ASYLA || Amarah

21 5 4
                                    

A/n : Haloo. Maaf baru up, kemarin sibuk PTS hhuuu. Langsung baca aja ya ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Beberapa orang enggan mengulurkan tangan, membuat kita semakin jatuh ke dalam jurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang enggan mengulurkan tangan, membuat kita semakin jatuh ke dalam jurang. Jadi, bukankah dapat disimpulkan? Hanya diri yang dapat kita andalkan.

🥀

Dia, laksana mentari.

Dia, anindita bagiku dan semua orang.

Dia, penuh kejutan.


"Gimana?" tanya seseorang membuat Bisma mengangkat wajah dari buku hitam ditangannya.

Bisma menaikkan sebelah alisnya.

"Arghhh. Gila gue lama-lama!" teriaknya frustasi.

Bisma mendengus keras melihat Langit yang teriak-teriak tak jelas. Di hari Sabtu ini seharusnya ia berada di lapangan untuk berlatih basket. Tapi dengan seenak jidatnya, Langit menarik dirinya memasuki ruang fotografi.

Dan sekarang, ia harus memenuhi permintaan Langit?

Merepotkan.

"Jadi lo gak tahu siapa dia, Bis?" tanya Langit untuk kesekian kalinya.

Dan untuk kali kesekian cowok berjersey merah, menggeleng tak tahu.

"Katanya lo pinter. Masa ginian aja gak tahu?!" geram Langit.

Bisma merotasikan bola matanya. Ia melempar buku hitam itu ke arah Langit.

"Emang gak tahu."

Langit kembali memekik seraya mengacak rambutnya.

"Kenapa lo ngebet banget, cari ni cewek?" tanya Bisma seraya menyandarkan punggung ke pintu coklat yang ada di belakangnya.

"Dia ... udah bikin Bintang pergi. Dan buat keluarga gue hancur. Gue mau dia ngerasain apa yang gue rasa," lirih Langit tegas dengan kilatan emosi di matanya.

Terlihat seakan dendam.

Langit menoleh ke arah Bisma yang ada beberapa meter di sampingnya. "Lo harus bantuin gue!"

Bisma menegak dengan pandangan lurus menatap Langit. Ia terkekeh sinis. Tak menyangka.

"Gue gak mau bantuin orang yang punya niat jahat sama orang lain."

Setelah itu Bisma berbalik dan membuka pintu coklat itu dengan kasar. Tak lama ia hilang dimakan jarak.

Di tempatnya Langit tertawa keras.

Sangat keras hingga memenuhi ruang fotografi yang kala itu kosong.

"Lo gak tahu. Dia lebih jahat dari niat gue ...."

Brak!

Langit menutup pintu di belakangnya dengan keras. Pria berambut hitam legam itu merasa kesal atas kejadian tadi.

BLUE SKY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang