"Hei! Apa kau berminat memasuki Klub Voli Putri? Kau terlihat lebih tinggi!"
"bagaimana dengan klub sastra? Sepertinya kau suka membaca buku."
"Klub memasak! Apa kau berminat?"
Dan semua itu dijawab hanya dengan satu kata dari mulutnya. Singkat, padat, jelas, dan jelas jelas menusuk.
"tidak..."
Wanita [h/c] itu hanya duduk di atas bangku di bawah pohon sakura dengan menatap kertas di tangannya dengan cap merah yang membuat dirinya seketika kehilangan semangat.
"tak dapat bersosialisasi bukan berarti aku tak dapat menjadi seorang jurnalis. Mungkin aku bisa berlatih membiasakan diri disini. Hahh... Aku menyerah... Mungkin aku akan mengambil klub langsung pulang saja."
[name] bangkit dan berjalan memasuki bangunan sekolah, nampak beberapa murid yang berlalu lalang dengan teman temannya atau hanya sekedar untuk melihat lihat isi bangunan utama.
Dan contoh yang kedua adalah [name]. Bisa juga menjadi Author yang dianggap anak hilang di sekolah.
Ini emang bener. Mana diteriakkin anak hilang lagi. Malunya itu lho... Ah sudahlah...
Langkahnya terhenti di depan pintu gym dan yang menarik perhatiannya bukanlah isinya. Melainkan sebuah poster yang tertempel disana yang berisi lowongan manager.
Terobos ajalah, [name].
Namun kata kata ibunya kembali terngiang...
Baru saja [name] akan melangkah meninggalkan pintu gym, suara keributan dua orang laki laki terdengar dan salah satunya menarik [name] masuk ke dalam gym.
"hoi! Mana bisa kau menyeret wanita sembarangan ke dalam gym!"
"lagipula dia melihat poster tadi cukup lama. Kurasa dia mau."
"hoi! Kau tak pernah diajarkan sopan santun, ya?!"
"mottoku adalah sopan, santun, dan santuy."
"sa ae lu manusia jadi jadian."
"hah? Apa? Gak denger maaf. Tadi ketutupan kacamata."
"lu gak bawa kacamata, bogeng!"
"sana beli es kepal molto, dah! Mulut lu bau! Makan tuh pencuci mulut."
"otak miring jangan sok keras."
"otak encok jangan sok keras."
"Sesengklek sengkleknya gw, masih ada akhlaknya."
"otak pinjeman jangan sok kerad."
"a-anoo..."
Namun tak ada yang merespon. Jadilah [name] berdiri di antara si kembar dengan laki laki berambut hitam berwajah datar yang tengah memegang ponselnya.
Ada laki laki berambut abu abu yang terlihat lebih normal dari yang lainnya.
[name] tidak mengenal mereka, [name] diam satu juta bahasa. Hmm... Tapi lumayan. Ada klub yang bisa ia masuki. Lagian dia diseret nih kembar ke sini. Jadi kalau [name] gak betah kan bisa salahin si kembar.
"yosh! Perkenalkan nama dan posisi yang kalian inginkan!"
***************
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Forever [Inarizaki]
Random"tanpa kehadiran mereka, Inarizaki hanyalah kuil tak berpenghuni..." ************* "kita akan tetap beteman, bukan?" "ya, memangnya kenapa? Kau kira kita semua akan mati sekarang ini?" "aku ingin segera berspisah denganmu." "bagaimana dengan foto se...