikit perasaan terpaksa

cintanya tetaplah pada lucas, bukanya saya.

saya dan yuqi memutuskan tinggal di Amerika.

karena, saya tak mau yuqi jauh dari kekasihnya

setiap minggu, kita pergi ke makam lelaki itu.

disaat itulah, saya bisa melihat senyum tulus yuqi yang dulu sering saya lihat.

ya, dulu.. semasa SMA

hanya ketika bertemu gundukan tanah, rumput hijau, dan nissan salib itulah senyumnya tulus merekah.

dan ketika ia bertemu kekasihnya disana, ia mengeluarkan keluh kesahnya.

bahkan, dia banyak bercerita kepada lelaki itu-

yang bahkan telinganya saja sudah tak mampu mendengar suara merdu istriku.

saya senang saat istriku mengunjungi lelaki itu

rasanya, seperti melihat matahari yang selama ini saya rindukan,

senyumnya merekah, seperti cinta saya yang sama sekali tak berubah.

saya masih setia padanya,

meskipun hatinya masih setia pada lelaki itu-

lagi pula apa susahnya?