1: Kembar tiga

49.3K 3.1K 164
                                    

PART 1



Suasana sebuah rumah terdengar ramai akan suara musik yang di setel senyaring mungkin. Tidak hanya suara musik yang memekakan gendang telinga tapi juga suara seseorang yang ikut bernyanyi mengikuti penyanyi asli dalam DVD.

Tiga bocah berusia 10 tahun berdiri di depan layar televisi yang menyala dengan pengeras suara serta mikrofon yang di pegang oleh satu anak perempuan dengan rambut diikat kuncir.

Sementara dua di antaranya hanya menggoyangkan pinggul kecil mereka mengapit anak perempuan yang tengah bernyanyi dengan suara sumbang.

"Jug gijak gijuk."

Anak perempuan itu mengarahkan mikrofon di tangannya pada anak laki-laki di sisi kanannya.

"Kereta berangkat," sahut anak laki dengan suara sumbang.

"Jug gijak gijuk."

"Hatiku gembira." Suara anak perempuan di sisi kiri ikut menyahut saat mikrofon di arahkan ke arahnya.

"Kebetulan, malam itu. Cuacanya terang bulan. Ku melihat, kiri, kanan. Oh, indahnya pemandangan."

"Sayang tak lama--"

"Mama datang!" Bocah laki-laki itu menggoyang lengan gadis kecil yang tengah memegang mikrofon.

"Ish, bukan mama datang, Alfa. Tapi, kantukku datang. Kamu salah," protes gadis itu menatap kesal adiknya. Lagi enak bernyanyi tapi dihentikan di tengah jalan itu tidak enak sama sekali.

"Tapi, mama datang, Kak." Alfa merengek menatap kakak kembarnya sambil menatap takut-takut ke arah belakang.

"Bukan mama datang, Alfa. Tapi, kantukku datang. Lihat itu lirik lagunya." Gadis kecil itu menunjuk ke arah layar yang tengah menampilkan lirik lagu dan juga penyanyinya di dalam layar.

"Kakak lihat ke belakang. Itu ada mama." Anak itu mendekat dan berbisik di telinga kakaknya.

Sang kakak memutar kepalanya ke belakang dan matanya segera membulat melihat seorang wanita dewasa berdiri di ambang pintu ruang tamu tengah menatap ke arah mereka dengan tatapan tajamnya.

"Mirip mama ya, Dei," ujar anak itu pada adiknya.

"Bukan mirip, tapi memang beneran mama, Kak." Anak laki-laki itu berbisik. Kemudian tatapan matanya mengarah pada satu orang gadis lainnya yang tengah asyik berjoged riang tanpa menyadari ada monster tengah mengintai mereka.

"Kak Ana." Gadis di tengah menyikut kakak tertua mereka yang langsung menoleh tanpa menghentikan tariannya.

"Kenapa, Ra? Kok kamu berhenti nyanyi? Ayo, lanjut lagi nyanyinya! Lagunya asyik tahu!" Ana berteriak sambil menggoyangkan jempol tangan dan pinggulnya tanpa menyadari kode yang sudah diberikan adiknya.

"Kak, itu ada mama. Kakak enggak takut diomeli mama?" tanyanya.

Ana menghentikan tariannya, kemudian beralih menatap arah pandang adiknya--Ara--dan ia cukup terkejut melihat seorang wanita tengah berdiri di dekat pintu penghubung ruang keluarga dengan ruang tamu.

"Mama!" seru Ana bergidik ngeri.

"Bagus. Mama tinggal sebentar buat beli cemilan di mini market, kalian pesta di sini."

Ibu dari ketiga bocah kembar itu melangkah masuk dengan satu memegang plastik putih yang berisi cemilan.

"Duduk, Ma." Alfa segera menarik kursi yang terletak di samping sofa dan membantu mamanya untuk duduk. Ara bergerak mematikan DVD player, sementara Ana langsung bergerak menuju dapur untuk mengambil minuman.

"Siapa yang suruh kalian hidup musik kencang-kencang?" tanya wanita yang tak lain adalah Dinara.

Ana yang baru saja tiba di ruang tengah segera menunjuk adik bungsunya--Alfa--sementara Alfa menunjuk Ara, dan Ara menunjuk ke arah Ana.

Melihat tingkah ketiga anaknya yang saling menunjuk membuat Dinara menghela napas dan berdecap kesal.

"Sekarang rapikan kembali ruang tengah ini atau kalian enggak akan mama bagikan es krim." Dinara mengancam anak-anaknya dengan makanan kesukaan mereka. Rumah yang mereka tempati tadinya terlihat rapi. Namun, saat di tinggalkan dengan tiga bocah ini membuat rumah berantakan dalam sekejap.

"Siap, Ma!"








I GOT YOU [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang