Mengapa

1.6K 65 0
                                    

Abilla POV

Kami hari ini ada dirumah mertuaku yah dirumah mama nya kak Arvi dia mengundang kami karena ada acara keluarga dirumah kak arvi banyak sepupu dan saudara kak Arvi datang Tante dan juga om nya. Sangat ramai ternyata banyak juga keluarga mama dan papa pikirku. Mereka ngobrol sedangkan aku ada di dapur membantu bibi yang bekerja di rumah mama tidak meminta ku kedapur hanya saja aku canggung bergabung dengan mereka yang selalu membicarakan tentang kekayaan yah mereka semua orang kaya sedangkan aku orang biasa jadi aku sedikit malu.

Aku datang membawa sedikit cemilan dan bibi membawa minuman.

"Sini sayang duduk" ajak mama

Aku duduk di samping mama

" Billa kamu kapan-kapan ajaklah suamimu main kerumah Tante sepertinya kalian tak pernah mengunjungi kami" ucap Tante Riska

" Iya Tante,,, nanti jika kak Arvi ada waktu" jawabku

"Kalian kapan dapat momongan, lihatlah Tante sudah punya cucu banyak loh. Kasihan mamamu belum dapet cucu" tanya Tante Riska membuat ku tersentak

" Aahh,,, Billa masih kuliah nanti lah. Akan ada waktunya kok" yang langsung disambar mamaku
Aku hanya tersenyum beruntungnya mertuaku membela ku.

Kak Arvi, papa dan yang lain bicara di depan tv sambil nonton bola dan membahas masalah perusahaan mereka. Aku sedang bermain dengan keponakan kak Arvi yang bernama Chika dia ternyata sangat lucu dan anteng.

"Sepertinya dia menyukaimu" ucap mama
"Mmm.. dia sangat lucu yaa ma" ucapku
"Tentu,,, " jawab mama sambil tersenyum

"Bibi" ucap Chika menatap ku

" Yaa sayang" jawabku sedikit menunduk dan mensejajarkan tinggi kami

"Apa kau mau bermain denganku? " Tanya nya

"Tentu saja cantik, ayo kita bermain" jawabku sambil tersenyum, aku sangat menyukai anak kecil mereka terlihat polos dan memberi semangat

"Ma bolehkan aku bermain bersama chika di taman?" Tanyaku pada mertuakh

"Boleh, " Jawab mama dan tante Riska

"Maaf yaa merepotkanmu, Chika sangat suka bermain terkadang dia sampai lupa makan

"Yaa Tante, tidak merepotkan kok" balasku sambil tersenyum

Cukup lama kami bermain hingga terasa melelahkan,

"Chika istirahat yuk, kita sudah bermain sangat lama nanti kita akan bermain lagi tapi sekarang kita istirahat dulu yaa" Ucapku pada Chika

"Yaa bibi, chika lelah" Jawabnya

Ternyata kak Arvi datang padaku tanpa ku sadari

"Sayang sudah cukup bermainnya, apa kau tidak lelah mari kita kedalam" Ajak kak arvi yang tiba-tiba saja muncul

"Yaa kak,," Jawabku

Saat menuju ke ruang tamu aku melihat Tante Riska bicara pada mama tentang aku, aku pun menghentikan langkahku mendekati nya.

" Apa kau tidak mau cucu, menantumu belum hamil apa jangan-jangan dia tidak sehat" ucap Tante Riska
Kulihat mama hanya diam
"Apa kau tidak kasihan dengan Arvi dia sangat menyukai anak-anak, aku yakin di dalam hatinya ingin punya anak itulah kenapa dia menikah. Jika seorang pria belum mau punya anak dia tidak mungkin menikah" ucap Tante Riska mengomeli mama mertua ku

" Tidak seperti itu, lagi pula menantuku masih sangat muda dan aku lihat mereka baik-baik saja" ucap mama ku singkat

" Fyuhhh... Aku kasihan dengan keponakan ku" ucap Tante Riska menghembuskan nafasnya

Aku yang masih berdiri disana kemudian keluar dengan senyuman meski hati ku merasa sakit karena tersinggung.

