3 Minggu yang lalu.
Hujan terdengar turun deras. Berkali-kali rintiknya membuat atap tempat tinggal laki-laki berusia dua puluh tiga tahun itu berbunyi. Berselingan dengan itu, hawa dingin perlahan masuk melalui celah-celah kecil.
Di rumah petak yang hanya memiliki satu kamar tidur dan satu kamar mandi itu hanya dihuni oleh seseorang bernama Moonbin. Laki-laki itu hidup mandiri semenjak ia memasuki jenjang perkuliahan dan berpisah dengan keluarganya meski masih dalam satu kota.
Tok! Tok!
Pintu depan diketuk dua kali. Moonbin yang sedang menyeduh kopi hangat di dapur melirik sejenak ke arah pintu, lalu dia berjalan ke depan setelah menyelesaikan kopi hangatnya.
Ia membuka pintu, seseorang tengah berdiri di depannya dengan keadaan basah kuyup, orang itu terus menundukkan wajah meski Moonbin sudah memberi isyarat untuknya masuk.
Dia seorang gadis. Perempuan yang ia kenal beberapa waktu ini yang secara tidak sengaja bertemu di area sekitar kampus tempat ia bersekolah. Mereka mulai akrab semenjak Moonbin lah yang mulai mendekatinya.
Moonbin diam. Ia mulai memperhatikan gerak-gerik orang di depan. Gadis itu kedinginan melihat caranya memeluk tubuh dengan tangan mungil yang ia miliki. Segera Moonbin mencari handuk kering tebal dan menyelimuti handuk itu sekaligus menyeka air yang berjatuhan dari rambut gadis itu.
Saat gadis itu mengadah, wajahnya terlihat sangat basah. Moonbin yakin di sana bukan hanya ada air hujan. Namun juga air mata. Dia tengah menangis.
"Aku.." gadis itu akhirnya membuka suara. Namun sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Moonbin lebih dahulu menariknya masuk ke dalam rumah.
"Keringkan tubuhmu terlebih dahulu. Aku akan menyeduhkan teh hangat di belakang." Ucap Moonbin hendak pergi meninggalkan gadis itu, namun tangannya ditahan. Moonbin kembali melirik gadis di depannya.
"Aku ingin menumpang tidur di sini." Ucapnya membuat Moonbin diam.
Lalu Moonbin menganggukkan kepala. "Baiklah. Kau boleh memakai kasurku. Kamarku ada di sana." Tunjuknya pada ruangan yang ada di sebelah kiri.
Gadis itu bernama Yeeun. Mereka berdua sebenarnya tidak akrab. Moonbin sejak awal hanya mengagumi Yeeun sebab menurut Moonbin dia adalah gadis yang cantik. Dan salah seorang juniornya ternyata cukup akrab dan mengenal Yeeun, menjadi kesempatan untuk Moonbin bisa menjadi teman ngobrol gadis itu.
Awal pertemuan mereka canggung. Di mana Moonbin sangat terlihat tertarik dengan Yeeun sedangkan sebaliknya, gadis itu sangat risih saat keduanya dipertemukan oleh junior Moonbin itu. Mereka duduk di kafetaria dengan keadaan yang dinamakan kencan buta. Sesuatu yang ingin Moonbin lakukan untuk segera mendapatkan pasangan sedangkan bagi Yeeun, ia melakukannya karena terpaksa setelah temannya itu memohon berkali-kali agar Yeeun mau melakukannya dan kalau tidak, Moonbin akan terus memaksa temannya itu.
Sebut saja junior Moonbin dan temannya Yeeun itu bernama Sanha.
Tapi yang terjadi kemudian, setelah berulang kali di kampus bertemu dengan Moonbin, sosok itu sudah terbiasa ada di sekitar Yeeun. Yang awalnya ia menolak untuk berdekatan dengan lelaki itu, perlahan mulai menerima keberadaannya. Di mana setiap kali mereka bertemu, Moonbin akan menyapa dan melambaikan tangan. Saat Yeeun sendirian di kampus di jam kosong, tiba-tiba ada Moonbin di sampingnya. Dan saat Yeeun sedang dalam pikiran yang berat, ada Moonbin yang menghiburnya.
Maka, yang ia lakukan sekarang, setelah mendapatkan permasalahan yang besar di rumah, ia melarikan diri dan berakhir di depan rumah laki-laki yang biasa ada untuknya. Entah bagaimana kedua kakinya melangkah dan malah berhenti di alamat rumah Moonbin, Yeeun sama sekali tidak berpikir dan terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paboo Young Daddy
Fanfic"Aku hamil." Dua kata yang berhasil membuat lawan bicaranya terdiam membeku seperti batu. Mulut Moonbin masih terbuka lebar, begitupun dengan kedua matanya yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. __ Fanfiction Moonbin Astro Cred...