kamu

21 1 1
                                    


"Apaan mon?" Selama beberapa detik Disya sempat terdiam, tentu saja itu membuatku penasaran.

"Mmmmm.."

Aku masih menunggu jawaban.

"Jangan jangan dia naksir lagi sama ka-" 

Spontan jidat ini kupukul."Ck, mana ada! Ngapain juga orang itu naksir, kasar banget lagi dia Mon"

"Ya justru itu, dia kasarnya cuman sama kamu, jadi kan... mungkin ada faktor L (lope) gitu"

"Haihh.. Mon, coba aku tembak suhu dulu kamu, mungkin ada tanda tanda terserang virus kasmaran"

"Iya nih, aku baru habis nonton sweet home sama attack on Titan. Kayaknya itu penyebabnya deh" Kata Disya  tak bersalah.

"Iya juga sih. Kasmaran banget deh Kalo ceritanya tentang pertemuan dan awal kisah percintaan female Titan dan monster protein!! Hadeh mon, udah nggak ke UGD berapa hari dah?" Ujarku sedikit nyolot dan ngekek.

Percakapan aneh bin ngakak itu langsung membuat aku dan Disya tertawa. Entah kenapa semua kata kata itu terlontar, mungkin faktor stres di FK kali ya. Tau ah.

Setelah ke-bengek-an berakhir, aku kembali meluruskan niat yang awalnya ingin bercerita.

"Aku ya cuma bingung aja gitu mon, ada dendam terselubung apa gitu dia sama aku. Aku kan nggak ngapa ngapain. Paling di kampus cuman belajar, praktik, ketemu Husna, kerja kelompok, makan, jalan, bawa buku, bernapas, melihat, mendeng—"

"Trus aja sampe habis sampe jantung berdetak, paru paru bekerja, darah ngalir sampe kepala dan lain lain"

Aku terkekeh lalu menyeringai sendiri.

"Ya, aku gak tau mon"

"Mungkin ada suatu hal gitu yang pernah kamu lakukan yang membuat dia marah. Kayak ceritamu waktu itu bin"

Apa yang dibilang Disya mengingatkanku tentang suatu hal. Seingatku aku selalu bercerita pada Disya tentang hal hal yang menjadi highlight of my day. Kayak, ospek pertama, trus ketemu sama teman baru, ketemu sama mas rheza, sama... waktu ditolongin mas rheza. Itu aja

"Maksudmu mas Rheza?"

"Bukan si mas Rheza itu bin."

"Truzz?" Tak sangka aku lupa dengan apa saja yang terjadi dibelakang. Jujur, aku tu cepat lupa tentang sesuatu, jadi aku sering menulis sesuatu di tempat yang mudah terlihat apabila ada hal yang harus dikerjakan.

"Tapi gak tau juga sih, takut salah aku".

"Yaudah deh, aku mau belajar buat pertukaran pelajar dulu ya mon" Kataku ingin mengakhiri panggilan.

"Yaudah, assalamu'alaikum" "wa'alikumsalam"

tik.

Walaupun sudah telponan dengan disya beberapa waktu, aku masih saja kepikiran dengan Faldo. Omongan disya tentang seseorang yang mungkin aku lupakan mengganjal dibenakku. Wajah arogan pria itu tiba tiba saja terlintas di pikiran, sepertinya aku pernah menemuinya. Ku coba untuk memutar otakku mengingat masa lalu, tapi tetap saja otak ku yang terbatas ini nggak nemu nemu.

"Arghhh" Kujatuhkan badanku diatas kasur. Otak ini sudah lelah memikirkan hal yang tidak penting. Emang aku dapat manfaat apa nginget dia. Kemudian badan ini terdorong mengahadap kanan sambil memain mainkan pulpen hitam dan putih kesayanganku. 

"Naa!!". 

"Yaa!!!"

Embakku tiba tiba sudah berada disamping pintu, disenderkannya bahu kecil itu berdiri di antara celah pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FK In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang