new days!!

105 9 9
                                    


Tralala lala... Di tengah lembutnya pasir putih, hembusan angin yang menerpa wajahku, dan suara ombak yang menggelikan telinga, aku berdiri, melihat sekeliling. Tak ada orang sejauh mata memandang, hanya ada burung burung yang bertebangan di sekitarku. Pikiranku mendorong untuk mencari seseorang yang tak ku kenal.

"Romeo!! di mana kamu rom??" Panggilku pada Romeo yang tak terlihat batang hidungnya. ha? romeo?

"Juliett!!" Suara indah terdengar memanggil dari jauh sana. Aku berlari menyusuri bibir pantai, tak sabar ingin bertemu sang rRomeo. wait? what?

"Juliet, aku rindu padamu. Kita adalah pasangan yang benar benar serasi. sini juliet" Tanpa basa basi, segera ia ulurkan tangannya ke kdua pipiku. Wajahku memanas, seperti dunia ini milikku. What? no! iyuuh. Tangan ini tak bisa memalingkan dari kenyataan, bahwa aku mencintainya.

"Romeo, aku mencintaimu!". Kakiku terangkat, mataku terpejam, kedua tanganku ingin meraih atas pundaknya,aku ingin memeluknya. wait!! jangaaaaannn!. BUAKK

Eh, badanku kok kayak melayang ya?, Kok rasnya angin keras banget sih. BYURR. Basah! Aku tenggelam! Aku membuka mataku, eh? Laut?!.

"Romeo! Rom tolong Rom! Woyy Romeo! Tolongin akuuu!! Romeo gadungann woyy! aku gak bisa berenang!! E eh, siapapun tolong akuuu!!" Teriak ku pada siapapun di situ. Lha kok dia malah pergi? Romeo apaan!?.

"Woy Rom tolong aku dong!!" Ia tak menghiraukan ku, sang Romeo hanya pergi menjauh. Aku tak bisa melakukan apa apa. Tak henti aku mencoba mempertahankan nafasku. ditengah usaha kerasku, wajah Romeo terlihat melirik. Hmm? Aku mencoba sedikit demi sedikit mengamati ekspresi wajahnya. Matanya, hidungnya, bibirnya, seperti mengatakan bo..dd..oo.hh? Bodoh? Hahhh? 

Blubupbupbup... Air memasuki mulutku yang ternganga. Aku kembali meminta pertolongan, sedangkan Romeo pergi meninggalkanku dengan menyisakan senyuman jahat. Awas aja kamu Romeooo!!!!

"Tolooooooooooooongggg!!"

"Gak ada yang mau nolongin kamu! BANGUNN!" Suara siapa itu? Aku menoleh ke segala arah.  

"BANGUNNN TSABINAAAAAAAA!!"

BYURR. Astagfirulah!. Sontak aku terbangun. Eh..

"Mbak! Main nyiram aja. Nanti kalo ena mati keselek air bejibun gitu, emang embak bisa ganti haaa!?" Teriak ku pada embak kurang asem, kakak kandungku itu.

"Kamu sih.. teriak teriak udah kayak tenggelem aja. mbak itu udah bangunin kamu berkali kali tau! Kirain kamu kesurupan tau gak. makanya jangan begadang!" jawab mbakku.

"Ena memang tenggelam! Gak ada yang nolongin!!"

Alis mbak naik sebelah, ia terlihat heran dengan perkataan ku. Aku pun juga bingung. Fuuhh.. Ia menghembuskan nafas malas, matanya menatapku tajam.

"Hmm.." Kepala mbak diangkatnya, menatapku rendah dan menakutkan, matanya yang tajam terasa menusuk sampai ke inti retina. "Tenggelam?" Tanyanya seram. 

Aku mengangguk ragu. 

"Ouuh.. sekarang kasur udah jadi laut ya.. okay, ato besok mbak buang aja kamu ke laut." Aku terheran heran. "Kasur?" Kulihat sekeliling tempat ku terduduk. Eh.. Empuk. Aku meraba raba apa yang kurasakan apakah ini keyataan atau hanya ilusi. Tak lama otak ku kembali bekerja, mataku kembali dari ilusi sesaat, dan tanganku kembali bisa merasa dengan normal. Dengan sedikit ragu ku angkat kepala ini.

"Eh.. embak?" Aku pangling, embak ku menghilang dari tempatnya.

Tiba tiba....

Sebuah bantal kapuk melayang dan mendarat tepat di bahuku. DUAKKK!! Sakittt.

"Cepet sekolah sana! Pake lelet lelet lagi!! Kuliah sana!" Embak menarikku yang masih gosok gosok bahu yang kesakitan. Tapi dia tak peduli, tetap saja ia mendorongku masuk kamar mandi secara paksa.

Aku mencoba mengerem dari kuatnya tangan embak ku. "Mbak!! Ena belom baca doa masuk kamar mandi!!" Telinganya sudah kayak udah ketutup kapuk saja, semua suara tidak ada yang didengar sama Mbak kurang asin ini.

Semakin dekat menuju kamar mandi, tepat di depan kamar mandi. "Mbaak!!" aku meronta ronta, namun kekuatan embak ku saat jadi hulk memang mengalahkan segalanya, padahal badannya tidak gemuk atau langsing, yaa tau lah ya. di depan pintu kamar mandi, tiba tiba saja kakiku menginjak suatu yang licin. 

"Aaaa.!!!!!!!!!" Kakiku melayang ke udara, badanku terasa tidur di antara oksigen, tangan ku terdorong ke atas. Fix.. i'm gonna fall. GDUBRAK!. Tiba tiba saja lantai sudah berada disebalik punggungku. Punggungku serasa ditabrak truk. lebbhayy. 

"Uuuhhh, Sshhh.." Sambil kesakitan, tangan ku segera meraih benda licin yang membuatku jatuh. Basah, tipis, dan bolong. Eh, bolong?" Ini kan masker pill up embak." ujarku lirih.

 segera aku berbalik, dan embak sudah menghilang lagi dari tempatnya.

"Sorryyy!!" teriaknya sambil berlari meninggalkanku.

EMBAAAAAAAAKKKKK!!


NB: ini hanyalah karya penulis amatir, hope you enjoy!

jangan lupa di vote ya kawan kawan.

FK In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang