Lea mengayunkan kakinya memasuki gerbang sekolah. Hari ini ia diantar oleh Ayahnya. Arkan yang katanya masuk kuliah siang jam segini masih molor dikamarnya. Ia melihat keadaan sekolah yang cukup sepi, karna memang ini masih jam 6.30 hanya ada siswa rajin dan juga tukang kebun sekolah saja yang sudah datang.
Lea menendang kerikil kecil yang ia jumpai disekitar halaman sekolah sambil sersenandung ria. Hari ini ia sangat bahagia karna kemarin ia iseng-iseng ikut give away di instagram dan ternyata ia terpilih jadi pemenangnya. Lumayan ia mendapat satu buah gamis secara cuma-cuma.
"Woi, lo sengaja ya nendang batu ini ke gue?" teriak seorang cowok yang sedang membersihkan rumput di halaman sekolah. Lea terkejut menyadari ia lah penyebab cowok itu teriak. Lalu cowok itu berjalan mendekati Lea sambil mengusap kepalanya yang terhantam kerikil kecil.
Wajah Lea berubah pias. Ia takut jadi sasaran marah cowok itu. Karna setau dia, cowok itu adalah biang onar disekolahnya yang sudah jadi tamu vvip nya Bu Anggi, guru bk di sekolahnya.
Lea berangsur mundur, namun kalah cepat dengan cowok itu yang kini sudah ada didepannya sambil mencengkeram kuat tangannya.
"Lepasin!" berontak Lea, wajahnya berubah marah ia ingat perkataan Arkan tempo hari bahwa ia tak boleh disentuh sembarangan oleh cowok. Jika ia disentuh maka ia akan berurusan dengan kakaknya itu.
"Gak, lo pasti mau kabur kan?" tanya cowok itu sambil menatap nyalang gadis didepannya itu.
"Engga, lepasin dulu makanya sakit tauk" lalu cowok itu melepas cengkramannya. Lea mengelus pergelangan tangannya yang memerah akibat di cengkeram kuat cowok sinting didepannya ini.
"Lo harus tanggung jawab dahi gue jadi kaya gini" pinta cowok itu sambil menunjukkan dahinya yang sedikit memar akibat kerikil yang ditendang asal oleh Lea tadi.
"Iya-iya yaudah ayo ke uks" ajak Lea sambil berjalan mendahului cowok itu. Untungnya belum banyak siswa yang datang jadi ia cukup aman, karna informasi yang pernah Lea dengar dari ratu gosip Disya selain biang onar si Ardan juga punya fans fanatik yang tak segan-segan membully nya jika sampai ada yang mendekati Ardan.
Setelah sampai di uks Lea langsung mengambil kotak p3k yang berada di lemari pojok ruangan. Ia mengambil plester, kapas, alcohol dan juga obat merah. Sebenarnya hanya luka kecil namun ia harus bertanggung jawab akibat ulahnya tadi dahi cowok itu sampai memar.
"Duduk sini" perintah Lea, menyuruh cowok itu untuk duduk di ranjang uks.
"Nunduk dikit" Lea sampai harus berjinjit untuk mengobati dahi cowok itu karna tingginya yang tak seberapa dibanding Ardan.
"Ck, bener-bener lo ya makanya tinggian dikit elah" cibir cowok itu yang malah menghujat tinggi Lea yang tak seberapa.
Lea tak menyahuti cibiran cowok itu karna ia harus cepat-cepat mengobati luka cowok itu sebelum teman-temannya datang dan menciduknya satu ruangan dengan biang onar. Ia sendiri tak mengenal cowok itu, jangankan mengenal tau namanya saja tidak. Hanya pernah mendengar kasus-kasus yang pernah menyeret namanya.
"Aw pelan-pelan dong sakit nih" ringisnya setelah Lea membersihkan lukanya dengan alkohol.
"Bawel banget sih, udah untung aku obatin" balas Lea karna tak tahan dengan kecerewetan cowok didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir
Novela JuvenilMungkin takdir yang telah menuliskannya untuk membuat kita tak sejalan dengan berjuta cara dan berjuta alasan. Hidup adalah serangkaian kebetulan, kebetulan adalah takdir yang menyamar. Orang berjiwa lembut memeluk semua takdir hidup yang datang pad...