Tanpa ku sadari ternyata kak Arvi juga mendengar percakapan mereka dia merangkul ku dan membawaku kek kamar.

"Sayang sudah jangan difikirkan yaa, kamu masih sangat muda dan seperti biasa terkadang mereka hanya bisa bicara dan yang menjalani tetap kita" Ujarnya

"Seperti apapun itu aku selalu mencintai mu, dan aku yakin nanti jika sudah waktunya kita juga akan di beri rezeki kok" Ucapnya lagi

Aku hanya tersenyum dan mengangguk

" Chika dimana kak? "

"Sudah ku titip ke bibi dia minta susu tadi"

"Mm,, iya " Balas ku singkat

Jujur saja mendengar percakapan tadi seketika mood ku hancur ini sangat menyebalkan kenapa semua orang membahas rumah tanggaku.

****

Saat ini aku sangat bimbang kami masih dirumah mertuaku dan mama papa menyuruh kami untuk menginap katanya ini sudah larut sebaiknya tidak usah pulang. Aku masih bergelut dengan pikiranku yang sangat kacau, mataku terpejam dan kak Arvi sudah tidur aku membelakangi nya.

"Sayang apa yang kau pikirkan sampai kau belum tidur, apa kau masih memikirkan hal tadi? tanya nya sambil membalikkan badanku

"Kak Arvi belum tidur?" Tanyaku

Dia menggeleng dan menatap kemudian memelukku erat aku bisa merasakan detak jantungnya.

"Sudah tidurlah, besok aku ada pekerjaan di kantor kau dirumah mama dulu yaa" ucap kak Arvi

"Yaa kak,". Balasku
Meskipun aku takut karena mama sepertinya sedikit berubah padaku

Pagi tadi kak Arvi sudah berangkat dengan papa, aku ada di dapur membantu bibi memasak

"Billa sini nak" ajak ibuku menghampiri ku

"Mama tau kau mendengar ucapan Tante Riska semalam, jangan difikirkan yaa memang seperti itulah tantemu. Mama percaya sama kamu dan Arvi sangat menyayangimu" ucap mama padaku membuat hatiku menghangat

"Terimakasih ma sudah percaya pada Billa, maaf Billa belum jadi menantu yang baik" ucapku memeluk mama

"Sama-sama sayang, sudah ayo kita jalan-jalan mama pengen belanja" ajak mama yang langsung disambut dengan anggukan

Kami pun belanja ke salah satu pusat perbelanjaan banyak sekali yang mama beli tapi aku tidak tau mau beli apa.

"Sayang kau tak mau beli apapun, apa Arvi tidak memberikan mu uang? " Tanya mama

"Aku juga tidak tau mau beli apa ma bingung" ucapku

"Baiklah, ayo kita makan disana" tujuk mama

Kami makan dan asik mengobrol ternyta seru juga dengan mama mertua. Tapi tiba-tiba ada seorang wanita yang datang

"Tante" teriaknya sambil memeluk mama
"Hei Anna apa kabar" tanya mamaku
" Baik Tante, ohyaa ini siapa Tante? " Tanya nya lagi
"Ini menantu Tante istri Arvi" ucap mamaku
"Oh"jawabnya singkat seakan tidak suka

Kami dirumah tapi Anna ternyata ikut kerumah mama, dan ketika kak Arvi pulang dia sangat akrab dengan suamiku oh ternyata ini teman lama kak Arvi batinku
Aku bisa melihat bahwa dia selalu mencari cela agar dekat dengan kak Arvi meskipun suami ku selalu menjaga jarak untuk nya.

Saat Anna pulang aku bertanya pada kak Arvi siapa anna itu kenapa mereka sangat dekat, dan itu membuat ku cemburu dan sangat kesal.

"Kak Anna siapa kenapa dia selalu menempeli mu?" Tanya ku to the point

"Oh dia teman lama, kamu jangan cemburu ya sayang. Aku akan menjaga jarak" ucap kak Arvi

Dosen ku, Suami kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang