"Maaf, aku telat."
New memutar malas matanya dan berjalan meninggalkan Tay yang baru saja sampai, "Au, tunggu aku!"
"Maafkan aku, aku lupa kalau ada berkas yang harus aku urus," ucap Tay sambil menyamakan langkahnya dengan New.
"Kalau tidak bisa menepati janji, jangan dibuat." New kesel dengan Tay karena New dibuatnya harus menunggu selama 2 jam tanpa kabar sama sekali.
New memasuki salah satu restaurant dessert yang terkenal, "Maafkan aku ya?" New menatap Tay dengan malas lalu melihat ke arah menu.
"New," panggil Tay sedangkan New tidak menjawab atau melihat ke arah Tay.
"Ne--"
"Diam atau aku pulang?" Tay langsung terdiam dan menghela nafasnya pasrah, padahal baru semalam New bersikap lembut dengannya tapi sekarang dia kembali menjadi macan, "kau mau pesan apa?"
Tay menatap New sedangkan New memutar matanya malas, "Err.. Matcha cake saja."
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pesanan mere--New datang. Tay tercengang melihat berbagai piring yang berbeda di atas meja, sebab selain piring yang berisi matcha cake miliknya terdapat tiga piring dengan jenis dessert yang berbeda.
"Kau bisa menghabiskan itu semua?" tanya Tay pada New yang sudah mulai memakan strawberry cheesecakenya.
New hanya mengangguk puas karena ini adalah surga baginya, "Kalau kau tidak mau matcha cakemu berikan saja padaku."
"Tidak! Kau sudah memesan tiga piring, apa itu tidak cukup?"
"Aku bisa menghabiskan lebih dari ini tapi aku kasihan dengan dompetmu," ucap New dengan santai, Tay hanya mengelengkan kepalanya melihat New.
Perasaan Tay saat ini seperti taman bunga yang sedang mekar walaupun New tidak banyak bicara dengannya tapi menurut Tay ini sudah lebih dari cukup. Selama waktu berjalan, Tay hanya melihat New dengan senyum yang menghiasi mukanya.
"Kenapa kau melihatku sambil tersenyum seperti itu?"
Tay tersadar dan langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Um.. A-aku, kau lucu tidak!"
"Apa sih? Aku gak lucu?" tanya New sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Tidak! Kau lucu kok!" ucap Tay spontan, Tay bisa merasakan mukanya yang memanas.
New terkekeh melihat reaksi Tay padahal dia sedang menggoda Tay dengan pertanyaan itu, pria berkulit tan itu hanya menunduk malu tetapi hatinya sedang berteriak karena ini pertama kali New memberi reaksi seperti ini.
"New," panggil Tay sedangkan New hanya melihat ke arahnya, "apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Maksudnya?"
"Apa kita pernah bertemu sebelum meeting waktu itu?"
New terdiam, dia tidak pernah berpikir kalau Tay akan bertanya hal ini, "Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Ini sedikit aneh tapi saat aku melihatmu di meeting itu, seakan aku pernah melihat mata dan tatapanmu sebelumnya," jawab Tay.
New menggeleng kepalanya, "Gimana bisa kita bertemu sebelumnya, aku aja baru pertama kali bertemu denganmu waktu itu."
Tay hanya menganggukkan kepalanya sedangkan New mengehela nafasnya lega karena Tay tidak bertanya lebih lanjut. New sudah menyembunyikan identitasnya bertahun-tahun dan belum ada yang pernah tau bahkan Puimek, adik New sendiri tidak tau kegiatan kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN(TER) - TayNew
FanficNew Thitipoom adalah seorang street painter yang hobi menyusahkan orang lain. Dibalik kegiatannya itu dia memiliki alasan sendiri yang membuatnya melakukan hal itu secara illegal hingga dia bertemu Tay Tawan yang notabene adalah seorang CEO. New yan...