"Bagaimana kata dokter?"tanya ibunya nia dan pasti ibunya juga.
"Dokternya belum keluar tante. nia masih ditangani di dalam"jawab fathir.Sedangkan papanya nia ia masih betah memperhatikan wajah pemuda itu setiap inci nya seolah-olah tidak boleh ada yang terlewatkan satu bagianpun.'apa mungkin dia itu putraku yang selama ini aku cari,tapi mana mungkin dia kan udah gak ada'pikir nya tanpa mengalihkan pandangannya dari pemuda itu.
"Om maaf,kenapa om liatin saya kaya gitu"ucap fathir yang mulai risih karna di perhatikan tanpa hentinya.
Suara fathir mampu membuat alfaro papahnya tersadar dan mengalihkan pandangannya dari fathir.
"Ahh iya maaf nak.bagaimana nia gak apa kan?"tanya papahnya.
"Permisi.apakah ini dengan keluarga saudari nia?"tanya dokter yang tiba-tiba keluar dari ruang UGD yang ditempati oleh nia.
"Iyya saya papahnya dok.bagaimana keadaan anak saya dok?"tanya papahnya.
"Ibu dan bapak mari ikut saya ke ruangan"ucap dokter itu langsung berjalan dan segera diikuti oleh kedua orangtuanya nia.fathir yang mengerti pun menyimpulkan bahwa keadaan nia begitu parah.
Ia masih terdiam disana hingga ia baru mengingat belum mengabari tina sahabat nia.
Fathir segera mencari kontak tina setelah menemukannya ia segera memencet tombol telpon."Hallo fathir gimana keadaan nia sekarang?dia baik-baik aja kan?apa kata dokter?"tanya tina beruntun.
"Gue gak tau sih gimana keadaan nia sekarang karna gue belum masuk keruangannya yang pasti dia udah di tangani dokter"jawab fathir jujur.
"Lo udah kasih tahu orangtua nia?"tanya tina lagi.
"Udah kok mereka ada lagi di ruangan dokter"jawab fathir.
"Yaudah gue tutup ya soalnya udah bel nih ntar gue nyusul ke sana.di rumah sakit apa?"tanya tina sebelum menutup telpon nya.
"Rumah sakit Peduli kasih"jawab fathir.
"Ah iya nanti gue dateng"ucap tina dan langsung di tutup karna ada guru yang masuk.
Fathir menunggu suster kelua dan tak lama suster itu keluar.lantas fathir segera mendekati suster itu.
"Sus apa boleh saya masuk?"tanya fathir dengan ramah.
"Silahkan namun hanya beberapa menit saja karna pasien harus di pindahkan ke ruang inap"jawab suster itu tak kalah ramah.
"Baiklah sus saya permisi dulu mau masuk"ucap fathir sopan.
"Iyya silahkan pak"respon suster itu.
Fathir segera melangkahkan kakinyamasuk kedalam.Ia berjalan menuju brankar rumah sakit yang terdapat nia disana dengan mata terpejam yang begitu tenang dan damai.Ia segera mendekat dan duduk di kursi yang berada di sisi kanan nia.
"Kamu kuat ya dek abang janji bakalan selalu jaga kamu"ucap fathir sembari mengusap kepala nia dengan begitu lembut.
"Abang keluar dulu semoga cepet sembuh ya dek"ucap fathir dan segera melangkahkan kakinya keluar.
-----------------
"Apa dok kanker otak?"ucap alfaro yang begitu terkejut.apalagi aritayang sudah mengeluarkan air mata ketika mendengar kenyataan itu.
"Benar pak bu.ini di sebabkan karna benturan yang keras tepat mengenai di bagian otaknya,dan saudari nia sudah menginjak ke stadium dua.jika tidak ditangani lebih lanjut maka akan membuat hidupnya terancam"jelas dokter tersebut.
"Saya mohon dokter berapapun saya akan baya namun selamatkan putri saya dokter,,hiks,,,hiks"ucap arita memohon sambil terisak.
"Iya bu pak saya akan berusaha semaksimal mungkin"ucap dokter itu.
"Yasudah dokter kami permisi dulu kami mau menemui putri kami"kata alfaro.
"Iya silahkan pak bu,ah iya untuk sementara saudari nia akan dirawat inap beberapa hari ini"ucap dokter yang lebih muda dari alfaro.
"Iya dokter apapun yang terbaik dilakukan agar putri saya kembali normal"balas alfaro.
Keduanya keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju pemuda yang masih setia duduk di kursi tunggu didepan ruang inap nia.
"Loh nak kamu belum pulang ?emang gak ke sekolah lagi?"tanya arita mamah nia.
"Nggak tante karna udah tanggung sebentar lagi juga bakalan bubar"jawabnya jujur.
"makasih ya nak udah nganterin nia kesini"kata arita lagi.
"Sama-Sama tante saya ikhlas kok bantu nia"balas fathir tulus."kalo boleh tahu.nia sakit apa ya tante?"tanya fathir begitu penasaran karna Ia melihat arita saat keluar dari ruangan dokter terlihat begitu terpuruk.
"Karna tante yakin kamu anak yang baik.tante akan beritahu asal kamu jangan beritahu teman-teman nia ataupun nianya.tante takut kalo mereka tahu mereka akan menjauhi nia tante gak mau itu terjadi"jelas arita.
"Iya tante saya akan merahasiakan ini"balas fathir.
"Nia mengidam penyakit kanker otak stadium dua"ucap arita yang langsung menunduk setelahnya.
"Innalillahi tante serius?"tanya fathir terkejut.
"Iya kamu bisa bantu kami buat jaga nia kan?"kini alfaro yang berbicara.
"Insyaallah om saya akan selalu jaga nia.lagi pun saya udah menganggap nia adik saya sendiri"balasnya sambil tersenyum penuh arti.
"Saya percayakan semuanya kepada kamu"respons alfaro.
"Baik om saya akan jaga kepercayaan om"balas fathir.
"Yasudah kita masuk ke dalam mungkin nia udah bangun"ajak arita.
📌📌📌
Jan lupa pencet bintangnya para readersss😆
Jan lupa juga buat komentar bila menurut kalian ada kesalahan😊
Thank you for reading😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ALLAH [On Going]
General FictionBUDAYAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR DAHULU!! "Bukan keinginanku tuk pergi,hanya saja keadaan yang memaksaku" ~Vania Azzahra Alfaro~ "Lo cuma sayang bukan cinta sama gue, Lantas untuk apa gue berharap lebih dari lo!BODOH!!!" ~Ag...