Pagi ini langit Surabaya digelayuti awan hitam, udara pagi hari ini juga lebih dingin dibanding hari kemarin. Bulan ini sepertinya musim penghujan akan datang, membawa segala kenangan yang pernah terjadi dikala hujan turun.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, menampilkan seorang wanita berhijab yang masih mengenakan celemek di badannya.
"Astagfirullahaladzim Lea, anak perawan jam segini belum bangun?" ujar Sari, Bundanya Lea sambil berkacak pinggang.
Lalu melangkah kearah jendela, membuka gorden setelahnya mendekat ke ranjang Lea, menyibak selimut anak gadisnya.
"Eungh, bentar Bun masih ngantuk Lea hari ini juga lagi dapet" Lea melenguh sambil menarik kembali selimutnya hingga menutupi kepala.
"Katanya hari ini ada ulangan" ucapan Bundanya sukses membuat Lea langsung terduduk sambil membulatkan matanya kaget, sketika itu juga kantuk yang dari tadi menyergapnya langsung menghilang entah kemana.
"Astagfirullah Lea lupa Bun" ujar Lea sambil menepuk dahinya pelan.
Lantas Lea turun dari ranjang merapikan tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi.
"Denger kata ulangan aja langsung sadar" cibir Bundanya, sebelum menutup pintu kamar Lea.
Setelah lima belas menit membersihkan diri dan bersiap-siap kini Lea telah rapi dengan seragam putih abu-abu nya.
Lalu Lea mengambil tas berwarna biru terang dibawah meja belajar, tak lupa ia juga memakai jaket dibadannya agar ia tak kedinginan saat dijalan.
❕❕❕
Duukk
"Aw, sakit tau Kak sengaja ya ngerem mendadak?" ucap Lea sambil mengusap-usap kepalanya yang kejedot helm milik Arkan, kakak laki-lakinya.
"Dih, siapa juga yang ngerem mendadak yang ada noh mobil depan yang ngerem mendadak kek tahu bulat" balas Arkan sambil bergurau.
"Garing banget lawakannya" cibir Lea
"Biarin, yang penting gue bahagia" lalu Arkan kembali menge gas motornya membelah jalanan kota Surabaya pagi ini.
Setelah sepuluh menit perjalanan, kini mereka sampai di depan gerbang yang bertuliskan SMA HARAPAN BANGSA.
"Belajar yang bener gak usah lirik-lirik cogan, kakak aja yang cogan ga pernah dilirik" sindir Arkan.
"Dihh, siapa juga yang mau ngelirik cogan modelan kayak kakak begitu" balas Lea.
"Udah sana masuk, keburu bel" usir Arkan sambil mengacak pelan kerudung panjang Lea.
"Iiihh, jadi berantakan kan" Lea mengerucutkan bibirnya kesal, lalu membenarkan kerudungnya yang agak berantakan akibat ulah kakaknya barusan.
"Yaudah Lea berangkat yah, assalamualaikum" pamit Lea setelah mengecup singkat punggung tangan Arkan.
"Waalaikumussalam warohmatullah wabarokatuh, BELAJAR YANG BENEERR" teriak Arkan lantas memakai helmnya kembali dan menjalankan motor hitam kesayangannya.
❕❕❕
"Assalamualaikum" ucap Lea setelah ia sampai di ambang pintu kelas XII MIPA 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Novela JuvenilMungkin takdir yang telah menuliskannya untuk membuat kita tak sejalan dengan berjuta cara dan berjuta alasan. Hidup adalah serangkaian kebetulan, kebetulan adalah takdir yang menyamar. Orang berjiwa lembut memeluk semua takdir hidup yang datang pad...