haechan merutuk dengan khusyuk.
bisa-bisanya ia lepas kendali dan berkata seperti itu pada gadis yang 10000% bukan tipe nya, hanya karena sederet kalimat menyentuh kalbu haechan jadi terbawa suasana hingga berujung pada dirinya yang terkesan sedikit berharap pada orang itu.
kirani.
haechan tak mungkin suka pada gadis aneh yang kerjaan nya kabur terus tiap bertemu dirinya, lagi pula dia baru saja berpisah dengan leora, mungkin saja perasaan ini hanya lah sekelebat untuk mencari pelarian.
mungkin.
kini dirinya terbaring di atas bangku panjang di samping lab tempatnya baru saja melaksanakan praktikum. haechan terlalu malas untuk berjalan, dirinya juga belum lapar, ditambah setelah ini sudah tak ada kelas lagi.
di tengah acara per-misuh-an nya, mata haechan tak sengaja menangkap si biang keladi dari semua kegalauan nya hari ini, sosok kiran yang sedang kebingungan dan kini celingukan membuat pemuda itu merubah posisi nya menjadi terduduk.
pandangan haechan benar-benar tak lepas dari gadis itu. hingga akhirnya dia sadar akan suatu hal, kiran sedang berdiri di bawah pohon yang salah satu dahan nya akan patah. memang tak terlalu besar, tapi kalau kena kepala tetap benjol juga.
haechan tahu karna kemarin ia sempat rebahan di bangku di bawah pohon itu, itu pula alasan mengapa ia berpindah ke bangku sebelah lab sekarang.
"sial--woi!"
kirani tak mendengar, kedua earphone masih tertancap di kedua telinganya.
haechan juga baru sadar kala rambut sebahu gadis itu diterpa angin yang cukup kencang--tunggu, angin kencang?
cebikan keras mengiringi langkah nya, netra nya menatap lurus ke arah kiran yang tak kunjung sadar, gadis itu masih saja terus-terusan nangkring di bawah pohon.
dan yang ditakutkan pun terjadi, angin kencang membuat dahan pohon tersebut patah hingga nyaris menimpa kiran---yang untungnya sudah ditarik lebih dulu oleh oknum haechan.
kiran menjerit, dentuman yang tercipta antara kayu dan tanah benar-benar mengerikan, tangan nya meremat kuat punggung orang yang sedang mendekap nya ini.
"hiks."
"loh? loh? kok jadi nangis?"
"ini siapa..."
haechan berdengus, "pangeran bermotor beat, ran."
kiran malah menangis tersedu-sedu, walau ia tahu sedang bersama siapa.
"jangan nangis dong weh" haechan menepuk pelan punggung gadis itu agar berhenti menangis.
soalnya orang di sekitar mulai menatap haechan aneh. takutnya disangka anuin anak orang, "ran..istigfar ran.."
"maaf kak--hiks."
"lagian ngapain lo kesini?"
"tadi sama temen, tapi saya malah ditinggal disini huaaa.."
haechan mau ketawa tapi kasihan juga, "nangis nya udahan dulu, jangan sampe lo keenakan dipeluk cogan di bawah pohon kayak gini."
kiran spontan mendorong haechan menjauh.
"makasih kak, saya permisi."
"etetet! mau kabur lagi lo?"
"saya kan udah bilang makasih. maaf banget kalau kakak merasa direpotkan, harusnya tadi gak usah narik saya."
"idih kok malah ngegas????"
kiran menyeka ingus nya, "asal kakak tau aja saya nangis bukan karna hampir ketimpa pohon, tapi karna terharu kak haechan make parfum pemberian saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
i like you so much, you'll know it [✔]
Historia Corta[ ft. lee haechan, mark lee ] never knew a love like this, now i can't let go. i'm in love with you, and now you know. ©tuesday-eve, 2020.