t i g a

707 111 21
                                    

Jaehyung ● Wonpil

Enjoy

.

Bugh!

"Kemarikan tanganmu. Cepat Dowoon!" lelaki yang baru saja dipukul hanya menatap lawannya sengit dengan nafas yang memburu cepat.

"Kau tuli hah?! Aku hanya perlu memberi sedikit goresan pada tanganmu agar kau tidak bisa bermain drum lagi. Dengan begitu tim mu tidak akan pernah menang" ucapnya dengan senyum yang sedikit mengerikan.

"Tidak akan pernah. Aku akan melaporkanmu kalau kau bermain licik" balas Dowoon.

"Kau ingin lapor siapa? Oh! Kakakmu yang manis itu bukan? Kalau tidak salah namanya Kim Wonpil. Hm bagaimana kalau aku juga sedikit bermain dengannya?" lelaki itu mendekatkan wajahnya ke telinga Dowoon.

"Aku hanya ingin tahu apakah benar yang mereka katakan kalau dia sangat menyenangkan?" bisiknya.

Dowoon mengepalkan tangannya kuat begitu mendengar nama Wonpil. Dia menatap lelaki dihadapannya ini dengan amarah yang meledak.

"Brengsek kau Yuta!"

Bugh! Dowoon memukul lelaki jepang ini dengan kesetanan. Matanya memerah dan rahangnya mengeras.

"Sialan! Hei singkirkan dia dariku!" temannya langsung menarik Dowoon menjauh dan memukulinya habis-habisan.

"Pegang tangannya! Ini tidak akan lama Dowoon. Hanya mematahkan tulangmu saja" Yuta menggulung lengannya dan memegang tangan Dowoon.

"Tidak! Lepaskan aku! Kau brengsek Yuta!" Dowoon berteriak dengan keras. Tetapi percuma saja karena tidak ada seorangpun disini.

Dowoon terus berusaha menghentikan kelakuan bejat Yuta yang ingin mematahkan tangannya. Dia menangis berharap seseorang menolongnya sekarang ini. Dia menutup mata dan berdoa agar Wonpil atau siapapun datang kesini.

Dia terus menutup matanya dengan erat, hingga...

"Hei lepaskan dia anak kecil!" teriak seseorang dengan camilan yang ada ditangannya.

Semua orang yang ada disana melirik ke sumber suara. Yuta kesal karena kegiatannya diganggu.

"Tidak ada urusannya denganmu Ahjussi" balasnya.

"Tentu saja ada. Kalian mengganggu pejalan kaki sepertiku. Kalian semua brisik"

Dowoon kaget melihat orang yang berada tidak jauh didepannya. Dengan penampilan yang sudah berantakan dia terus menatapnya. Sedangkan yang ditatap mulai mendekat kearah gerombolan ini.

"Hah kalian keras kepala sekali. Kalau seperti ini aku harus menelfon temanku dikepolisian untuk mengusir kalian" lelaki ini mengambil ponsel.

"Kau pikir kami takut dengan ancamanmu? Aku tahu kau hanya pura-pura agar kita pergi bukan?" Yuta menatap remeh lelaki didepannya.

"Aku tidak suka berbohong. Dan untuk apa mengancam anak kecil seperti kalian? Buang waktu saja" dia menempelkan ponsel ditelinganya.

"Hai Lee, bisakah kau mengirimkan anak buahmu? Disini ada keributan" ucapnya lalu mengubah ke mode speaker.

"Kau dimana? Beritahu saja alamatnya, mereka akan segera kesana" Yuta yang mendengar itu langsung melotot.

"Sialan! Urusan kita belum selesai Yoon!" mereka langsung pergi begitu saja.

Dowoon berdiri dan merapikan penampilannya. Menatap sebentar lelaki yang sudah menolongnya. Dia berjalan menjauh.

"Hei kau tidak lupa bukan kalau aku baru saja menyelamatkan nyawamu?" tanyanya sambil mengunyah camilan.

M E M O R I E S ▪︎JAEPIL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang