Berkumpul dengan keluarga adalah hal yang menyenangkan tetapi bagi New itu bukanlah hal yang menyenangkan baginya, karena keluarganya sendiri yang membuat New tidak merasakan kehangatan saat berkumpul. Berbeda saat New berkumpul dengan keluarga Krist, dia merasakan kehangatan dalam keluarga Krist.
"Kau siap?" tanya Krist.
"Siap tak siap juga kau akan tetap menyeretku." New memutar matanya malas, Krist hanya terkekeh dan membuka pintu besar berwarna putih di hadapan mereka.
Seluruh pasang mata yang ada di ruangan itu menatap New dan Krist yang baru saja memasuki ruangan itu, mereka duduk di kursi kosong yang berada di sebelah Puimek. Pertemuan ini adalah pertemuan keluarga New saja, Krist hadir karena permintaan New untuk menemaninya di setiap pertemuan yang diadakan.
"Selalu saja telat," sindir wanita tua yang duduk di ujung meja, dia adalah nenek New dan Puimek.
"Sudahlah, Mom." bela seorang pria paruh baya, "New pasti sibuk dengan kerjaannya, mari kita mulai aja makan malamnya."
"Pekerjaan apa? Perusahaan aja dipegang oleh adiknya."
New hanya duduk diam sambil mengepal tangannya mendengar ucapan sang nenek, Krist berdehem keras karena dia tau jika sahabatnya ini sedang berusaha keras untuk tidak melawan sang nenek.
Paman New melihat ke arah Krist dan paham dengan maksud Krist, "Sudah, mari makan."
Semua orang menikmati makan malamnya dalam diam tanpa ada yang memulai pembicaran, suasana seperti ini adalah hal yang paling dibenci oleh Krist tapi dia tidak bisa mengeluh karena ini bukan keluarganya.
"Jadi Joss, kapan kamu dan Mook menikah?" tanya sang nenek.
Joss memegang tangan Mook lalu tersenyum ke sang nenek, "Mungkin tahun depan, Grannie."
Sang nenek hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lalu menatap New dengan tatapan sinis, "Tidak seperti seseorang yang selalu saja membawa temannya di setiap pertemuan keluarga."
"Jangan-jangan Krist adalah pacarmu, Fang pasti kecewa padamu," lanjut sang nenek.
Bruak
New membanting meja dan menatap lurus ke piringnya, "Jangan pernah bawa ibuku dalam setiap masalah."
"Lihat dirimu yang kurang ajar, pasti Fang le-"
"Sudah ku katakan jangan bawa-bawa ibuku!" geram New yang menatap neneknya dengan penuh emosi, "setiap kali aku membawa Krist di setiap pertemuan bukan karena dia pacarku melainkan dia satu-satunya orang yang aku percaya, bukan seperti seorang pengkhianat yang membawa seseorang yang seharusnya bukan miliknya."
Pandangan New beralih ke sepupunya, Joss. Dia menatap Joss dengan tatapan emosi dicampur kecewa lalu dia kembali menatap sang nenek, "Kalau di setiap pertemuan anda hanya ingin menyindirku, lebih baik mulai sekarang aku tidak perlu datang ke sini lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PAIN(TER) - TayNew
FanfictionNew Thitipoom adalah seorang street painter yang hobi menyusahkan orang lain. Dibalik kegiatannya itu dia memiliki alasan sendiri yang membuatnya melakukan hal itu secara illegal hingga dia bertemu Tay Tawan yang notabene adalah seorang CEO. New yan...