Gera bernafas lega melihat Flora dan kedua sahabatnya beralih ke dapur. Selain kesal karena godaan Romy padanya, dia juga risih akan hadirnya Jimmy yang sinis sekali padanya. Belum juga menikah dengan Flora, Jimmy sudah mengibarkan bendera perang padanya. Tidak tahu juga apa yang harus diperangi.
"Gila, asik banget lo bakal jadi ipar gue!" Romy mencolek bahu Gera senang. Memang seluruh keluarga Flora turut senang atas berita nikahnya mereka berdua.
"Apanya yang asik? Gue maunya balik ke Aussie."
"Ngapain? Udah putusin aja sih Bella, cakepan juga adek gue kemana-mana!"
"Berat, Rom, lo tau sendiri gimana sayangnya gue ke Bella."
"Ck! Kalo lo bukan temen kecil gue, pasti udah gue hajar habis lo." Romy mendelik sinis ke arah Gera. Gimana pun juga Flora sepupunya, tetapi Gera juga sahabatnya. Pernikahan mereka didasari perjodohan. Jadi Romy tidak menyalahkan 100% perasaan Gera tersebut.
"Tapi lo bisa jaga adek gue, kan? Jangan hamilin dia loh!"
"Ah! Geli gue, Rom! Gairah gue tuh cuma buat Bella!"
"Duh, gue lebih geli dengernya." Romy mendecak kesal. "Eh tapi, Flora udah tau lo berdua dulu gimana?"
Gera menggeleng sekilas. "Dia masih 4 tahun, lupa semuanya dia."
"Wah! Kalo dia inget, mungkin bisa loncat-loncat histeris kali ya?"
"Gak tau deh, tapi adek lo liarnya masih sama. Awal ketemu aja udah minta anak." Romy tertawa lepas mendengarnya.
"Seriusan? Duh, dia kalo tau lo sama dia dulu gimana, bisa-bisa langsung ditarik ke hotel kali ya?"
"Aduh gak tau deh, adek lo tingkahnya macem-macem."
"Kan emang gitu dari dulu, lo masih inget kan dia gimana?"
"Masih."
"Gue sih harapnya lo berdua langgeng, jangan sampe cerai. Cuma lo yang bisa sabar ke dia kayaknya."
"Gue aja mau belajar meditasi gara-gara adek lo! Pusing gue!" Lagi-lagi Romy tertawa keras sembari memegang perutnya. Matanya terpejam menghalangi air mata yang ingin mengalir.
"Eh tapi gue rasa, si Jimmy temennya Flora, naksir deh sama adek gue."
"Emang. Keliatan kok."
"Ya, kan? Lo gak cemburu?" Gera mengernyit lalu menggeleng tegas.
"Kenapa gue harus cemburu? Lo gila?" Romy menghirup napasnya lalu membuangnya kasar.
"Suatu saat gue bakal tanya pertanyaan yang sama dan lo pasti kasih jawaban yang berbeda, gue yakin."
"Duh, Rom, lo kebanyakan main film jadi hidupnya drama kayak gini."
"Sana samperin Flora, ajak balik. Gue mesti ke lokasi syuting satu jem lagi nih." Tidak ada protes, Gera segera beranjak dan menghampiri ketiganya.
"Intinya gue gak suka lo sama Gera! Dia gak bener!"
Gera mengernyit heran saat namanya ikut disebut. Jadi sedari tadi mereka membicarakan dirinya? Dan kalau Gera bisa menduga pembicaraan mereka, Jimmy pasti melarang Flora untuk menikah dengannya. Tetapi Flora menolak. Dan semua ini Jimmy lakukan karena dia menyukai Flora, sementara Flora tidak peka. Sungguh drama anak SMA.
"Terus maksudnya lo lebih bener dari gue? Lo suka sama Flora?"
Seketika suasana mendadak hening. Gera berdiri menyandari dinding dengan kedua tangan bersedekap. Menatap Jimmy yang juga menatapnya penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage as Her 17th Birthday Gift
Romance"Apa ini mimpi? Bukan, pasti bukan mimpi! Kenapa gue diundang ke pernikahan gue sendiri?" Flora syok berat setelah mendapat hadiah ulang tahun yang ke-17 dari orang tuanya, berupa undangan pernikahan Flora Prasaja & Gera Armanto. Yap, itu namanya se...